 |
| Pendapat Syaichona Cholil Bangkalan dalam Kitab Al-Matnus Syarif. Foto: dutaislam.or.id. |
Oleh M Abdullah Badri
Dutaislam.or.id - Di antara karya tulis yang ditulis oleh Syaikhona KH. Kholil Bangkalan Madura adalah Al-Matnus Syarif (المتن الشريف), yang membincang cara bersuci, dilanjut fiqih shalat, fiqih zakat, fiqih puasa. Fiqih haji tidak dibahas lebih lanjut dalam Matan Syarif karena dianggap sudah ada keterangan lengkapnya dalam kitab-kitab Manasik.
Isinya hampir serupa dengan matan-matan kitab fiqih pemula semacam Taqrib dan Safinatun Naja (Download PDF). Cuma, dalam Matan Syarif Syaichona ini, ternyata fiqih shalat mendapatkan tempat lebih banyak daripada fiqih puasa dan fiqih zakat. Boleh dikata, Matan Syarif mirip dengan Matan Safinatus Najah (Download PDF) yang oleh banyak orang disebut sebagai Matan Safinatus Shalat.
Uniknya, Matan Syarif ditambahi keterangan yang mungkin tidak ada tambahan keterangan dalam matan fiqih pemula lainnya, yang barangkali pula, hanya ada di keterangan syarah matan-matan lainnya. Misalnya, Syaikhona Cholil memasukkan doa-doa wudlu, dalam Matan Syarif-nya, yang di matan lain tidak ditemukan kecuali bila membaca syarahnya.
Keterangan yang kebanyakan terdapat di syarah matan fiqih antara lain tentang tidak wajibnya imam berniat menjadi imam kecuali dalam shalat Jumat. Tapi, Syaikchona Khalil menyebut lebih lengkap. Imam yang wajib berniat jadi imam adalah 1). Imam Shalat Jum'at, 2). Imam shalat I'adah, 3). Imam shalat yang shalatnya karena bernadzar Jama'ah, 4). Imam shalat Jama' Taqdim karena hujan lebat. (hlm: 36).
====
Judul Kitab: Al-Matnus Syarif - Al-Mulaqqab Bifathil Lathif
Penulis: Al-Allamah Syaikh Muhammad Khalil bin Abdul Latif Al-Bangkalaniy
Tebal: 52 halaman
Penerbit: Maktabah Khalid bin Ahmad Nabhan, Surabaya (Format PDF)
Bahasa: Arab - Makna Gandul Pegon Madura
Link: Download
====
Dalam shalat Jum'at, Syaichona Khalil juga menambah keterangan dalam Matan Syarifnya tentang keutamaan amaliyah di malam Jum'at. Hal yang jarang ditulis oleh para penulis Matan kitab Fiqih lainnya.
Pasal tentang puasa juga misalnya, Syaichona Khalil lebih memilih pendapat shahib (penulis) Kitab Zubad tentang tidak makruhnya bersiwak di puasa Ramadhan meski sudah lewat waktu zawal. Beliau mengutip nadham Zubad (Link: Download PDF) berikut:
أما استياك صائم بعد الزوال - فاختير لم يُكره ويحرم الوصال
Artinya:
"Adapun bersiwak setelah zawal, bagi orang yang berpuasa, tidak dimakruhkan. Dan haram wishal". (hlm: 49).
Karena itulah, Syaichona Khalil menyebut, dimakruhkannya siwakan sebagai satu pendapat saja (على قول). Beliau juga tidak mengharamkan mencium istrinya saat berpuasa. Hanya makruh saja bila tidak disertai dengan syahwat (hlm: 48).
Karya ulama Nusantara lainnya juga terkumpul dalam beberapa postingan. Antara lain, Karya Syaikh Mahfudz Tremas dan karya Syaikh Nawawi bin Umar Al-Bantani. Silakan cek satu-satu. [dutaislam.or.id/ab]
