Dutaislam.or.id - Di kalangan santri, kitab Imrithi dikenal sebagai salah satu bacaan favorit dalam sorogan dan merupakan kelanjutan dari pembelajaran ilmu alat tata bahasa Arab. Biasanya, kitab ini diajarkan setelah para santri menguasai dan memahami Kitab Ajurumiyah dengan baik.
Karena kitab ini disusun dalam bentuk nadhom (syair), metode pembelajaran yang umum digunakan adalah dengan menghafalkannya. Hal ini bertujuan untuk memudahkan para santri dalam mengingat setiap perubahan dan kedudukan kalimat yang dibahas dalam kitab kuning tersebut.
Kitab Nadhom Imrithi merupakan karya dari seorang ulama yang alim dan ikhlas, yaitu Syaikh Syarafuddin Yahya bin Badruddin Musa bin Ramadhan bin Umairoh Al-Imrithi. Beliau adalah seorang ulama lulusan Universitas Al-Azhar, Mesir.
Secara keseluruhan, Nadhom Imrithi terdiri dari sekitar 204 bait syair. Selain itu, dalam kitab ini juga terdapat Nadhom Maqshud karya Syaikh Ahmad bin Abdurrahim yang berjumlah sekitar 113 bait syair. Nadhom Maqshud membahas tentang perubahan (i’rab) kalimat dalam bahasa Arab.
Pembahasan dalam kitab Nadhom Imrithi dimulai oleh Syaikh Syarafuddin al-Imrithi dengan Bab Kalam. Dalam kitab ini, beliau menjelaskan definisi kalam (kalimat) sebagai berikut: "Kalamuhu lafzhun mufidun musnadin, wal kalimatu al-lafzhul mufidu al-mufradu. Li ismin, wa fi’lin tsumma harfin tanqasim. Wa hadzihi tsalatsuha hiya al-kalam."
Artinya: Kalam adalah lafaz yang memberi faedah (manfaat) bersambung. Kalimat adalah lafaz mufrad (sendiri) yang memberi faedah (makna). Kalam terbagi menjadi tiga, yaitu isim, fiil, dan huruf. Ketiga bagian inilah yang disebut dengan kalam.
Definisi kalam yang dijelaskan oleh Syaikh Syarafuddin al-Imrithi ini mirip dengan yang disampaikan oleh pengarang Matan Ajurumiyah, Syaikh Abu Abdillah Muhammad bin Dawud al-Shanhaji (Ibn Ajurum). Dalam Matan Ajurumiyah, kalam didefinisikan sebagai lafaz yang tersusun dan memberi faedah menggunakan bahasa Arab.
Kalam terbagi menjadi tiga, yaitu isim, fiil, dan huruf. Perlu dicatat bahwa dalam tata bahasa Arab, istilah "kalam" merujuk pada "kalimat" dalam bahasa Indonesia, sedangkan "kalimat" dalam bahasa Arab berarti "kata" dalam bahasa Indonesia. Kalam adalah bentuk jamak dari kalimat.
Jika Matan Ajurumiyah dimulai dengan pembahasan tentang kalam dan diakhiri dengan bab tentang maf’ul ma’ah, maka dalam Nadhom Imrithi pembahasan dimulai dengan bab kalam dan diakhiri dengan bab idlofah.
Secara lengkap, Nadhom Imrithi dimulai dari bait-bait muqaddimah, kemudian dilanjutkan dengan bab-bab seperti Bab Kalam, Bab I’rob, Bab Alamat I’rob, Bab Alamat Nashab, Bab Alamat Khafad, Bab Alamat Jazm, Bab Nakirah dan Ma’rifah, Bab Marfu’ati al-Asma`, Bab Na’ib al-Fa’il, hingga Bab Idlofah. Keseluruhan isi kitab ini membahas prinsip-prinsip dasar ilmu nahwu secara lengkap.
Bila Anda ingin mendownload versi PDFnya, kami sediakan di Pustaka Digital Duta Islam, di sini: Kitab Amrithi PDF Drive | Atau DI SINI [dutaislam.or.id/ab]