Cover Kitab Fasholatan KHR. Asnawi Kudus. Foto: dutaislam.or.id. |
Oleh Alaik Ridhallah
Dutaislam.or.id - Kitab Fasholatan ini dikarang oleh ulama al-alim al-allamah, yang terkenal di negeri ini. Beliau juga salah satu pendiri organisasi keagamaan terbesar Nahdlatul Ulama (NU) sekaligus tokoh pejuang kemerdekaan dari Kudus, yakni Kiai Haji Raden (KHR) Asnawi.
KHR. Asnawi atau yang akrab disapa Mbah Asnawi juga merupakan pendiri Madrasah Qudsiyyah Kudus, yang usianya kini mencapai 100 tahun (1 abad).
Baca: 57 Kitab Makna Jenggot PDF dalam Satu Flashdisk
Fasholatan yang ditulis menggunakan Bahasa Jawa dengan aksara Arab Pegon, menjadikan kitab Fasholatan ini mudah dipahami. Kitab ini adalah salah satu dari banyak kitab yang dikarang Kiai Asnawi. Awal dalam dalam kitabnya yang terdapat petuah yang berbentuk syiiran berjumlah 10 bait, dan berada di halaman 2, yang diberi judul Khuthbah Kitab. Adapun bunyinya:
"Khutbah Kitab Fasholatan"
Alhamdulillah sekehe Puji # Ingkang kagungan kang moho suci
Shalat wah salam ing kanjeng Nabi # Kabeh kawulo wargo shohabi
Waba'du para ingkang nglakoni # Shalat lan lafadz biso maknani
Ikilah kitab anerangaken # Lafadz lan makna den angen-angen
Maring liyane iya anutur # Dungo wiridan ingkang wus masyhur
Namane kitab Fashalatane # Poro ulama guru-gurune
Ikilah kitab aja do mamang # Iku wus bener aja sumelang
Kang ora duwe tukuho wani # Senajan larang regane wani
Duwit kang gawe tuku dak ilang # Kaweruh hasil bodone kurang
Bondo kang gawe lakon ma'siyat # Den siksa besok ana akhirat
(Ketikan M. Rikza di WA)
Dalam syiir tadi, mbah Asnawi mengajak pembaca untuk bersyukur dan memuji kepada Allah Swt., shalawat dan kepada baginda Nabi Muhahammad Saw., keluarga dan sahabat-Nya.
Masih dalam kuthbah kitabnya-nya, Mbah Asnawi mengingatkan orang yang mengerjakan shalat untuk jangan hanya melafalkan saja tapi harus mengangan-angan (bacaan dalam shalat) dengan maknanya.
Dengan adanya kitab ini semoga bisa untuk dipelajari karena mudah dipahami. Dia juga menganjurkan supaya doa-doa wiridan biasanya dibaca setelah shalat yang sudah tidak asing di telinga itu diangan-angan maknanya.
Baca: Kumpulan Link Download Kitab Makna Pesantren
Dalam pungkasan khuthbah kitab-nya, penulis Kitab Fasholatan menekankan bagi yang tidak punya kitab dipersilakan untuk membeli walaupun harganya mahal. Kalaupun mahal tidak akan rugi karena ilmu yang manfaat didapatkan akan lebih daripada uang yang dikeluarkan. Daripada mengeluarkan uang yang digunakan untuk maksiat, nanti mendapat siksa di akhirat.
"Sholat adalah tiangnya agama (Islam) dan barang siapa yang mendirikan shalat maka termasuk orang yang mendirikan agama, dan barang siapa meninggalkan shalat maka ia telah merusak-merobohkkan agama".
Itu merupakan sebuah hadits Rasulullah Saw. Pelaksanaan ibadah Shalat merupakan urgen dalam keseharian, karena termasuk bagian salah satu dari rukun Islam yang jumlahnya lima. Dalam pelaksaannya dikemas dan ditata sedemikian rupa, dengan bacaan-bacaan dan gerakan-gerakan yang khusus.
=======
IDENTITAS KITAB:
Nama Kitab : Fasholatan (PDF)
Pengarang : KHR.Asnawi Al-Qudsy
Penyusun : Minan Zuhry Asnawi
Penulis : Rodhi Arif
Penerbit : Perc.Menara Kudus
Tahun : 1375 H.
Tebal : 100 hlm.
Ukuran : 17 cm x 11,5 cm
Link Download : Kitab Fasholatan PDF
=======
“Orang yang melakukan shalat-fardhu lima waktu dalam sehari semalam, Rasulullah mengumpamakan bagaikan sungai yang mengalir airnya di depan rumah salah satu dari kalian dan dapat mandi mandi lima kali dalam sehari-semalam maka akan dihapus semua dosa-dosanya. “Sholat berjamaah lebih utama daripada shalat sendirian, selisih 27 derajat pahalanya”
Ungkapan-ungkapan yang dituangkan dalam muqaddimah tadi dinukil penulis Kitab Fasholatan (PDF) dari hadits Rasulullah Saw.
Disampaikan mbah Asnawi, bahwasannya beruntunglah orang-orang yang mengerjakan ibadah-shalat apalagi dilakukan secara berjamaah (bersama-sama) di masjid maupun mushalla karena ia akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda.
Bagi yang tidak mengerjakan, maka termasuk golongan orang yang sangat rugi. Dalam akhir muqaddimah kitab ini, mbah Asnawi menekankan kepada kaum muslimin dan muslimat supaya mengajarkan putra-putrinya dan dilatih ibadah sejak dini.
Sesuai madzhab yang dianut mbah Asnawi, kitab Fasholatan kebanyakan besar dinukil dari kitab-kitab fiqh dan lain-lain yang dikarang oleh ulama-ulama yang bermadzhab Syafi'i.
Sesuai namanya, "Fasholatan", kitab ini isinya menerangkan tata cara melaksanakan shalat. Tidak hanya masalah shalat saja, namun juga beberapa ibadah yang berkenaan dengan shalat, seperti adzan sebelum shalat. Ini bisa dilihat di halaman 2.
Baca: Toko Kitab Makna Pesantren dan Makna Jenggot
Setelah itu, ada penjelasan tentang wudlu dan hal-hal yang membatalkannya, lalu bab tayammum, shalat-shalat sunnah, baca-bacaan doa wirid dan masih banyak lagi tentang faidah-faidah yang diterangkan di dalamnya.
Pada halaman 14 sampai dengan 33, Kitab Fasholatan menerangkan bab shalat. Mulai dari awal; tentang syarat, rukun shalat, cara-caranya takbiratul ikhram, i'tidal, sujud dan lain-lain. Masih pada halaman yang sama, Fasholatan menulis wiridan (doa-doa) yang umumnya orang lakukan setelah menjalankan shalat.
Kitab Fasholatan Kiai Asnawi ini cocok bagi orang yang sedang mempelajari ibadah, khususnya untuk anak-anak yang mempelajari ibadah sebelum mereka beranjak mempelajari kitab-kitab Fasholatan selanjutnya yang berbahasa Arab (gundul). Sangat praktis mengingat Kitab Fasholatan ini dicetak hanya 100 halaman dengan ukuran kertas minimalis dan muat di kantong saku baju.
Tertulis dalam sampul dalam penyusunnya adalah Minan Zuhri Asnawi. Ia adalah cucu dari Mbah Asnawi. Sudah menjadi hal yang biasa dalam dunia pesantren atau Madrasah Diniyyah, seorang santri akan mencatat apa yang diungkapkan oleh kiainya. Namun dalam halaman akhir bagian pojok kiri bawah, yang menuliskan kembali dalam bentuk kitab ini adalah saudara Rodhi Arif.
Kekurangan dan Kelebihan Fasholatan
Disusun dengan menggunakan tulisan arab pegon dan berbahasa Jawa, kitab ini dirasa kurang sesuai bagi orang yang belum terbiasa atau belum mempelajari tulisan arab pegon ini. Apalagi orang yang tidak bisa berbahasa jawa, akan terasa menyulitkannya.
Namun ini bisa disiasati dengan menterjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia dan menggunakan tulisan latin. Seyogyanya ditambah dengan mencantumkan daftar isi akan mempermudah pembaca dalam melihat isinya.
Kitab kecil yang sangat luar biasa isi ilmunya ini akan selalu dibuat pegangan dalam ibadah-shalat kaum muslimin, sekaligus mewarnai khazanah dalam buku agama yang sudah lumayan tua di negeri ini.
Meskipun sekarang kitab semacam dan sejenis ini sudah banyak beredar di publik, namun kitab mbah Asnawi inilah yang tertua, bahkan bisa jadi yang pertamakali mengenalkan ibadah shalat dan lain-lain menggunakan bahasa yang mudah dipahami.
Seperti di halaman di awal, dimama Kitab Fasholatan ini dibuka dengan syiiran Khuthbah Kitab, dalam halaman akhir juga ditutup dengan syi'iran yang berjumlah 11 nadhom/bait.
Bedanya, nadham itu menerangkan isi-isi petuah tentang kandungan ayat-ayat Al-Qur'an, mulai dari jumlah ayatnya, perintah (fardlu, sunnah, haram), larangan, ancaman, cerita-cerita dan lain-lain. [dutaislam.or.id/ab]
Keterangan:
Resensi kitab ini pernah dimuat di Blog Catatan Hidup, tahun 2016. Dimuat ulang karena sudah kadung diedit oleh panitia lomba Resensi Kitab Kuning 2020 Periode I dan ternyata, setelah diinvestigasi, diambil full dan dikirim sebagai naskah lomba atas nama Millatur Rohman (Demak). Jangan diulangi yah.