Syiir Abu Thalib memuji Nabi Muhammad. Foto: dutaislam.or.id. |
Oleh M Abdullah Badri
Dutaislam.or.id - Kitab berjudul Asnal Mathalib fi Najati Abi Thalib ini dikarang oleh Syaikh Zaini Dahlan khusus sebagai kitab yang membantah kekafiran Abu Thalib, paman Nabi Muhammad Saw.
Syaikh Zaini Dahlan setuju dengan pendapat Al-Qarafi bahwa Abu Thalib bukan saja tidak kafir, tapi ia beriman secara lahir dan bathin (hlm: 67). Hanya saja, karena alasan yang sah, ia tidak mengikuti syariat yang berlaku (furu').
Baca: Download PDF Kitab Karya Syaikh Zaini Dahlan Mufti Makkah
Bagaiman Abu Thalib disebut kafir sementara ia adalah orang yang sangat mencintai Nabi Muhammad Saw., yang menyaksikan khawariqul adat dari Nabi sejak beliau masih ghulam (remaja).
Suatu kali, saat Abu Thalib bersama Nabi Muhammad Saw. di suatu tempat jauh dari Makkah, karena lapar, ia mengatakan kepada Nabi. Tapi Nabi Muhammad Saw. tenang, dan tanpa terduga, muncul dari jari-jarinya beliau tetesan air yang sangat banyak hingga bisa diminum bersama.
------
IDENTITAS KITAB (PDF):
Judul: Asnal Mathalib fi Najati Abi Thalib
Penulis: Syaikh Zaini Dahlan
Tebal: 156 halaman
Penerbit: Darul Imam Nawawi (Amman, Yordania) - Penerbit Khusus Menolak Ajaran Wahabi
-------
Begitu juga Nabi. Beliau sangat mencintai Abu Thalib, hingga tahun wafatnya, tahun 10 dari kenabian, dijadikan sebagai ammul azmi (tahun berduka) bersamaan dengan tahun wafatnya istri beliau, Khadijah.
Baca: Jual Kitab Kuning Makna Gandul Pesantren dan Buku Bertema Islam Lainnya
Saking cintanya Nabi Muhammad Saw. kepada pamannya itu, suatu kali, saat beliau berdoa ke langit meminta hujan karena ada seorang a'rabi yang datang meminta supaya didoakan turun hujan lantaran kemarau panjang.
Apa kata Nabi usai berdoa dan hujan turun dengan?
"Andai saja Abu Thalib melihat ini, ia akan bahagia". Nabi Muhammad Saw. ingat, kejadian hujan langsung turun usai Nabi berdoa pernah terjadi di masa Abu Thalib masih hidup. Ini syiir yang ditulis Abu Thalib:
وأبيض يُستسقى الغمـــام بوجهه - ثِمالُ اليتامى عصمة للأرامل
Artinya:
Wajahnya memutih (gembira) begitu mendung menghujani (bumi). Ia adalah anak yatim yang karena -tsimalnya (mukjizatnya)- menjadi pelindung para janda (orang lemah).
Syiir-syiir yang ditulis Abu Thalib untuk memuji Nabi dikaji sangat panjang oleh pelopor kitab siroh Nabi, yakni Ibnu Ishaq. Ibnu Katsir juga mengkajinya. Semua syai'ir pujian Abu Thalib kepada Nabi Muhammad Saw. berjumlah lebih dari 80 bait.
Baca: Daftar Kitab Karya Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki (PDF Download)
Semua syairnya sebagai pengantar bahwa Abu Thalib tidak pernah mendustakan apa yang dikatakan oleh "ibnu akhi"-nya itu.
ما كذب إبن أخي قط
Artinya:
"Keponakanku tidak pernah sekalipun berbohong".
Demikian kata Abu Thalib saat sebagian besar kaum Qurays mengadu bahwa keponakannya dianggap menyakiti orang-orang Arab.
Kitab Asnal Mathalib ini juga meluruskan logika rancu sebagian umat Islam yang menyatakan bukti kafirnya Abu Thalib dengan hadist Nabi Muhammad bahwa pamaannya itu akan masuk neraka, tapi karena syafaat Nabi Muhammad Saw., Abi Thalib diringankan siksanya.
Semua itu, kata Syaikh Zaini Dahlan, justru menunjukkan bahwa Abu Thalib adalah seorang yang beriman. Pasalnya, Al-Qur'an menegaskan, orang kafir tidak bisa mendapatkan syafaat. La tanfa'uhum syafataus syafi'in.
Artinya, bila Abu Thalib mendapatkan jaminan syafaat, berarti dia tidak kafir. Demikian salah satu konten dalam kitab Asnal Mathalib karya Syaikh Zaini Dahlan. [dutaislam.or.id/ab]