Al-Qur'an yang dipelajari orientalis. Foto: dutaislam.or.id. |
Dutaislam.or.id - Menurut Gus Baha', Al-Qur'an boleh dipelajari oleh siapapun. Termasuk para orientalis. Alasannya, bila kita yakin kebenaran Al-Qur'an, ketakutan kita akan misi orientalis -yang belajar Al-Qur'an untuk menghancurkan Islam, bisa dipertanyakan.
Baca: Gus Baha': Abu Jahal Tidak Berhasil Membunuh Rasulullah Saw
Pendapat pribadi Gus Baha' itu disampaikan ketika menjelaskan Tafsir Jalaian Surat At-Taubah ayat 1-7, yang bisa didownload MP3 nya di link: Ngaji Surat At-Taubah bersama Gus Baha'.
"Bagaimana pun, dulu orang yang bimbang dengan Islam diberi kesempatan untuk membandingkan Islam dengan kemusyrikan," papar Gus Baha' saat ngaji di tahun 2009 itu.
Al-Qur'an akan tetap lebih unggul dibanding kitab lainnya. Mengapa? Karena saat wahyu Al-Qur'an turun, teksnya langsung ditulis para katib Al-Qur'an atas perintah Rasulullah Saw. Hal ini berbeda dari Injil yang ditulis setelah ratusan tahun Nabi Isa diutus jadi Rasul kepada Bani Isra'il.
Injil turun dalam Bahasa Ibrani, tapi ditulis dengan Bahasa Yunani. Beda dengan Al-Qur'an yang sejak dulu tetap berbahasa Arab. Maka, akurasinya lebih kuat Al-Qur'an. Karena itulah, jangan melarang mereka di luar Islam membaca Al-Qur'an. Para pendeta banyak kok yang kenal Al-Qur'an, dan kagum bahasanya.
Baca: Gus Baha' dan Latar Sejarah Haji Akbar
Kata Gus Baha', para pendeta ada yang tahu kalimat "Ruhullah wa kalimatuh" soal Nabi Isa Al-Masih dalam Al-Qur'an. Mereka juga paham makna ayat "Lastum ala syai'in hatta tuqimut Taurata wal Injil".
Ini zaman global yang sudah transparan. Semua agama bisa diperbandingkan. "Karena iman butuh perbandingan," tandas Gus Baha'. [dutaislam.or.id/ab].