Iklan

Iklan

,

Iklan

Cara Menghindari dari Bahaya Fitnah

Duta Islam #02
8 Agu 2024, 02:09 WIB Ter-Updated 2024-08-07T19:09:42Z
Download Ngaji Gus Baha


cara menghindari fitnah dari dutaislam.or.id
Cara menghindari bahaya fitnah. Foto: istimewa.

Dutaislam.or.id - Fitnah, dalam pengertian umum, adalah menyebarkan berita bohong atau menuduh seseorang tanpa bukti. Dalam Islam, fitnah merupakan salah satu dosa besar yang sangat dikecam. Fitnah tidak hanya merugikan individu yang difitnah tetapi juga dapat merusak tatanan sosial dan keharmonisan umat. 


Dalam ajaran Islam, fitnah keji (al-buhtan) lebih khusus lagi mengacu pada tuduhan yang sangat serius dan tidak berdasar, seperti menuduh seseorang berbuat zina atau murtad tanpa bukti yang sah.


Dalil-Dalil Tentang Bahaya Fitnah dalam Islam

Dalam Al-Qur'an, Allah Swt telah menyebutkan bahaya dan dampak buruk dari fitnah dalam beberapa ayat. Salah satunya adalah dalam Surah Al-Hujurat ayat 12:


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ


Artinya:

"Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang."


Ayat ini menegaskan bahwa fitnah dan ghibah adalah perbuatan yang sangat tercela dan dianalogikan dengan memakan daging saudara sendiri yang sudah mati.


Rasulullah Saw juga banyak menyampaikan tentang bahaya fitnah melalui berbagai hadis. Salah satunya adalah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim:


عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَتَدْرُونَ مَا الْغِيبَةُ؟ قَالُوا اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ. قَالَ: ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ. قِيلَ: أَفَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِي أَخِي مَا أَقُولُ؟ قَالَ: إِنْ كَانَ فِيهِ مَا تَقُولُ فَقَدِ اغْتَبْتَهُ، وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيهِ فَقَدْ بَهَتَّهُ


Artinya:

"Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah Saw bersabda, 'Tahukah kalian apa itu ghibah?' Mereka menjawab, 'Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.' Beliau bersabda, 'Engkau menyebut saudaramu dengan sesuatu yang dia benci.' Ada yang bertanya, 'Bagaimana jika apa yang aku katakan itu benar adanya pada dirinya?' Beliau menjawab, 'Jika apa yang engkau katakan itu benar, maka engkau telah mengghibahinya, dan jika tidak benar, maka engkau telah memfitnahnya.'" (HR. Bukhari dan Muslim)


Para ulama juga memberikan pandangan yang jelas tentang fitnah. Berikut ini adalah beberapa pandangan ulama tentang fitnah:


Imam An-Nawawi dalam kitabnya Riyadhus Shalihin menjelaskan bahwa fitnah adalah dosa besar yang dapat menghancurkan kehidupan seseorang. Beliau menyebutkan bahwa fitnah bisa lebih berbahaya daripada pembunuhan karena dampak psikologis dan sosial yang ditimbulkannya.


Ibn Hajar al-Asqalani dalam kitab Fath al-Bari menjelaskan bahwa fitnah adalah salah satu dosa yang sangat berbahaya karena dapat menyebar dengan cepat dan merusak reputasi serta kehidupan sosial seseorang. Beliau menekankan pentingnya menjaga lisan dan tidak terburu-buru dalam menuduh orang lain tanpa bukti yang jelas.


Bahaya Fitnah Keji

1. Merusak Reputasi dan Kehidupan Sosial

Fitnah keji dapat menghancurkan reputasi seseorang secara drastis. Tuduhan palsu yang disebarkan dapat membuat seseorang dijauhi oleh masyarakat, kehilangan pekerjaan, dan mengalami tekanan psikologis yang berat.


2. Memicu Konflik dan Perpecahan

Fitnah sering kali menjadi pemicu konflik dan perpecahan di antara masyarakat. Tuduhan yang tidak berdasar dapat menyebabkan saling curiga, dendam, dan bahkan kekerasan.


3. Mengundang Azab Allah

Fitnah adalah perbuatan yang sangat dibenci oleh Allah Swt. Dalam Surah An-Nur ayat 23, Allah Swt berfirman:


إِنَّ الَّذِينَ يَرْمُونَ الْمُحْصَنَاتِ الْغَافِلَاتِ الْمُؤْمِنَاتِ لُعِنُوا فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ


Artinya:

"Sesungguhnya orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik, yang lengah lagi beriman (dengan tuduhan berzina), mereka dilaknat di dunia dan akhirat, dan bagi mereka azab yang besar."


Ayat ini menunjukkan betapa besar dosa fitnah dan ancaman azab yang sangat keras bagi pelakunya.


4. Merusak Kepercayaan

Fitnah juga dapat merusak kepercayaan di antara sesama anggota masyarakat. Ketika fitnah tersebar, orang-orang akan mulai saling meragukan dan kehilangan rasa percaya satu sama lain, yang pada akhirnya merusak tatanan sosial yang harmonis.


Menghindari Fitnah dalam Kehidupan Sehari-hari

1. Menjaga Lisan

Rasulullah Saw bersabda:


مَنْ يَضْمَنْ لِي مَا بَيْنَ لَحْيَيْهِ وَمَا بَيْنَ رِجْلَيْهِ أَضْمَنْ لَهُ الْجَنَّةَ


Artinya:

"Barangsiapa yang menjamin untukku apa yang ada di antara dua rahangnya (lisan) dan apa yang ada di antara dua kakinya (kemaluan), maka aku menjamin untuknya surga." (HR. Bukhari)


Menjaga lisan adalah langkah pertama untuk menghindari fitnah. Seorang Muslim harus berhati-hati dalam berbicara dan memastikan bahwa apa yang diucapkannya adalah kebenaran dan tidak menyakiti orang lain.


2. Tidak Terburu-buru Menyebarkan Informasi

Dalam era digital saat ini, informasi dapat dengan cepat tersebar luas. Seorang Muslim harus bijaksana dan tidak terburu-buru dalam menyebarkan informasi, terutama yang belum terverifikasi kebenarannya.


3. Mengedepankan Husnudzan (Berprasangka Baik)

Allah Swt berfirman dalam Surah Al-Hujurat ayat 12:


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ


Artinya:

"Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa."


Seorang Muslim dianjurkan untuk selalu berprasangka baik (husnudzan) terhadap sesama. Dengan berprasangka baik, kita akan terhindar dari perilaku fitnah dan saling curiga.


4. Menyelesaikan Masalah dengan Cara yang Baik

Jika kita mendengar sesuatu yang negatif tentang seseorang, sebaiknya kita tidak langsung menyebarkannya, tetapi mencari klarifikasi dan menyelesaikan masalah dengan cara yang baik dan bijaksana.


Intinya, fitnah keji adalah salah satu perbuatan dosa besar yang sangat dikecam dalam ajaran Islam. Fitnah tidak hanya merugikan individu yang menjadi korban, tetapi juga merusak tatanan sosial dan keharmonisan umat. Al-Qur'an dan Hadis Nabi Muhammad Saw. [dutaislam.or.id/uf]

Iklan