Dutaislam.or.id - Ketika Sayyid Abdullah (ayah Rasulullah Saw) masih muda, dia dijuluki sebagai misbahul arab (lentara orang Arab). Pasalnya, wajahnya bersinar terang tidak seperti manusia pada umumnya.
Bau badannya pun wangi semerbak. Ini terjadi ketika Sayyid Abdullah sudah nggendong (membawa) nur Muhammad. Sebelumnya, nur tersebut tersebut sudah ada di Abdul Muthallib. Baca: Nur Muhammad: Makhluk yang Pertama Kali Diciptakan oleh Allah Swt.
Sebelumnya lagi, nur tersebut ada sulbi Sayyid Hasyim, Sayyid Abdi Manaf Sayyid Qushayy, Sayyid Kilab, Sayyid Murrah, Sayyid Ka'ab, Sayyid Luay, Sayyid Ghalib, Sayyid Fihr, Sayyid Malik, Sayyid Nadr, Sayyid Kinanah, Sayyid Khuzaimah, Sayyid Mudrikah, Nabi Ilyas As, Sayyid Mudlar, Sayyid Nizar, Sayyid Ma'ad, Sayyid Adnan.
Demikian salah satu isi ceramah Ustadz Miftahul Huda dalam Tahdzib Siroh Nabawiyah (TSN) sesi materi "Silsilah Fatroh, Alu Baitin Nabi Saw dan Dzurriyatnya" yang digelar oleh PC MDS Rijalul Ansor Jepara di Pondok Pesantren Nailul Muna, Kalipucang Wetan, Welahan, Jepara, Ahad (29/10/2023) petang.
"Hanya pada sayyid Adnan itulah silsilah yang muttafaq alaih (disepakati shahihnya) oleh para ulama. Kita tidak boleh mengarang-ngarang nasab Nabi Muhammad hingga sampai kepada Nabi Ibrahim karena pasti ada yang salah, walau hanya satu nama," terang Miftahul Huda, yang didampingi moderator Nasruddin Latif.
Lebih lanjut, Ustadz Miftah yang memiliki istri berfam salah satu marga Ba'alawi itu menegaskan, meski Rasulullah Saw dipastikan sebagai keturunan Nabi Ibrahim dari Nabi Isma'il, menyusun nama dalam silsilah tetap berisiko salah.
Suasana pembukaan Tahdzib Siroh Nabawiyah PC MDS Rijalul Ansor GP. Ansor Jepara Zona I, di Ponpes Nailul Muna, Kalipucang Wetan, Welahan, Jepara, Ahad, (29/10/2023) siang. |
Umat Islam hanya diwajibkan meyakini bahwa leluhur Nabi Muhammad Saw tidak ada yang kafir dan tidak ada yang berbuat fakhisyah (buruk). Karena itulah, lanjut Miftah, orangtua Rasulullah Saw tidak bisa disebut kafir karena selain mereka hidup di zaman kosongnya kenabian (569 tahun), mereka tetap memegang teguh ajaran tauhid.
"Jadi, nasab Kanjeng Nabi hingga Nabi Ibrahim sekalipun, itu dibersihkan Allah Swt dari perbuatan zina (طهّره اللهُ من سِفاح الجاهِلية)," tegas Miftah yang di PC MDS Rijalul Ansor Jepara menjabat koordinator Bidang Wawasan Kebangsaan. Baca: Ingin Hidup Mulia, Nikahilah Janda Kaya!
Artinya, leluhur Rasulullah Saw selalu berketurunan dari akad yang shahih (bi-nikahin shahih). "Bila sampai kita meyakini bahwa ada mbah-mbahnya Kanjeng Nabi yang melakukan perbuatan zina, berarti kita menyatakan mereka tidak sesuai ajaran syariat Allah," ungkap Miftah kepada 40an peserta Tahdzib Siroh Nabawiyah. [dutaislam.or.id/ab]