Iklan

Iklan

,

Iklan

Al-Azhim (Kebesaran dan Keagungan) Menurut Quraish Shihab

Duta Islam #07
9 Feb 2021, 22:46 WIB Ter-Updated 2024-08-17T20:59:37Z
Download Ngaji Gus Baha
al azhim maha agung menurut quraish shihab
Makna al azhim. Foto: istimewa

Dutaislam.or.id
- Kata al-'azhim (الْعَظِیْمَ) terambil dari akar kata yang terdiri dari huruf 'ain, zha', dan mim yang menunjuk kepada makna agung dan besarnya sesuatu. Kalau yang ditunjuk itu materi, maka ia berarti besar panjang, lebar, lagi tinggi, atau dalam jangkau oleh pandangan mata.

Yang agung ada yang terjangkau seluruhnya oleh pandangan mata, ada juga yang hanya sedikit bagiannya yang dapat dilihat. Gunung atau gajah dapat ditunjuk dengan menggunakan kata 'azhim, saat ia dibanding dengan makhluk atau binatang lain, walau buat gajah dan gunung seluruh tubuh/bagiannya dapat terlihat, berbeda dengan langit, hanya sebagian yang terlihat mata.


Kata ini juga dapat menjadi sifat suatu immaterial yang jangkauannya dapat berbeda-beda. Ada sesuatu yang agung dalam pandangan akal, dan akal itu juga dapat memahami hakikatnya. Ada lagi immaterial yang agung namun hanya sedikit hakikatnya yang terjangkau oleh akal. Ada lagi yang agung bahkan Maha agung yang hakikatnya sama sekali tidak terjangkau oleh akal. Dia adalah Allah swt.

Allah Maha agung, karena mata tidak mampu memandang-Nya dan akal tidak dapat menjangkau hakikat wujud-Nya.

Allah Maha agung karena Dia adalah yang wajib wujud-Nya, langgeng eksistensinya untuk selama-lamanya. Dia Yang Awal Dia pula Yang Akhir, sedang wujud selain-Nya hanya sebuah kemungkinan, bisa wujud atau tak wujud, atau saja sekali wujudnya mustahil, seperti kemustahilan penggabungan dua hal yang bertolak belakang.

Allah Maha agung karena keagungan-Nya melebihi keagungan segala yang agung bahkan keagungan segala yang agung adalah berkat anugerah-Nya. Dia Maha agung, karena keagungan-Nya tidak bertepi dan tidak pula dapat diukur.

Allah Maha agung karena akal berlutut di hadapan-Nya dan jiwa gemetar menghadapi-Nya, serta larut di dalam cinta-Nya. Semua wujud kecil di hadirat-Nya butuh pertolongan-Nya dan punah atas ketetapan-Nya.

Lebih dari 100 kali kata 'azhim ditemukan dalam Al-Qur'an. Ada yang menyifati Al-Qur'an, 'Arsy (singgasana Tuhan dan singgasana Ratu Saba'), kekuasaan-Nya, sumpah, kerajaan, ucapan, siksa, ganjaran, dosa anugerah berita hari Kemudian, korban, kemenangan, sihir Firaun, tipu daya wanita, keresahan, kebohongan/fitnah, gunung, harta kekayaan Qarun, penganiayaan, syirik, dan lain-lain termasuk juga menyifati akhlak Rasulullah Muhammad saw.

Kata al-'Azhim yang menjadi sifat Allah ada yang berdiri sendiri dan ada juga yang dirangkaikan dengan al-'Aliyy (Maha tinggi), seperti pada akhir kalimat ayat al-Kursiy (QS. al-Baqarah: 255).

Perangkaian Yang Maha tinggi dengan Maha agung (al-'Aliyy al-'Azhim) untuk memberi isyarat bahwa keagungan-Nya itu adalah keagungan yang berkaitan dengan ketinggian tingkat/derajat serta kejauhan-Nya untuk diraih oleh pemahaman akal. Juga karena ketinggian mengandung makna kejelasan, sedang keagungan sering kali diliputi oleh ketidak jelasan, akibat ketidak mampuan menjangkaunya sama sekali.

Rasululullah saw. menjelaskan bahwa Allah befirman: al-Kibriya'u ridai wa al-'Azhamatu izari (Kebesaran adalah selendang-Ku dan Keagungan adalah pakaian [kain]-Ku). Selendang adalah sesuatu yang diletakkan di atas pakaian yang nampak jelas, sedang kain adalah yang menutup bagian dalam dan bawah. Ini berarti bahwa di langit kebesaran-Nya di bumi keagungan-Nya di arsy ketinggian-Nya. Dengan demikian, keagungan-Nya merupakan sesuatu yang sangat tersembunyi ditinjau dari rinciannya, sedang kebesaran dan ketinggian-Nya, merupakan sesuatu yang jelas dibandingkan dengan ketidakjelasan yang lain. Begitu al-Biqa'i dalam tafsirnya Nazhm adh-Dhurar ketika menjelaskan ayat al-Kursiy. Demikian wa AllAh A'lam. [dutaislam.or.id/ka]

Sumber:
Ensiklopedia Al-Qur'an, Kajian Kosakata, Jilid: I, hlm: 39-40, ditulis M. Quraish Shihab 


Iklan