Buta mata hati. Foto: istimewa |
Dutaislam.or.id - kata A'ma (اعمي) ini bentuk tunggal dari 'umyun/'umyan yang merupakan shigat al mubalaghah (bentuk kata di dalam bahasa Arab mengandung makna sangat) yang menggunakan bentuk ism at-tafdhil, (superlatif) yang berarti fa'il (pelaku) dan berbentuk mudzakkar (jenis laki-laki). Bentuk muannats (jenis perempuan)-nya adalah umya'/umyah.
Kata ini terbentuk dari huruf-huruf 'ain, mim, dan mu'tal, yang berarti 'menutup' dan 'memberi tabir'. Kata a'ma dan pecahannya di dalam Al-Qur'an terulang 33 kali.
Dari akar kata itu terbentuk antara lain al-'ama yang berarti 'kebutaan', al-a'ma berarti 'yang buta' karena seakan-akan ada yang menutup matanya sehingga tidak dapat melihat 'yang bodoh' karena seakan-akan ada yang menutup hati dan pikirannya sehingga tidak dapat berpikir, al-'umiyyah berarti 'kesesatan' karena kebenaran itu tertutup, al-'ummiyyah berarti 'kesombongan' karena buta akan hakikat diri, al-'ama' berarti 'awan' karena menutup langit; at-ta'miyah berarti 'kamuflase' atau 'penyamaran' karena tertutup dari yang sebenarnya, dan al-mu'ammi berarti 'teka-teki' karena maksudnya tersembunyi.
Kata al-'ama atau al-a'ma berarti 'dzihabu al-bashar' hilangnya penglihatan, buta. Menurut Al-Laits, kata itu tidak digunakan untuk sifat orang yang hanya buta sebelah. Menurut Ibnu Manzhur, juga digunakan pada orang yang buta mata hatinya yaitu bodoh.
Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa kata al-a'ma dan pecahannya lebih banyak digunakan untuk mereka yang buta mata hatinya karena tidak dapat menerima kebenaran yang disampaikan oleh rasul-rasul Allah swt. Mereka itu adalah orang kafir, munafik, musyrik, dan mereka yang tidak dapat mengetahui atau menerima kebenaran meskipun mata mereka melihat. Di dalam hal itu tepat pembagian Al-Ashfahani bahwa al-a'ma terbagi atas dua bagian, yaitu 1) iftiqad al-bashar berarti 'buta matanya' dan iftiqad al-bashirah berarti 'buta hatinya'.
Makna yang kedua kata Al-Ashfahani, merupakan kebutaan yang sangat dikecam oleh Al-Qur'an (QS. Al-Baqarah: 18); bahkan, Al-Qur'an tidak menganggap buta orang yang kehilangan mata tetapi buta pada hakikatnya adalah kehilangan penglihatan hati (QS. Al-Hajj: 46).
Disebutkan juga oleh Az-Zajjaj bahwa orang kafir, dikatakan al-a'ma atau 'buta' karena mereka tidak dapat melihat dan menerima kebenaran dan orang Mukmin dikatakan al-bashir atau 'melihat' karena dapat melihat dan menerima kebenaran serta mendapat bimbingan dari Allah swt.
Menurut Mujahid, al-a'ma berarti 'bodoh', yakni buta dari hujah. Menurut Naqtawaih, kata itu berarti 'buta dari bimbingan dan jalan untuk mendapatkan bimbingan' sehingga mereka tidak dapat mengerjakan perbuatan baik atau kebenaran. [dutaislam.or.id/ka]
Sumber:
Ensiklopedia Al-Qur'an, Kajian Kosakata, Jilid: I, hlm: 42-44, ditulis Arifuddin Ahmad/Ahmad Rofiq