Iklan

Iklan

,

Iklan

Asal Mula Kacang Adas dalam Tafsir Al-Qur'an

Duta Islam #07
3 Des 2020, 00:18 WIB Ter-Updated 2024-08-17T20:50:04Z
Download Ngaji Gus Baha
kacang adas adalah sejenis sayur mayur dari asia
Sejarah kacang adas dalam tafsir al qur'an. Foto: istimewa

Dutaislam.or.id - Kata 'adas merupakan kata benda. Bentuk satuannya adalah 'adasah atau 'Adas yaitu nama tumbuh-tumbuhan sejenis kapas, ditanam dari biji yang dapat dimakan juga.

Di dalam istilah Indonesia disebut juga 'kacang adas'. Kacang adas berasal dari Asia, sekarang sudah dapat tumbuh di berbagai wilayah dunia. Muhammad Farid Wajdi di dalam Da'irah Al-Ma'arif Al-Qarn Al-'lsyrin menyebutkan bahwa 'adas (kacang adas) itu tergolong sayur-mayur yang banyak tumbuh di tanah Arab (Timur Tengah). 

Para petani menganggap 'adas sebagai salah satu menu makanan mereka yang utama. Kacang adas banyak ditanam di daerah pedalaman yang banyak airnya dan sedikit sekali ditanam di daerah pantai. Penyiraman tanaman ini dilakukan dengan sistem irigasi. Dalam waktu bersamaan biasanya, kacang adas ditanam dengan gandum.


Di dalam Al-Qur'an, kata 'adas hanya disebut satu kali, yakni di dalam QS. Al-Baqarah: 61, di dalam bentuk kata benda tunggal. Disebutkan bahwa kata' adas berkaitan dengan kerewelan umat Nabi Musa (Bani Israil). Mereka mengadakan eksodus besar-besaran menyeberangi Laut Merah. 

Di dalam perjalanan menuju Tanah Harapan, tanah Kan'an (Palestina), di dalam kondisi sulit di tengah gurun itulah mereka meminta hal-hal yang sulit didapat atau dipenuhi. Mereka menginginkan hal-hal, makanan, dan kebutuhan sehari-hari seperti yang telah mereka dapatkan di tanah Mesir dahulu. 

Di dalam surat tersebut digambarkan mereka tidak tahan lagi bersama Nabi Musa karena hanya dengan satu macam makanan saja. Oleh karena itu, mereka mendesak Nabi Musa agar memohon kepada Tuhan supaya mereka memperoleh apa yang tumbuh di bumi, seperti sayur-mayur ketimun, bawang putih, kacang adas, dan bawang merah.

QS. Al-Baqarah ayat 61

وَإِذْ قُلْتُمْ يَا مُوسَىٰ لَنْ نَصْبِرَ عَلَىٰ طَعَامٍ وَاحِدٍ فَادْعُ لَنَا رَبَّكَ يُخْرِجْ لَنَا مِمَّا تُنْبِتُ الْأَرْضُ مِنْ بَقْلِهَا وَقِثَّائِهَا وَفُومِهَا وَعَدَسِهَا وَبَصَلِهَا ۖ قَالَ أَتَسْتَبْدِلُونَ الَّذِي هُوَ أَدْنَىٰ بِالَّذِي هُوَ خَيْرٌ ۚ اهْبِطُوا مِصْرًا فَإِنَّ لَكُمْ مَا سَأَلْتُمْ ۗ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ وَالْمَسْكَنَةُ وَبَاءُوا بِغَضَبٍ مِنَ اللَّهِ ۗ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ كَانُوا يَكْفُرُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ النَّبِيِّينَ بِغَيْرِ الْحَقِّ ۗ ذَٰلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ

Secara kontekstual, QS. Al-Baqarah ayat 61 itu berbicara mengenai peringatan terhadap orang Yahudi di Madinah atas nikmat-nikmat Allah yang telah dikaruniakan kepada nenek moyang mereka Bani Israil, terutama pengikut Nabi Musa dan mengingatkan kembali akan watak buruk mereka agar jangan ditiru atau diulang lagi.[dutaislam.or.id/ka

Sumber: 
Ensiklopedia Al-Qur'an, Kajian Kosakata, Jilid: I, hlm: 4, ditulis oleh  Ahmad Asymuni.

Iklan