Iklan

Iklan

,

Iklan

Rekam Jejak Konflik PKB Pasca Reformasi 1998

Duta Islam #05
31 Agu 2024, 08:15 WIB Ter-Updated 2024-08-31T01:16:17Z
Download Ngaji Gus Baha

jejak sejarah konflik antara pkb dan pbnu
Ilustrasi jejak sejarah konflik PKB sejak era reformasi. Foto: CNN Indonesia.

Dutaislam.or.id - Pada era reformasi, pergolakan politik melibatkan banyak tokoh Nahdlatul Ulama (NU), termasuk para kiai dan gus yang berpengaruh. Konflik ini terutama terjadi di dalam Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), partai politik yang lahir dari rahim NU.


1998: Lahirnya PKB dan Awal Konflik

Pada 23 Juli 1998, PKB didirikan dengan Matori Abdul Jalil sebagai Ketua Umum dan KH Ma'ruf Amin sebagai Ketua Dewan Syuro. Sehari setelahnya, pada 24 Juli 1998, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengadakan rapat yang memutuskan bahwa NU tidak memiliki hubungan kelembagaan dengan PKB. Ini menandai awal dari konflik internal yang berkepanjangan.


2001: Kejatuhan Gus Dur dan Pemecatan Matori

Pada 23 Juli 2001, Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dijatuhkan oleh MPR sebagai Presiden RI. Pada Agustus 2001, Gus Dur memimpin rapat DPP PKB dan mengambil keputusan untuk memecat Matori Abdul Jalil dari jabatannya.


2002: Pertarungan Hukum dan Dualisme Kepemimpinan

Pada Januari 2002, Musyawarah Luar Biasa (MLB) PKB memilih Alwi Shihab sebagai Ketua Umum, Saifulloh Yusuf sebagai Sekjen, dan Gus Dur sebagai Ketua Dewan Syuro. Tidak lama setelah itu, pada Juli 2002, Matori menggugat Gus Dur di pengadilan. Gus Dur kemudian menggugat balik Matori dengan tuntutan sebesar 1 triliun rupiah pada September 2002. Konflik semakin memanas ketika pada 2004, Gus Dur memecat Alwi Shihab dan Saifulloh Yusuf dari jabatannya di PKB.


2005: Muktamar PKB dan Kelanjutan Konflik

Pada April 2005, PKB mengadakan Muktamar yang memilih Muhaimin Iskandar sebagai Ketua Umum dan Gus Dur tetap sebagai Ketua Dewan Syuro. Namun, pada November 2005, Alwi dan Saiful menang dalam gugatan mereka melawan Gus Dur di Mahkamah Agung (MA).


2008: Konflik Semakin Memanas

Pada 26 Maret 2008, Gus Dur mengadakan rapat Dewan Tanfid dan Syuro PKB yang dihadiri oleh 30 orang. Dalam rapat tersebut, tidak ada satupun yang setuju untuk memecat Muhaimin Iskandar. Pada 30 April hingga 1 Mei 2008, MLB kembali digelar dengan Ali Masykur Musa sebagai Ketua Umum, Yenny Wahid sebagai Sekjen, dan Gus Dur sebagai Ketua Dewan Syuro.


Namun, pada 2-4 Mei 2008, MLB lain digelar dan memilih Muhaimin Iskandar sebagai Ketua Umum, Lukman Edy sebagai Sekjen, dan KH Abd Aziz sebagai Ketua Dewan Syuro. Pada 17 Juli 2008, MA mengeluarkan putusan kasasi No: 441-K/Pdt.Sus/2008 yang membatalkan pencopotan Muhaimin oleh kubu Ali Masykur-Yenny.


Pada 18 Juli 2008, MA memutuskan bahwa kepengurusan PKB harus kembali ke hasil Muktamar Semarang 2005 dengan Gus Dur sebagai Ketua Dewan Syuro, Muhaimin sebagai Ketua Umum, dan Lukman Edy sebagai Sekjen. Pada 5 September 2008, Keputusan Menkumham No: M.HH-70-AH.11.01 Tahun 2008 menetapkan DPP PKB periode 2008-2013 dengan Muhaimin Iskandar sebagai Ketua Umum dan Lukman Edy sebagai Sekjen.


2011: Gugatan ke PTUN

Pada tahun 2011, PKB kubu Ali Masykur dan Yenny Wahid mengajukan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta dengan nomor perkara 71/G/2011/PTUN/JKT. Namun, PTUN menolak gugatan tersebut, menandakan akhir dari salah satu babak panjang konflik internal PKB.


Konflik politik di dalam tubuh PKB mencerminkan dinamika dan tantangan yang dihadapi oleh partai-partai politik dalam era reformasi, khususnya yang memiliki basis massa di kalangan organisasi keagamaan. Bagaimana PKB mengatasi konflik internal ini akan terus menjadi perhatian bagi publik dan pengamat politik di Indonesia. [dutaislam.or.id/ab]

Iklan

close
Iklan Flashdisk Gus Baha