Kitab Misykatul Anwar Al-Ghazali. Foto: dutaislam.or.id. |
Dutaislam.or.id - Kitab Misykatul Anwar Al-Ghazali memiliki perbedaan yang sangat signifikan, bahkan jauh berbeda jika dibandingkan dengan Ihya’ Ulumiddin dan karya-karya lainnya.
Perbedaan tersebut terlihat dari segi ketebalan, kualitas isi, dan orisinalitas pemikiran tasawufnya. Meskipun Misykat ini tipis dengan kurang dari seratus halaman, beberapa pengkaji tasawuf Al-Ghazali menyebutnya sebagai karya tasawuf paling orisinal.
Baca: Flashdisk Kitab Kuning PDF Terjemah
Dalam Misykat, terlihat pandangan esoterik dan filosofis Al-Ghazali, yang sangat radikal dalam konteks filsafat. Meskipun tidak sepopuler Ihya’ Ulumiddin, Misykat dianggap sebagai karya pamungkas yang mencerminkan kedewasaan intelektual dan spiritual Al-Ghazali. Karya ini ditujukan kepada seseorang yang disebutnya sebagai 'saudara yang mulia' (al-akhul karim), yang dianggap sebagai orang khusus olehnya.
Pada saat itu, pembagian masyarakat menjadi kategori awam (orang kebanyakan) dan khawash (orang khusus) sudah umum. Al-Ghazali bahkan memberikan kategori ketiga, yaitu khawash al-khawash. Menurutnya, karya-karya mistik-filosofis seperti Misykatul Anwar ini seharusnya tidak sampai ke tangan orang awam.
Namun, Al-Ghazali juga menyadari bahwa karya tersebut tidak boleh disembunyikan dari orang-orang khawwash, terlebih lagi khawashul khawash. Karena orang yang bertanya tentang hal ini termasuk dalam kategori khawwash, bahkan mungkin khawashul khawash, Al-Ghazali tidak keberatan dan memutuskan untuk menulis karya ini khusus untuknya. Baginya, kebenaran tidak boleh disembunyikan dari orang seperti itu.
Bila Anda bagian dari orang khawash, silakan download Misykatul Anwar melalui link Drive (WWS) di bawah ini, berikut terjemahnya pula:
- Download PDF Kitab Misykatul Anwar (Beirut)
- Download PDF Kitab Misykatul Anwar (Mesir)
- Download PDF Kitab Misykatul Anwar (Terjemah)
Sebuah aspek menarik dari Misykatul Anwar adalah sifatnya yang sangat filosofis. Berbeda dengan Ihya' Ulumiddin, di mana Al-Ghazali banyak membicarakan tentang hati, terutama dalam kitab Aja'ibul Qulub, dalam karya ini, ia dengan penuh penghargaan berbicara tentang daya rasional yang disebut akal. [dutaislam.or.id/ab]