Bukti list pengirman uang oleh KH. Hasyim Asy'ari. Foto: istimewa. |
Oleh Ahmad Ginanjar Sya'ban
Dutaislam.or.id - Januari 1941. Daftar pengirim dan penerima wesel dari Nusantara ke Makkah melalui jasa pengiriman uang yang dikelola oleh Pengoeroes Besar Nahdlatoel Oelama.
Salah satu alasan mengapa banyak ulama dan pelajar Nusantara berada di Makkah pada awal abad ke-20 adalah kondisi perekonomian yang cukup baik di Hindia Belanda. Pada saat itu, nilai tukar mata uang Hindia Belanda lebih kuat atau setara dengan mata uang yang digunakan oleh pemerintah yang menguasai Makkah, mulai dari Turki Ottoman hingga tahun 1916, kemudian Kerajaan Hijaz Hasyimiyyah (1916-1925), dan akhirnya Kerajaan Nejd Saudi Arabia (sejak Desember 1925).
Dalam daftar nomor 15, terdapat nama Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy'ari dari Tebu Ireng, Jombang, yang mengirimkan wesel sejumlah f220 kepada Syaikh Muhaimin (b. Abdul Aziz Lasem), menantunya, yang juga merupakan suami dari Nyai Khoiriyyah Hasyim. Syaikh Muhaimin adalah seorang pengajar di Masjidil Haram dan rektor Madrasah Dar al-Ulum al-Diniyyah di Makkah pada waktu itu.
Hal ini mengingatkan saya pada surat-surat pribadi dari Syaikh Mahfuzh al-Tarmasi, seorang ulama besar asal Tremas, Jawa Timur, yang mengajar di Makkah dan menulis banyak kitab rujukan dalam bahasa Arab. Dalam surat-surat yang dikirim antara tahun 1910 hingga 1918, Syaikh Mahfuzh mengabarkan kepada mertuanya, Kiai Abdullah Semanten dari Demak, Jawa Tengah, bahwa uang kiriman dari mertuanya telah diterima.
Membaca daftar ini membuat saya teringat kepada almarhum Akhmad Saufan, seorang sahabat dekat yang secara tekun meneliti surat-surat pribadi Syaikh Mahfudz Tremas. [dutaislam.or.id/ab]