Makam Mbah Abdus Salam Raguklampitan, Batealit, Jepara. Foto: dutaislam.or.id. |
Dutaislam.or.id - Letak makam Mbah Abdus Salam sekarang berada di kompleks Ponpes Dzilalul Qur'an (Putra dan Putri), Raguklampitan, Rt. 17 Rw. 14, Kecamatan Batealit, Jepara, asuhan KH. Hasyim Sila Al-Hafidz.
Untuk menuju ke sana (pakai mobil), Anda harus melewati beberapa kompleks ponpes sejak pintu masuk. Saat tim Pemburu Makam berziarah ke sana pada Jumat sore, 25 Desember 2020, ada banyak santri putri yang menyilakan masuk dan membuka gerbang. Anda akan dibimbing hingga lokasi makam.
Mbah Abdus Salam sendiri warga asli Raguklampitan. Menurut keterangan Kang Luqman, warga Lampitan, Mbah Abdus Salam hidup sekitar tahun 1700an, setelah era Mbah Bokor (asal Pajang) yang hidup di awal-awal Kerajaan Mataram Islam didirikan (dan disebut sebagai guru spiritual Panempahan Senopati, yang memang berkawan akrab dengan orangtuanya).
Baca: Makam Mbah Jayeng Kusumo, Tempur, Sumberrejo, Donorojo
Menurut keterangan Kiai Hasyim Sila, nama shahib makam tersebut dulu dikenal dengan Mbah Abdullah Salam. Tapi, sejak ada perwakilan dari masyarakat setempat yang sowan ke Habib Luthfi bin Yahya untuk menashih, nama sebenarnya disebut dan dikoreksi beliau sebagai Mbah Abdus Salam. Bukan Abdullah Salam.
Habib Luthfi tidak berkenan menceritakan siapa sosok Mbah Abdus Salam tersebut. Utusan dari Raguklampitan yang sowan itu pun sempat setengah didukani (dimarahi) Abah Luthfi ketika menanyakan silsilah dan sejarahnya. Beliau mengatakan, "jangan dulu lah".
Makam Mbah Abdus Salam Raguklampitan, Batealit, Jepara (tampak dari luar). Foto: dutaislam.or.id. |
Sejak Kiai Hasyim menempati ponpes pada 2013, makam Mbah Abdus Salam sudah menjadi polemik: beliau wali atau orang shalih saja? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, beberapa orang sowan ke sesepuh agama, termasuk ke Mbah Usman, Bulung, Kudus (masih keluarga dengan Kiai Mustamaruddin Kudus).
Menurut Mbah Usman, Mbah Abdus Salam adalah seorang waliyullah. Walau begitu, masih ada saja kelompok lain yang saat ziarah bukannya membaca Al-Qur'an melainkan membakar menyan. Haul Mbah Abdus Salam dilaksanakan tiap bulan Sya'ban. [dutaislam.or.id/ab]