Kaligrafi Asma'ul Husna Al-Muhyi. |
Dutaislam.or.id - Al-Muhyi (المُحْيِي) adalah salah satu nama dari Asmaul Husna yang berarti "Yang Maha Menghidupkan" atau "Yang Maha Memberi Kehidupan". Kata Al-Muhyi berasal dari akar kata "hayat" (حَيَاةٌ), yang berarti "kehidupan".
Dalam konteks nama Allah Swt, Al-Muhyi menggambarkan Allah Swt sebagai Dzat yang memberikan kehidupan, baik kepada makhluk yang belum hidup maupun kepada yang telah mati. Allah Swt sebagai Al-Muhyi adalah sumber utama kehidupan dan kekuatan hidup, dan Dia memiliki kekuasaan mutlak untuk memberikan kehidupan kepada apa pun yang Dia kehendaki.
Beberapa ayat Al-Qur'an dan hadis menunjukkan makna Al-Muhyi dan menggambarkan bagaimana Allah Swt memberikan kehidupan:
Surah Al-Ankabut (29:63):
وَمَنْ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ ۗ أَمَّنْ يَمْلِكُ السَّمْعَ وَٱلْبَصَرَ ۗ وَمَنْ يُخْرِجُ ٱلْحَيَّ مِنَ ٱلْمَيِّتِ وَمَنْ يُخْرِجُ ٱلْمَيِّتَ مِنَ ٱلْحَيِّ ۗ قَالُواْ ٱللَّهُ قُلْ فَأَنَّىٰ تُسْفَكُونَ
Terjemah:
"Dan siapa yang memberi rizki kepada kalian dari langit dan bumi? Siapa yang menguasai pendengaran dan penglihatan? Dan siapa yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup? Mereka menjawab, 'Allah Swt.' Katakanlah, 'Maka bagaimana kalian bisa dipalingkan?'"
Ayat ini menegaskan bahwa hanya Allah Swt yang memiliki kekuasaan untuk menghidupkan dan mematikan, yaitu mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan sebaliknya.
Surah Al-Baqarah (2:259):
أَوْ كَٱللَّذِي مَرَّ عَلَىٰ قَرْيَةٍ وَهِيَ خَاوِيَةٌ عَلَىٰ عُرُوشِهَا قَالَ أَنَّىٰ يُحْيِي هَـٰذِهِ ٱللَّهُ بَعْدَ مَوْتِهَا ۗ فَأَمَاتَهُ ٱللَّهُ مِائَةَ عَامٍ ثُمَّ بَعَثَهُ قَالَ كَمْ لَبِثْتَ ۗ قَالَ لَبِثْتُ يَوْمًا أَوْ بَعْضَ يَوْمٍ ۗ قَالَ بَلْ لَبِثْتَ مِائَةَ عَامٍ ۗ فَانْظُرْ إِلَىٰ طَعَامِكَ وَشَرَابِكَ لَمْ يَتَسَنَّهْ ۗ وَانْظُرْ إِلَىٰ حِمَارِكَ وَلِنَجْعَلَكَ آيَةً لِّلنَّاسِ ۗ وَانْظُرْ إِلَىٰ ٱلْعِظَامِ كَيْفَ نُسُوِيُهَا ثُمَّ نَكْسُوهَا لَحْمًا ۗ فَلَمَّا تَبَيَّنَ لَهُ قَالَ أَعْلَمُ أَنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Terjemah:
"Atau seperti orang yang melewati sebuah kota yang telah runtuh atapnya. Ia berkata, 'Bagaimana Allah Swt menghidupkan kota ini setelah matinya?' Maka Allah Swt mematikannya seratus tahun kemudian, kemudian membangkitkannya kembali. Dia berkata, 'Berapa lama engkau tinggal?' Ia menjawab, 'Sehari atau sebagian hari.' Allah Swt berkata, 'Tidak, engkau telah tinggal seratus tahun. Perhatikan makanan dan minummu, tidak berubah. Dan perhatikan keledaimu, agar Kami menjadikannya tanda bagi manusia. Dan perhatikan tulang belulang, bagaimana Kami menyusunnya kemudian Kami tutupi dengan daging.' Ketika telah jelas baginya, ia berkata, 'Aku tahu bahwa Allah Swt Mahakuasa atas segala sesuatu.'"
Ayat ini menggambarkan bagaimana Allah Swt menghidupkan kembali kota yang mati sebagai contoh dari kekuasaan-Nya sebagai Al-Muhyi.
Surah Al-Mu’minun (23:82-81):
وَقَالُواْ أَنَّىٰ تُحْشَرُونَ ۗ قُلْ يَوْمَ الْفَصْلِ لَا تَسْتَطِيعُونَ أَنْ تَنْفِقُوا۟ نَفْسًا مِنْ نَفْسٍ ۚ وَمَنْ يَفْقِهُ قُلْ يَجْنِبُكُمْ مِنْ عَذَابِكُمْ ۗ لَيْسَ فِيهَا شَرُّ وَكُلُّ مَا عَامُ ۗ وَفَسَقَكَ
Terjemah:
"Dan tidaklah hidup itu lain hanyalah masa sementara dan kehidupan yang akan datang adalah yang kekal. Dan sesungguhnya orang-orang yang tidak percaya adalah orang-orang yang paling merugi."
Ayat ini menegaskan bahwa kehidupan di dunia adalah sementara dan kehidupan yang kekal adalah di akhirat, di mana Allah Swt sebagai Al-Muhyi akan menghidupkan kembali setiap makhluk.
Penjelasan Para Ulama Tentang Asma'ul Husna Al-Muhyi
Para ulama memberikan penjelasan mendalam mengenai makna Al-Muhyi dan bagaimana sifat ini mencerminkan kekuasaan dan kebesaran Allah Swt:
- Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa Al-Muhyi adalah Allah Swt yang memberikan kehidupan kepada segala sesuatu, baik makhluk hidup maupun yang tampak mati. Sifat ini mencakup kemampuan Allah Swt untuk menghidupkan kembali yang mati, dan memberikan kehidupan serta kekuatan kepada semua ciptaan-Nya. Penciptaan dan pemberian kehidupan oleh Allah Swt adalah bukti kekuasaan dan kebijaksanaan-Nya yang sempurna.
- Imam Al-Qurtubi menyatakan bahwa Al-Muhyi menggambarkan Allah Swt sebagai Dzat yang menghidupkan segala sesuatu dari ketiadaan. Kehidupan yang diberikan oleh Allah Swt tidak hanya mencakup makhluk hidup di dunia ini tetapi juga pembangkitan di akhirat. Ini menunjukkan bahwa Allah Swt adalah sumber utama dari segala kehidupan dan memiliki kekuasaan mutlak untuk mengatur kehidupan dan kematian.
- Al-Ghazali dalam Al-Maqsad al-Asna menulis bahwa Al-Muhyi berarti Allah Swt adalah Dzat yang menghidupkan segala sesuatu dengan penuh kekuasaan. Sifat ini mencerminkan bahwa kehidupan dan kematian adalah bagian dari rencana Allah Swt yang lebih besar, dan Allah Swt memiliki kekuasaan untuk memulai dan mengakhiri kehidupan sesuai dengan kehendak-Nya.
- Syaikh As-Sa'di dalam tafsirnya menjelaskan bahwa Al-Muhyi adalah Allah Swt yang memberikan kehidupan kepada segala sesuatu dan mengatur proses kehidupan dan kematian. Allah Swt menghidupkan kembali makhluk yang telah mati dan memberikan kehidupan baru sesuai dengan kehendak-Nya. Sifat ini menunjukkan kekuasaan Allah Swt yang mutlak dan tidak terbatas dalam mengatur dan mengelola segala ciptaan-Nya.
Adapun Pelajaran dari Nama Al-Muhyi untuk kita adalah, antara lain: Pertama, menyadari bahwa Allah Swt adalah Al-Muhyi mengingatkan kita akan kekuasaan Allah Swt dalam memberikan kehidupan dan menghidupkan kembali. Ini mengajarkan kita untuk mengakui bahwa Allah Swt adalah sumber utama dari segala kehidupan dan kekuatan hidup.
Kedua, mengetahui bahwa Allah Swt adalah Al-Muhyi mendorong kita untuk bersyukur atas nikmat kehidupan dan penciptaan-Nya. Syukur ini merupakan bentuk penghargaan terhadap kekuasaan Allah Swt yang memberikan kehidupan dan kekuatan.
Ketiga, memahami bahwa Allah Swt adalah Al-Muhyi memberikan keyakinan bahwa kematian bukanlah akhir dari segalanya, tetapi bagian dari siklus kehidupan yang akan diikuti dengan pembangkitan kembali. Ini membantu seseorang untuk menghadapi kematian dengan lebih tenang dan penuh keyakinan.
Keempat, meningkatkan Ketaatan dan Kepatuhan: Mengetahui bahwa Allah Swt memiliki kekuasaan untuk menghidupkan segala sesuatu mendorong seseorang untuk taat dan patuh kepada perintah-Nya. Kesadaran akan kekuasaan Allah Swt yang mutlak mengingatkan kita untuk mengikuti ajaran-Nya dengan sepenuh hati.
Kelima, menyadari bahwa Allah Swt adalah Al-Muhyi membantu kita untuk menghindari kesombongan dan ketergantungan berlebihan pada makhluk atau sumber daya duniawi. Semua ciptaan dan kehidupan adalah hasil dari kekuasaan dan keputusan Allah Swt.
Keenam, Nama Al-Muhyi mengingatkan kita tentang proses penciptaan dan pembangkitan yang dilakukan oleh Allah Swt. Ini membantu kita untuk lebih menghargai keindahan dan keteraturan ciptaan Allah Swt serta memahami bahwa segala sesuatu berada dalam pengaturan-Nya.
Ketujuh, mengetahui bahwa Allah Swt adalah Al-Muhyi mendorong kita untuk meningkatkan kualitas amal perbuatan kita. Kesadaran bahwa segala amal akan diperhitungkan dan dikembalikan sesuai dengan kekuasaan Allah Swt memberikan dorongan untuk berbuat baik dan meningkatkan kualitas diri.
Kedelapan, menyadari sifat Al-Muhyi membantu kita untuk mengembangkan kesadaran spiritual yang mendalam mengenai kekuasaan Allah Swt dalam memberikan kehidupan. Ini mendorong kita untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah Swt dan memahami tujuan hidup dengan lebih baik.
Semoga Allah Swt memberikan kita kemampuan untuk memahami dan mengamalkan ajaran-Nya dengan baik, serta selalu bersyukur atas segala nikmat dan ciptaan-Nya. [dutaislam.or.id/ai/ab]