3 makna aqaba. Foto: istimewa |
Dutaislam.or.id - Di dalam Al-Qur'an terdapat beberapa makna yang disandang oleh kata 'aqaba (عقب)dan turunannya:
1. Balasan, ada dua macam balasan, yaitu balasan baik yang biasanya disebut pahala dan balasan buruk yang biasanya disebut siksa. Makna balasan baik, ats-tsawabu al-khair terdapat pada kata 'uqba (عُقْبَى)- yang disebut di dalam QS. Ar-Ra'd: 22, 24, 42 dan Qs. Al-Kahfi: 44 dan kata 'aqibah (عاقبة)- yang pada umumnya dikaitkan dengan al-a'mal ash-shalihat (perbuatan-perbuatan yang baik) yang dilaksanakan secara maksimal dan bernilai tinggi.
Sebagai contoh di dalam (QS. Al-Hajj: 41) yang berbicara mengenai tindakan-tindakan menyeluruh yang dilakukan oleh orang yang telah mempunyai kedudukan yang mantap atau mapan di dunia. Tindakan-tindakan yang dimaksud ialah melaksanakan shalat yang berdimensi ritual, membayar zakat yang berdimensi ritual sekaligus sosial, dan amar ma'ruf nahi munkar yang berdimensi sosial.
Adapun yang bermakna balasan yang buruk adalah kata 'uqba (عُقْبَى)yang terdapat di dalam (QS. Ar-Ra'd: 35) dan (QS. Asy-Syams : 15); kata 'aqibu (عَاقِبُوا) yang terdapat di dalam (QS. An-Nahl: 126); kata 'aqaba (عقب) yang terdapat di dalam (QS. Al-Hajj: 60), dan kata 'aqibah (عَاقِبَةُ) seperti yang terdapat pada (QS. Ali 'Imran: 137), (QS. Al-An'am: 11), serta (QS. Al-A'raf: 86 dan 103).
Apabila diperhatikan susunan kalimat yang digunakan pada ayat-ayat tersebut dapat dikatakan bahwa kata 'uqba (عُقْبَى) dan 'aqibah (عَاقِبَةُ) apabila berdiri sendiri (tanpa dikaitkan dengan kata atau sesuatu yang negatif), dipakai khusus untuk menunjuk kepada balasan baik atau pahala. Di dalam struktur semacam ini kata 'aqibah (عَاقِبَةُ) senantiasa diikuti oleh lam lil-milk (huruf yang menunjukkan pemilikan).
Lain halnya apabila dikaitkan dengan kata atau sesuatu yang negatif, yakni dengan menjadikannya sebagai kata majemuk (idhafah), baik sebagai unsur mudhaf maupun sebagai unsur mudhaf ilaih, maka kata tersebut kadang-kadang merujuk pada arti al-'uqubah (balasan buruk atau siksaan). Sebagai contoh, (QS. Ar-Ra'd: 35). 'Uqba berarti balasan secara umum, baik ataupun buruk dan di dalam (QS. Al-Hasyr: 17) kata 'aqibatahuma (عَاقِبَتَهُمَا) berarti balasan buruk (siksa).
Kata 'aqibah (عَاقِبَةُ) yang menyandang makna 'balasan buruk atau siksaan' menyangkut persoalan-persoalan atau perbuatan-perbuatan yang berat. Ada delapan kelompok perbuatan yang mengakibatkan pelakunya diancam dengan siksaan yang dicakup di dalam kata aqibah (عَاقِبَةُ), yaitu
a. Al-Mukadzdzibin (الْمُكَذِّبِينَ = orang-orang yang mendustakan rasul-rasul Allah swt. yang diutus kepada mereka) (QS. Al-'Imran: 137), (QS. Al-An'am: 11), (QS. An-Nahl: 36), (QS. Az-Zukhruf: 25).
b. Al-Mufsidin (الْمُفْسِدِينَ = orang-orang yang melakukan perusakan di bumi (QS. Al-A'raf: 86, 103) dan (QS. An-Naml: 14).
c Azh-Zhalimin (الظَّالِمِينَ = orang-orang yang berlaku zhalim) yang di dalam hal ini ditujukan kepada Firaun yang menentang Allah swt. dan orang-orang yang mendustakan sesuatu (ajaran Allah swt.) yang belum mereka ketahui secara jelas (QS. Yunus: 39) dan (QS. Al-Qashash: 40).
d. Al-Mundzarin (الْمُنْذَرِينَ = orang-orang yang tidak mengindahkan peringatan Allah swt.); (QS. Yunus: 73), (QS. Ash-Shaffat: 73).
e. Orang-orang yang tidak memanfaatkan pengalaman umat terdahulu sebagai suatu pelajaran, antara lain (QS. Ar-Rum: 9 dan 42), (Qs. Fathir: 44); (QS. Ghafir: 21 dan 82), serta (QS. Muhammad: 10).
f. Orang-orang yang berusaha menipu Allah swt.); (QS. An-Naml: 51).
g. Al-Mujrimin (الْمُجْرِمِينَ = orang-orang yang bergelimang dosa dan melakukan kejahatan); (QS. Al-A'raf: 84), (QS. An-Naml: 69).
h. Al-Kafirun (orang-orang yang tidak beriman kepada Allah swt.); (QS. Al-Hasyr: 17).
Selain itu, dari sekian banyak kata 'aqibah (عَاقِبَةُ), terdapat 21 yang dirangkai dengan unzhur kaifa kana. . (انْظُرُوا كَيْفَ كَانَ = perhatikan, lihat dengan mata hati, pelajari, dan/atau telitiapa yang telah terjadi ...) yang bersifat nasihat dan peringatan yang sekaligus merupakan perintah untuk menggunakan pengalaman di dalam peristiwa-peristiwa terdahulu sebagaibahan pelajaran dan/atau sebagai bahan acuandi dalam berbuat pada masa sekarang. Sebagai contoh, (QS. Al-A'raf: 86.)
Berbeda dengan 'uqba atau 'aqibah, kata 'iqab dikhususkan untuk merujuk pada makna balasan buruk (siksaan). Umumnya kata 'iqab selalu dikaitkan dengan hal-hal yang negatif, seperti syadid, alim dan sari'. Sedangkan, kata 'aqaba dipakai oleh Al-Qur'an untuk merujuk pada makna balasan buruk di dalam konteks pembalasan antar manusia yang terjadi di dunia. Sebagai contoh, (QS. Al-Hajj: 60).
2. Menimbulkan sesuatu sebagai akibat dari sesuatu yang mendahuluinya. Makna semacam ini dikandung oleh wazn (timbangan) 'aqaba (عقب) sebagaimana terlihat pada (QS. At-Taubah: 77). Ayat itu menerangkan bahwa Allah swt. akan meletakkan/menimbulkan kemunafikan di dalam hati seseorang sebagai akibat dari pengingkarannya terhadap apa yang telah dijanjikannya.
3. Anak/keturunan atau generasi penerus. Makna anak/keturunan atau generasi penerus dikandung oleh kata 'aqib (عَقِبِ) yang terdapat di dalam (QS. Az-Zukhruf: 28). Ayat itu berbicara di dalam konteks pengajaran akidah dari satu generasi ke generasi penerusnya.
Ketiga makna yang disebut di atas tidak lepas dari makna asalnya, atau dengan istilah lain-tetap pada jalur benang merahnya, yaitu ta'khiru syai'in wa ityanuhu ba'da ghairih (mengakhirkan sesuatu dan menempatkannya setelah sesuatu yang lain). [dutaislam.or.id/ka]
Sumber:
Ensiklopedia Al-Qur'an, Kajian Kosakata, Jilid: I, hlm: 25-26, ditulis oleh Cholidi