Iklan

Iklan

,

Iklan

At-Tadzhib (PDF), Kitab Penjelas Dalil Matan Ghoyah Taqrib (PDF)

29 Mei 2020, 08:27 WIB Ter-Updated 2024-08-15T18:01:15Z
Download Ngaji Gus Baha
download pdf kitab matan ghoyah wat taqrib
Cover Kitab At-Tadzhib fi Matan Ghoyah Taqrib Abi Syuja'. Foto: dutaislam.or.id.

Oleh A. Saepul Munir

Dutaislam.or.id - Ada hal yang unik dari tradisi keilmuan para ulama. Ketika ada sebuah kitab matan yang menarik maka munculah kitab yang memberikan komentar atau penjelasan terhadap kitab tersebut yang masyhur disebut kitab syarah. 

Dari kitab syarah itulah bermunculan kitab hasyiyah, yakni kitab yang memberikan penjelasan yang lebih luas mengenai kandungan kitab syarah. Baca: Flashdisk Isi Kitab Kuning PDF 3000 Judul Lebih

Sebaliknya, ketika ada kitab yang memberikan penjelasan dengan pembehasan yang cukup luas, maka muncul kitab ringkasan dari kitab tersebut yang biasa disebut dengan kitab mukhtashor.

Di antara kitab matan yang banyak memunculkan kitab syarah adalah kitab Matan Ghoyyah wa Taqrib atau yang lebih populer dengan nama Matan Abi Syuja'. Kitab Matan Ghoyyah wa Taqrib disusun oleh Ahmad bin Husain bin Ahmad al Ashfihani (434-500 H). 

Kitab Matan Ghoyyah wa Taqrib termasuk kitab fiqh madzhab Syafi'i terbaik dalam bentuk dan kandungannya. Semua bab fiqh, ketentuan hukum, permasalahan ibadah, mua'amlah dan yang lainnya termuat dalam kitab Matan Ghoyyah wa Taqrib ini. Bahasa yang digunakannya pun mudah untuk dipahami. 

Beberapa kitab syarah dari kitab Matan Ghoyyah wa Taqrib adalah kitab Fathul Qorib karya Syekh Muhammad bin Qasim al-Ghazziy (918 H/1512 M), Al-Iqna' fi Hall alfadz Abi Syuja' karya Imam Muhammad bin Muhammad al-Khatib as-Syarbini (977 H / 1570 M) dan At Tadzhib fi Adillatil matnil Ghoyyah wat Taqrib karya Dr. Musthofa Dib Al Bugho.


Dr. Musthofa Dib Al Bugho dalam muqodimahnya menjelaskan bahwa kitab Matan Ghoyyah wa Taqrib hanya menjelaskan hukum-hukum fiqh tanpa menyertakan dalilnya. Sementara para pelajar pada masa itu ada kecenderungan ingin memahami hukum-hukum fiqh disertai dengan dalilnya. Oleh karena itulah Dr. Musthofa Dib Al Bugho menyusun kitab ini.

Kitab At Tadzhib fi Adillati Matnil Ghoyyah wat Taqrib memuat tentang dalil-dalil naqli dari hukum-hukum fiqh yang dijelaskan dalam Kitab Matan Ghoyyah wa Taqrib berupa ayat Al-Qur’an, Hadits dan Atsar para sahabat. 

Meski demikian, dalam beberapa pembahasan Dr. Musthofa Dib Al Bugho kadang juga beristidlal dengan dalil aqli (rasional) seperti yang beliau jelaskan ketika mengomentari redaksi matan:

وَشَرَائِطُ وُجُوْبِ الْقِصَاصِ أَرْبَعَةٌ: أَنْ يَكُوْنَ الْقَاتِلُ بَالِغًا عَاقِلًا

"Syarat wajib qishos ada empat; pembunuhnya berstatus baligh (dewasa) dan beraqal".

Qishos merupakan sanksi yang bersifat badaniyah dan hanya dilaksanakan berkaitan dengan adanya tindak kriminal. Sementara tindak kriminal hanya dilakukan oleh yang baligh (dewasa) dan berakal. Sehingga tindak kriminal yang pelakunya masih di bawah umur atau orang yang tidak waras tidak dianggap tindak kriminal yang tidak mengakibatkan wajibnya qishos.

========
IDENTITAS KITAB:
Judul Kitab: At Tadzhib fi Adillatil matnil Ghoyah wat Taqrib
Penulis: Dr. Musthofa Dib Al Bugho
Penerbit: Dar Ibnu Katsir
Tebal: 285 halaman (PDF)
Size total: 7,47 MB
Link download PDF: 
2. Terjemah Kitab Matan Ghoyah wat Taqrib 10 Juz (Juz 1, Juz 2, Juz 3, Juz 4, Juz 5, Juz 6, Juz 7, Juz 8, Juz 9, Juz 10)
========

Di beberapa pembahasan Dr. Musthofa Dib Al Bugho juga beristidlal menggunakan metode analogi (qiyas). Seperti yang beliau jelaskan ketika mengomentari redaksi matan:

وَلَايُعْفَى عَنْ شَيْءٍ مِنَ النَّجَاسَاتِ إِلَّا الْيَسِيْرَ مِنَ الدَّمِّ وَالْقَيْحِ وَمَالَانَفْسَ لَهُ سَائِلَةٌ: إِذَا وَقَعَ فِي الْإِنَاءِ وَمَاتَ فِيْهِ فَاِنَّهُ لَايُنَجِّسُهُ

"Tidak ada najis yang ditolerir kecuali yang kuantitasnya sedikit dari varian darah, nanah dan bangkai yang tidak memiliki darah yang mengalir: ketika bangkai yang tidak memiliki darah tersebut masuk di dalam bejana/ tempat air dan mati, maka tidak berakibat membuat najis air yang ada dalam bejana tersebut".

Ketentuan di atas berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Abi Hurairah RA. sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda:

إِذَا وَقَعَ الذُّبَابُ فِي إِنَاءِ أَحَدِكُمْ فَلْيُغْمِسْهُ ثُمَّ لْيَطْرَحْهُ فَاِنَّ فِي أَحَدِ جَنَاحَيْهِ شِفَاءً وَفِى الْأَخَرِ دَاءً

"Ketika ada lalat masuk ke dalam bejana milik salah satu satu diantara kalian, maka tenggelamkanlah lalat tersebut kemudian buanglah!, karena salah satu dari kedua sayapnya mengandung penawar/obat sementara yang satunya mengandung racun". 

Semua bangkai hewan yang tidak memiliki darah mengalir dianalogikan dengan lalat yang dimuat dalam redaksi hadits di atas, sehingga ketentuan hukumnya (najis yang ditolerir) disamakan dengan lalat.

Sebagian besar dalil yang dipaparkan dalam Kitab At Tadzhib fi Adillati Matnil Ghoyyah wat Taqrib bersumber dari kitab-kitab madzhab Syafi’i. Hanya saja Dr. Musthofa Dib Al Bugho menegaskan, ketika menemukan dalil yang statusnya lebih kuat dan lebih jelas, maka Dr. Musthofa Dib Al Bugho akan menggunakan dalil tersebut.

Meskipun Kitab At Tadzhib fi Adillati matnil Ghoyyah wat Taqrib kajiannya berfokus terhadap dalil/ sumber hukum mengenai permasalan fiqh yang ada dalam Matan Abi Syuja', namun pada beberapa pembahasan Dr. Musthofa Dib Al Bugho melakukan tarjih terhadap pendapat yang dianggap lemah yang dimuat dalam Matan Abi Syuja'. 


Di antaranya, dalam Matan Abi Syuja', niat keluar dari shalat dikategorikan bagian dari rukun shalat. Tentang hal itu, Dr. Musthofa Dib Al Bugho menegaskan bahwa pendapat yang paling shohih (ashoh); niat keluar dari sholat bukan merupakan bagian dari rukun shalat. 

Kitab At Tadzhib fi Adillatil matnil Ghoyyah wat Taqrib juga dilengkapi dengan beberapa penjelasan redaksi matan dan beberapa definisi istilah fiqh yang menurut Dr. Musthofa Dib Al Bugho dianggap penting untuk dijelaskan.
Bagian terpenting dalam kitab At Tadzhib fi Adillati Matnil Ghoyyah wat Taqrib adalah sistematika penjelasan mengenai dalil/sumber hukumnya disertai keterangan sumber referensinya. 

Dalil berupa ayat Al Qur'an diberi keterangan nama surat dan ayatnya, dalil berupa hadits akan disertai keterangan sumber lengkap dengan nomer haditsnya. Untuk lebih jelasnya mari kita perhatikan kutipan Kitabis Shiyam yang terdapat dalam kitab At Tadzhib fi Adillatil matnil Ghoyyah wat Taqrib.  

كتاب الصيام
وَشَرَائِطُ وُجُوْبِ الصِّيَامِ ثَلَاثَةُ أَشْيَاءَ

الأصل في فرضية الصوم مطلقا قوله تعالى: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ. ) البقرة : 183( [كُتِبَ : فُرِضَ] 

   وبخصوص رمضان قوله تعالى : " شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ ۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۖ ") البقرة : 185(

  وأحاديث، منها : قوله صلى الله عليه وسلم للأعربي الذي سأله: أخبرني ماذا فرض الله من الصوم؟ فقال : ( صيام رمضان) رواه البخاري (1792) و مسلم (11)


Hal ini tentunya akan mempermudah bagi pembacanya untuk melakukan crosscheck atau yang ingin mengetahui mengenai detailnya dalil yang digunakan dengan merujuk kepada kitab-kitab tafsir atau kitab syarah hadits. 

Sementara dalil yang merujuk pada kitab madzhab disertai dengan nama kitab dan halamannya, meskipun terkadang dalam beberapa pembahasan penyusun tidak mencantumkan sumber kitabnya.

Kitab At Tadzhib fi Adillatil matnil Ghoyyah wat Taqrib sangat penting untuk dipelajari baik untuk tingkat pemula maupun lanjutan. 

Pemahaman mengenai dalil (sumber) hukum dari masalah fiqh akan memberikan kontribusi dalam peningkatan pengamalan beragama yang sesuai dengan ketentuan syariat baik untuk diri sendiri maupun untuk dipublikasikan, apalagi saat ini semua orang -bukan hanya para pelajar (santri)- memiliki kecenderungan untuk mengetahui dalil permasalahan fiqh. [dutaislam.or.id/ab]

A. Saepul Munir, tinggal di Subang

Iklan