Cover Kitab Qatrun Nada. Foto: dutaislam.or.id. |
Oleh Faiq Aminuddin
Dutaislam.or.id - Tidak seperti Matan Jurumiyah dan Nahwul-Wadhih yang materi pertamanya adalah kalam atau jumlah, materi pertama kitab Qotrun Nada adalah الكلمة (kata). Syaikh Abu Muhammad bin Abdullah bin Yusuf bin Hasyim Al-Anshori, muallif kitab ini, memulai materi dengan bagian terkecil atau penyusun dari Kalam yaitu الكلمة (kata). Beliau lahir pada tahun pada tahun 708 H, wafat pada tahun 761 H dan terkenal sebagai allamah pada bidang nahwu. Bahkan Ibnu Khaldun pun memujinya.
Kitab yang dicetak dan diterbitkan kembali oleh Darul Wathan pada tahun 1420 H ini menggunakan bahasa yang singkat dan padat sehingga cocok untuk pemula. Kemudahan ini didukung juga dengan contoh yang langsung disebut sehingga kaidah yang dijelaskan terasa lebih konkrit.
Muallif menjelaskan bahwa الكلمة (kata) merupakan ucapan tunggal, yaitu ism, fi'l dan hurf. Dengan penjelasan seperti ini, pembaca tidak diarahkan untuk memikirkan ta'rif atau pengertian dari الكلمة (kata), sebaliknya malah diarahkan untuk melihat langsung bentuk الكلمة (kata), yakni ism, fi'l dan hurf.
Selanjutnya, muallif memperjelas bahwa ism dapat dikenali dengan "al" seperti dalam kata الرجل. Ism juga dapat dikenali dengan tanwin seperti dalam kata رَجُلٍ. Dengan penyebutan dua contoh yang berbeda tapi serupa ini, pembaca dapat menyimpulkan bahwa kata الرجل dan رَجُلٍ dan sejenisnya, merupakan contoh dari ism kalimah ism.
Sebelum membahas tentang i'rab dan pembagiannya, kitab dengan tebal 40 halaman ini sudah terlebih dahulu mengenalkan istilah mu'rab dan mabni dengan menjelaskan bahwa ism terbagi menjadi dua; mabni dan mu'rab. Penjelasan mu'rob dan mabni ini mengarahkan pembaca untuk memperhatikan bunyi akhir setiap kata.
Begitu juga ketika menjelaskan pembagian fi'l, muallif juga menyebutkan bahwa bina' fi'l madli adalah fathah seperti ضربَ, yang bila bertemu dengan wawu jama', maka harakat fathah pada huruf ba' berubah menjadi dhammah seperti ضربُوا. Bila bertemu dengan dhamir rafa' mutaharrik, maka harakat pada huruf ba' berubah menjadi sukun seperti ضربْتُ.
Salah satu keistimewaan kitab ringkas ini adalah penyajian contohnya yang dikutip langsung dari Al-Quran. Hal ini sangat mempermudah bagi pelajar muslim, terutama yang non Arab, pelajar Indonesia seperti kita. Mempelajari kata-kata atau kalimat-kalimat yang sudah tidak asing tentu lebih menarik daripada mempelajari kata-kata atau kalimat-kalimat yang sangat asing.
Setelah menjelaskan ism, fi'l dan hurf beserta pembagian, ciri dan contoh-contohnya, muallif baru menjelaskan bahwa Kalam merupakan lafadz yang berfaedah, terdiri setidaknya dari dua ism seperti زيد قائم atau satu ism dan satu fi'l seperti قام زيد.
=======
IDENTITAS KITAB:
Nama Kitab : Matan Qotrun Nada Wa Ballus Shoda
Penulis : Jamaluddin Abu Muhammad Abdullah bin Yusuf bin Hasyim Al-Anshori
Mushohih' : Abul Hasan Ali bin Salim Bawazir
Penerbit : Darul Wathan Riyadh
Tahun : 1999 M / 1420 M (cetakan I)
Tebal : 40 halaman
Ukuran kertas : 145 x 132 mm
Ukuran file : 588,6 KB
Link Download PDF: Matan Qotrun Nada Wa Ballus Shoda
=======
Walaupun sudah dikenalkan istilah mu'rab dan mabni, mungkin akan lebih jelas bila pada pasal i'rab, muallif menjelaskan bahwa i'rab merupakan perubahan akhir kata dan dilengkapi dengan contoh, sebagaimana pada Kitab Nibrosiyahnya Mbah Kiai Bisyri Mushtofa Rembang; جاء زيدٌ, رأيت زيداً, مررت بزيدٍ. Dengan ketiga contoh tersebut, Mbah Bisyri mempertegas bahwa i'rab adalah perubahan akhir kata karena suatu sebab.
Sebagai kitab ringkas, penjelasan tentang alamat i'rab juga menarik dan agak berbeda dengan kitab nahwu lainnya. Pada Kitab Matan Jurumiyah misalnya, setelah menjelaskan pengertian dan pembagian i'rab, Syaikh Sonhaji menjelaskan bahwa i'rab rafa' yang mempunyai empat tanda, yaitu dhommah, wawu, alif, serta nun. Masing-masing tanda tersebut berlaku pada jenis kata yang berbeda-beda. Materi ilmu nahwu bagian ini seringkali membuat bingung para pelajar pemula.
Bagi pemula, tentu lebih mudah mengingat satu tanda umum bagi masing-masing i'rab daripada mengingat beberapa tanda untuk masing-masing jenis i'rab, ditambah lagi untuk masing-masing jenis kata.
Sebagai kitab untuk pemula, secara singkat muallif Kitab Matan Qotrun Nada langsung menyebutkan bahwa secara umum, tanda i'rob rafa' adalah dhummah, tanda i'rab nashab adalah fathah, tanda i'rab Jar adalah kasroh dan tanda i'rab jazm adalah sukun. Setelah itu baru memperjelas dengan pengecualian, bahwa tanda i'rab untuk asmaus sittah adalah wawu, alif dan ya'; wawu sebagai tanda rafa', alif sebagai tanda nashab dan ya' sebagai tanda jar. Adapun tanda i'rab untuk mutsanna adalah alif dan ya', sedangkan untuk jama' mudzakkar salim adalah wawu dan ya'.
Untuk menjelaskan tanda i'rab nashab jama' muannas salim yang unik; harakat kasrah (tidak fathah), muallif mengambil contoh dari Al-Qur'an, yaitu kata السماواتِ dan النبتاتِ. Bagi pelajar yang sering mendengar atau membaca Al-Quran tentu akan merasa janggal bila mendengar atau membaca kata السماواتَ dan النبتاتَ (yang dibaca fathah huruf terakhirnya). Rasa janggal itu bisa memperkuat ingatan bahwa tanda i'rab untuk jama' muannats salim adalah kasroh.
Walaupun hanya terdiri dari 40 lembar, isi kitab ini lumayan lengkap dan rinci. Pembahasan dimulai dari pengertian kalimah dan pembagiannya, tanda-tanda ism dan fi'l, tanda-tanda hurf, pengertian kalam, macam-macam i'rab, i'rab asmaus sittah, mutsanna dan jama' mudzakar salim, i'rab jama' muannats salim dan ma la yunsharif, al-amstiah al-khamisah (pada kitab nahwu yang lain sering disebut dengan af'alul khomsah), mawadli'u taqdirul kharakat, i'rab fi'l mudhori', yang menashabkan fi'l mudhori', yang menjazmkan fi'l mudhori', nakiroh-ma'rifat, dhamir dan pembagiannya, ism 'Alam dan pembagiannya, ism isyarah, maushul, idhafah, mubtada'-khobar, kana-inna-dhonna wa akhawatuha, fa'il, naibul fa'il, isytighal, tanaju', maf'ul bih dan munada, tarkhim dan istigotsah, maf'ul muthlaq dan maf'ul lah, maf'ul fih dan maf'ul ma'ah, hal dan tamyiz, mustastna, ism yang mahfudz dan jenis-jenisnya, ism fi'il, mashdar dan ism fa'il termasuk mujarrad dan mitsal (mubalaghah), ism maf'ul, shifat musyabahah, ism tafdhil (super-hiperlatife), tawabi'(na'at, taukid, athaf, badal), 'adad, kata yang tidak dapat ditashrif, waqf, dan hamzah washal.
Daftar materi tersebut dapat dilihat pada bagian fihris di halaman terakhir (halaman 38--40). Adapun beberapa halaman depan Kitab Matan Qotrun Nada ini dilengkapi dengan pengantar atau muqaddimah yang ditulis oleh Abul Hasan Ali bin Salim Bawazir.
Kitab Matan Qotrun Nada wa Ballus Shoda terbitan Darul Wathan ini ditulis dengan harakat yang lengkap serta menebalkan kata-kata khusus sebagai penekanan. Hal ini tentu dapat mempermudah pembaca dalam belajar dan muroja'ah.
Adapun materi ilmu nahwu yang lebih lengkap diuraikan oleh muallif pada kitab syarahnya dengan judul yang sama: Syarah Qotrun Nada wa Baslush Shoda yang lebih tebal, 566 halaman. [dutaislam.or.id/ab]
Keterangan:
Resensi ini disertakan dalam Lomba Menulis Resensi Kitab Kuning Periode II tahun 2020, kerjasama Unisnu Jepara dan Duta Islam.
Faiq Aminuddin, pelayan pelajar Irsyaduth Thullab, Tedunan, Wedung, Demak.