Ilustrasi Gus Baha'. Foto: istimewa. |
Dutaislam.or.id - Menurut Gus Baha', pemuka Yahudi sempat dibuat bingung atas kedatangan Rasulullah Saw. yang mandakwakan diri sebagai pembawa ajaran baru tapi saat shalat, waktu itu, masih menghadap kiblat mereka, yakni Baitul Maqdis.
يخالف ديننا ويستقبل قبلتنا
Artinya:
"Dia menyelisihi agama kita (Yahudi) tapi kok menghadap ke kiblat kita (Baitul Maqdis)".
Demikian kata Yahudi mengomentari Nabi Muhammad Saw.
Karena bingung, orang Yahudi hanya menyebut Nabi Muhammad Saw. sebagai pembawa ajaran baru yang dianggap belum tentu benar. Buktinya, kiblat Nabi Saw. masih sama dengan kiblat orang Yahudi.
Efeknya, pemuka Yahudi tidak berkebaratan melindungi Rasulullah Saw. karena dianggap masih satu iman dan keyakinan. Semua agama samawi menyebut, pusat gerakan agama nabi-nabi ada di Baitul Maqdis.
Efeknya lagi, kebencian mereka kepada Rasulullah Saw. di awal-awal dakwah tidak begitu nyata. Mau membunuh pun mereka tidak berani. Kebencian mereka tertahan saat kiblat beliau dalam shalat masih ke Baitul Maqdis, Palestina.
Bagi Gus Baha', ini adalah strategi geopolitik nasional yang sangat canggih dari Allah Swt. Dari sinilah, Nabi Muhammad Saw. kemudian mudah bergaul dan mendapatkan banyak teman dari kalangan Yahudi.
Tapi, setelah lama akrab, ternyata Rasulullah Saw. mendapatkan perintah untuk menghadap ke Ka'bah. Saat inilah kalangan Yahudi baru mengetahui kalau Nabi Muhammad Saw. tidak seperti dugaan mereka yang dianggap masih se-agama.
Tapi, dibalik perintah hadap kiblat ke Ka'bah ini, pendeta-pendeta yang jujur dari kalangan Yahudi akhirnya masuk Islam. Pasalnya, dalam Taurat disebutkan, ciri Nabi akhir zaman itu mengahadap ke dua kiblat.
منعوت فى التوراة انه هاجر إلى يثرب وصلى إلى القبلتين
Artinya:
"Disifati dalam Kitab Taurat (dia) hijrah ke Yatsrib dan shalat menghadap ke dua kiblat".
Demikian penjelasan Gus Baha' saat Ngaji Tafsir Jalalain Surat At-Taubah ayat 1-7. Dowload MP3 nya di link: Download MP3 Gus Baha' Tafsir Jalalain. [dutaislam.or.id/ab]