Cover Kitab An-Nahwul Wadhih Ali Jarim. Foto: dutaislam.or.id. |
Oleh Faiq Aminuddin
Dutaislam.or.id - Kadang kita bisa lebih memahami suatu teori atau kaidah bila sudah diberi contoh. Begitu juga saat kita mempelajari ilmu tata bahasa Arab atau nahwu. Contoh merupakan bagian penting yang dapat mempermudah pemahaman.
Pada umumnya, kitab-kitab nahwu menyajikan contoh setelah menguraikan pengertian dan atau penjelasan suatu kaidah. Berbeda dengan kitab nahwu pada umumnya, Kitab An-Nahwul-Wadhih menyajikan banyak contoh baru kemudian mengantarkan pembaca untuk menyimpulkan suatu kaidah atau pengertian berdasarkan contoh-contoh tersebut.
Kitab An-Nahwul-Wadhih disusun oleh Dr Ali Jarim dan Dr Musthofa Amin sebagai kitab tentang kaidah bahasa Arab yang dikhususkan untuk pelajar atau santri madrasah tingkat pertama (Madrasah Ibtidaiyah). Karena itulah, bahasa dalam kitab ini relatif singkat dan pendek, sehingga lebih mudah dipahami. Di Indonesia, Juz I dari kitab An-Nahwul-Wadhih ini pernah juga dijadikan sebagai buku pelajaran Ilmu Nahwu kelas empat Madrasah Diniyah (Madin) Awwaliyah di daerah Demak.
Sebagaimana buku pelajaran, kitab ini dilengkapi dengan serangkaian latihan (tamrin). Bentuk tamrin pada Kitab An-Nahwul-Wadhih sangat beragam, sesuai dengan materi. Misalnya, pada materi tentang kalimat (jumlah mufidah), tamrin ke-1 berupa perintah untuk membaca kembali contoh (amstsilah) dan menghitung jumlah kata pada setiap contoh tersebut.
Tamrin ke-1 ini tentu saja lebih tepat bila dilaksanakan dalam bentuk tes lisan. Tamrin ke-1 ini mengajak pelajar untuk kembali mengenali berbagai jenis kata yang tertulis dalam daftar contoh yang sudah dipelajari.
Pada tahap selanjutnya, yaitu pada tamrin ke-2, pelajar diajak mengenali berbagai jenis kata pada daftar kalimat baru yaitu dengan perintah; bacalah kalimat-kalimat di bawah ini dan kemudian jelaskanlah masing-masing kata yang terdapat pada kalimat-kalimat tersebut. Tamrin ke-2 ini juga lebih tepat dilaksanakan dengan teknik tes lisan.
Setelah tes/tamrin pengenalan, pada tamrin ke-3 Kitab An-Nahwul-Wadhih menuntut pelajar untuk dapat membedakan antara kalimat sempurna (jumlah mufidah) dan kalimat yang belum sempurna atau menggantung.
Adapun pada tamrin ke-4, pelajar diminta untuk latihan membuat kalimat sempurna secara bertahap. Pada tahap awal (tamrin ke-1) pelajar cukup mengisi titik-titik dengan kata yang sesuai sehingga terbentuk kalimat sempurna.
Pada tahap selanjutnya (tamrin ke-5), pelajar dituntun untuk latihan membuat kalimat sempurna sederhana (hanya terdiri dari dua kata). Sedangkan pada tamrin ke-6, pelajar diajak latihan membuat kalimat yang terdiri dari tiga kata atau lebih.
Dengan pola penyajian seperti diuraikan di atas, Kitab An-Nahwul-Wadhih cocok bila digunakan untuk mengajarkan keterampilan membaca dan menulis Bahasa Arab sesuai dengan kaidah Nahwu-Sharaf. Sebagai akibatnya, kitab ini mungkin terasa kurang padat.
Kitab tentang kaidah-kaidah bahasa Arab ini tidak hanya berisi kaidah-kaidah Ilmu Nahwu saja, tapi juga dilengkapi beberapa kaidah Ilmu Sharaf seperti pembagian fi'il berdasarkan waktunya (madli, mudhari' dan amr).
Kitab yang diterbitkan kembali pada tahun 1983 M atau 1403 H ini menuntun pelajar secara bertahap untuk terbiasa membaca tulisan Arab gundul (tanpa syakal/harakat). Semula, pada contoh, pembahasan, kaidah, dan latihan materi pertama, semua disajikan dengan syakal atau harakat yang hampir lengkap. Pada materi-materi selanjutnya, kelengkapan syakal atau harakat dikurangi sedikit demi sedikit.
Pada Juz II, daftar contoh (amtsilah) dan kaidah masih disajikan lengkap dengan syakal atau harakat. Akan tetapi, tulisan pada bagian pembahasan dan tamrin/latihan sudah seperti kitab gundul, hanya ada beberapa syakal atau harakat pada kata-kata khusus yang bisa menyebabkan kerancuan seperti fi'l mabni majhul.
=======
IDENTITAS KITAB:
Judul Kitab : An-Nahwul-Wadhih
Penulis : Ali Jarim dan Musthofa Amin
Penerbit :
Tahun terbit : 1983 M / 1403 H
Tebal : 431 halaman (3 juz)
Ukuran : 129 × 162 mm
Ukuran file : 6,2 MB
Link Download PDF: Nahwul Wadhih fi Qowaid Lughah Arabiyyah
=======
Adapun pada Juz III, daftar contoh (amtsilah) dan kaidah semakin jarah syakal atau harakatnya kecuali pada bagian-bagian tertentu seperti bunyi akhir kata yang dapat memperjelas status i'rabnya. Sedangkan pada bagian pembahasan dan tamrin atau latihan sudah seperti layaknya kitab gundul; tanpa harakat atau syakal.
Materi pertama pada kitab an-Nahwul Wadhih adalah tentang kalimat sempurna atau jumlah mufidah. Sebagai kitab dengan metode induktif, muallif langsung menyajikan serangkaian contoh;
البُسْتَانُ جَمِيْلٌ
الشَمْسُ طَالِعَةٌ
شَمَّ عَلِيٌّ وَرْدَةً
قَطَفَ مُحَمّدٌ زَهْرَةً
السَّمَكُ يَعِيْشُ فِي المَاءِ
يَكْثُرُ النَّخِيْلُ فِي مِصْرَ.
Jadi, kalimat sempurna (jumlah mufidah) harus mengandung makna yang dapat dipahami oleh lawan bicara. Satu kata saja, biasanya tidak dapat menyampaikan makna yang dapat dipahami oleh lawan bicara secara sempurna.
Setelah penjelasan singkat, muallif menyajikan beberapa kaidah yang merupakan kesimpulan dari pembahasan (bahts) terhadap serangkaian contoh (amtsilah). Misalnya, pada materi jumlah mufidah diatas, muallif menyajikan dua kaidah:
- Susunan/serangkaian kata yang dapat memberikan makna/faedah yang sempurna disebut jumlah mufidah atau kalam.
- Jumlah mufidah kadang tersusun dari dua kata dan kadang juga tersusun lebih dari dua kata. Setiap kata pada jumlah mufidah merupakan bagian dari kalimat tersebut.
Kitab dengan tebal 431 halaman ini terdiri dari 3 juz. Pada bagian awal, Kitab An-Nahwul-Wadhih Juz I (halaman 1 -- 88) berisi pengantar muallif (penyusun kitab) dan petunjuk tentang cara belajar. Adapun materi nahwu dimulai dengan kaidah atau batasan kalimat (jumlah), kemudian dilanjutkan dengan unsur-unsur penyusun kalimat.
Setelah menguraikan unsur penyusun kalimat yaitu kata (kalimah), Fi'il, Fa'il, Maf'ul bih, Mubtada' Khobar, kalimat verba (jumlah fi'liyah), kalimat nomina (jumlah ismiyah), i'rab fi'li mudhori', kana dan inna wakhwatuha, i'rab jar bagi ism, dan na'at.
Adapun Kitab An-Nahwul-Wadhih Juz II (halaman 91 -- 249) berisi tentang kesehatan/keshahihan fi'il, mabni-mu'rob, bina', i'rab, kesehatan fi'il mudhori' dan ism, i'rab nashob dan jazm fi'l mudhori', af'alul khomsah, ism mufrod mutsanna dan jamak, idhofah, asma'ul khomsah, tanda ta'nist pada fi'l dan ism, nakiroh-ma'rifat, 'alam, dhomir, ism maushul, ism isyaraoh, naibul fa'il, ma da ma, maf'ul muthlaq, maf'ul liajlih, serta dhorf zaman dan makan.
Adapun Kitab An-Nahwul-Wadhih Juz III (halaman 250 -- 423) berisi kaidah-kaidah yang lebih rinci tentang mubtada'-khobar, mashdar muaawwal, hamzahnya anna/inna, fi'l shohih-mu'tal, dhohim, isnadnya i'l pada dhomir, mujarad-mazid, hamzah washal-qoth', lazim-muta'addi, ta'diyatul-fi'l, ism fa'il, ism maf'ul, mustatsna, hal, tamyiz, munada, kata anti-shorf, na'at haqiqi-sababi, tawkid, 'athf, perpbedaam wawu 'athf dan wawu ma'iyah, badal, dan istifham serta latihan (tamrin) umum. Sedangkan bagian akhir kitab ini (halaman 424 -- 431) berisi daftar isi (fihris) dari masing-masing juz.
Di Indonesia, Kitab An-Nahwul-Wadhih pernah juga dicetak dan diterbitkan oleh salah satu penerbit kitab di Surabaya menjadi 3 jilid yang terpisah dengan soft cover, satu jilid untuk masing-masing juz. Adapun Kitab An-Nahwul-Wadhih terbitan Darul Fikr ini dicetak dan dijilid menjadi satu jilid dengan hard cover yang berisi tiga juz.
File PDF Kitab Nahwu Wadhih dari kitab ini dapat diunduh di SINI, walaupun ada beberapa halaman yang kurang rapi posisinya, file pdf ini sangat dapat mempermudah pembaca yang tidak mempunyai kitab versi An-Nahwul-Wadhih cetak. Sebagaimana kebanyakan file PDF dari kitab-kitab klasik berbahasa Arab, file PDF ini juga tidak berbentuk teks sehingga kita tidak bisa memanfaatkan fitur find/search teks.
Beberapa kitab An-Nahwul-Wadhih dan terjemahannya juga diiklankan di toko online dengan harga yang sangat terjangkau; hanya belasan ribu per jilid/juz versi Arab dan dua puluh ribu rupiah per jilid/juz terjemahan. [dutaislam.or.id/ab]
Keterangan:
Resensi ini disertakan dalam Lomba Menulis Resensi Kitab Kuning Periode II tahun 2020, kerjasama Unisnu Jepara dan Duta Islam.
Faiq Aminuddin, pelayan pelajar Irsyaduth Thullab Tedunan, Wedung, Demak