Iklan

Iklan

,

Iklan

Janji Harus Ditepati Menurut Tafsir Al-Qur'an

Duta Islam #07
17 Des 2020, 18:56 WIB Ter-Updated 2024-08-17T20:52:57Z
Download Ngaji Gus Baha

Janji harus ditepati
Arti kata janji. Foto: istimewa


Dutaislam.or.id - Kata 'ahdan ( عَهْدًا ) adalah bentuk dasar (mashdar) dari kerja 'ahida - ya' hadu - 'ahdan. Menurut Ibnu Faris, kata 'ahida berakar pada huruf-huruf 'ain ( عَيْنْ ), ha' ( هَاء ), dan dal ( دَالْ ), yang bermakna pokok memelihara sesuatu dan membuat perjanjian. Dari makna ini terbentuk makna leksikal pengetahuan, wasiat, perjanjian, sumpah, dan waktu.


Al-Ashfahani menulis, kata 'ahdan ( عَهْدًا ) mengandung makna memelihara sesuatu dan memerhatikannya dari waktu ke waktu yang lain. Perjanjian disebut 'ahdan karena ia wajib dipelihara. Dari sini lahir term Al - 'Ahd Al-Qadim yang berarti "Kitab Perjanjian Lama (Taurat)" dan Al'Ahd Al-Jadid yang berarti "Kitab Perjanjian Baru (Injil)". Perjanjian Allah dapat berupa perjanjian berdasarkan akal, perintah Al- Qur'an dan Sunnah Rasulullah saw., dan juga dapat berupa pembenahan atas diri sendiri. 


Baca: Jadilah Pemaaf Antar Sesama Manusia


Kata 'ahdan ( عَهْدًا ) yang berdiri sendiri di dalam satu redaksi terulang sebanyak empat kali pada dua surat, yaitu (QS. Al- Baqarah: 80 dan 100) serta (QS. Maryam:78 dan 87). Penggunaan kata 'ahdan Pada (QS. Al- Baqarah: 80), adalah dalam konteks pembicaraan tentang janji Allah dalam kaitannya dengan kesombongan orang-orang Yahudi. Firman Allah swt.,


قُلْ أَتَّخَذْتُمْ عِنْدَ اللَّهِ عَهْدًا فَلَنْ يُخْلِفَ اللَّهُ عَهْدَهُ ۖ أَمْ تَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ...


Artinya:

" ... Katakanlah: "Sudahkah kamu menerima janji dari Allah sehingga Allah tidak akan memungkiri janji-Nya, ataukah kamu hanya mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?"


Al-Maraghi mengartikan 'ahdan dengan wahyu atau berita dari Allah yang mutlak kebenarannya. Mufasir ini menjelaskan bahwa di sini terkandung dua pertanyaan. Yang satu, Apakah Tuhan kamu telah menjanjikan hal tersebut kepada kamu?". Seandainya memang demikian niscaya Allah tidak akan mengingkari janji-Nya. Yang lain, 'Apakah perkataan tersebut kamu sendiri yang membuatnya lalu mengaku dari Allah?". Padahal kamu sendiri tidak mengetahui hal tersebut. Jadi kenyataannya, perkataan orang-orang Yahudi bahwa mereka sekali-kali tidak akan disentuh api neraka, kecuali selama beberapa hari saja menurut mereka hanya tujuh hari - bukan merupakan janji Allah. Oleh karena itu, perkataan atau pengakuan mereka di dalam hal ini adalah bohong sama sekali, yang sengaja mereka buat-buat lantaran ingin menonjolkan diri sebagai anak-anak Tuhan dan kekasih-Nya.


Kata 'ahdan pada (QS. Al-Baqarah: 100), juga menunjukkan makna 'janji'. Firman Allah swt mengatakan.


أَوَكُلَّمَا عَاهَدُوا عَهْدًا نَبَذَهُ فَرِيقٌ مِنْهُمْ


Artinya:

Patutkah [mereka ingkar kepada ayat-ayat Allah], dan setiap kali mereka mengikat janji, segolongan mereka melemparkannya?)


Mayoritas mufasir memahami 'ahdan di sini ialah janji kaum Yahudi terhadap kenabian Muhammad saw. sebab kata yang dipakai adalah fariq, yang menunjukkan bilangan sedikit. Padahal kenyataannya, orang yang menolak atau mengingkari janji adalah mayoritas (banyak) di kalangan mereka, sedangkan yang beriman memang sangat sedikit.


Untuk kata 'ahdan yang terdapat pada (QS. Maryam: 78 dan 87), digunakan di dalam arti perjanjian (di sisi Tuhan). Yang pertama, di dalam kaitannya dengan orang kafir yang menyatakan bahwa mereka pasti diberi harta dan anak-anak pada hari kiamat. Padahal, ia sekali-kali tidak melihat yang gaib atau tidak membuat perjanjian di sisi Tuhan. Adapun yang kedua (QS Maryam: 87), penggunaan kata 'ahdan dengan makna perjanjian (di sisi Tuhan) adalah berkaitan dengan orang-orang durhaka yang tidak berhak mendapat syafaat kecuali yang telah mengadakan perjanjian di sisi Tuhan. [dutaislam.or.id/ka]


Sumber: 

Ensiklopedia Al-Qur'an, Kajian Kosakata, Jilid: I, hlm: 11-12-13, ditulis oleh Muhammadiyah Amin


Iklan