Harap sabar ini ujian. Foto: istimewa |
Dutaislam.or.id - Kata 'azama (عزم) adalah kata kerja bentuk lampau (fi'l madhi) dari bentuk mashdar al-'azm. Kata itu dengan segala bentuk turunannya di dalam Al-Qur'an disebut sembilan kali, tiga kali di dalam bentuk kata kerja lampau, satu kali di dalam bentuk kata kerja masa kini dan mendatang (fi'l mudhari'), dan lima kali di dalam bentuk kata dasar. Tiga ayat di antaranya tergolong ayat-ayat Makkiyah, dan sisanya adalah Madaniyah.
Makna dasar al-'azm adalah al-qath' wa ash-sharimah (putus atau ketegasan). Selain makna denotatif, kata itu juga memiliki makna konotatif, yaitu 'aqd al-qalbi' ala imdha'i al-amr, (keyakinan atau keteguhan hati untuk melakukan dan menyelesaikan suatu pekerjaan). Ibnu Abbas mengatakan al-'azm juga berarti al-hazm (الحزم = kokoh/tegar), sedangkan Ad-Dahhak memasukkan 'agung' atau 'penting' dan 'sabar' sebagai salah satu arti al-'azm.
Ada kaitan di antara makna denotatif dan konotatif tersebut, yaitu keyakinan atau keteguhan hati untuk melakukan dan menyelesaikan sesuatu yang muncul setelah adanya sebuah keputusan. Seorang yang agung dan sabar adalah orang yang mampu memutuskan sesuatu dan memiliki keteguhan hati. Penggunaan makna-makna tersebut disesuaikan dengan konteks pembicaraan.
Makna-makna denotatif maupun konotatif tersebut dapat ditemukan di dalam Al-Qur'an. Makna 'memutuskan' atau 'keyakinan hati untuk melakukan sesuatu dan menyelesaikannya' disebut di dalam (QS. Al-Baqarah: 227 dan 235), (QS. Ali 'Imran: 159), serta (QS. Muhammad: 21). Makna 'agung' dan 'kokoh' disebut pada (QS. Al-Ahqaf: 35), sedangkan makna 'besar' disebut pada (QS. Al-'Imran: 186), (QS. Luqman: 17), dan (QS. Asy-Syura: 43).
Ayat-ayat yang di dalamnya terdapat kata 'azm atau turunannya yang berarti keyakinan atau keputusan hati untuk melakukan dan menyelesaikan sesuatu umumnya berbicara mengenai persoalan keluarga, nikah (QS. Al-Baqarah: 235) dan talak (QS. Al-Baqarah: 227), etika dan strategi (Rasulullah) bergaul dan berdakwah (QS. Ali 'Imran: 159).
Kesemua persoalan yang dibicarakan itu termasuk di dalam kategori persoalan besar dan mempunyai pengaruh besar pula di dalam hidup dan kehidupan, bukan hanya bagi pelakunya tetapi juga bagi orang lain yang memiliki keterkaitan. Talak akan berakibat pada anak dan keturunan, nikah akan menghasilkan susunan dan tatanan nasab yang teratur dan terjamin, serta strategi dan etika dakwah dan bergaul sesama manusia akan menentukan hasil yang akan diperoleh.
Ayat-ayat yang di dalamnya terdapat kata 'azm atau turunannya yang bermakna 'besar', 'agung' atau 'penting' berbicara tentang kebesaran jiwa di dalam menghadapi ujian Tuhan, dan perlakuan lalim dari pihak lain, sedangkan (QS. Al-Ahqaf: 35) berbicara mengenai peringkat rasul-rasul tertentu. Peringkat yang disebut ulul-'azmi, yaitu peringkat tertentu yang dimiliki oleh rasul-rasul tertentu, yakni mereka yang mempunyai syariat baru dan membatalkan syariat sebelumnya.
Ada beberapa hal yang dapat dipetik dari kumpulan ayat-ayat yang di dalamnya terdapat kata 'azm dan turunannya, yaitu 1) etika sesama manusia, baik kawan maupun lawan, harus tetap dipelihara dan kebiasaan berbuat baik harus tetap dipertahankan; 2) cobaan harus dihadapai dengan kesabaran dan ketakwaan; 3) menghadapi pekerjaan besar harus dengan sikap tegar dan percaya diri serta tawakkal. [dutaislam.or.id/ka]
Sumber:
Ensiklopedia Al-Qur'an, Kajian Kosakata, Jilid: I, hlm: 37-38, ditulis Cholidi