Ilustrasi pengamal shalawat Nabi yang selamat dari kecelakaan pesawat. Foto: istimewa. |
Dutaislam.or.id - Pagi itu, keluarga Achmad berencana berangkat ke Malang dengan naik pesawat. Mereka berempat: ayah, ibu, dan dua anak mereka, Hasan dan Husein. Hasan duduk di kelas 5 SD, sedangkan Husein di kelas 2 SD.
Pesawat lepas landas dengan lancar, dan selama perjalanan tidak ada kendala yang membuat mereka khawatir. Namun, ketika pesawat mendekati tujuan dan hendak mendarat, bandara tidak terlihat karena tertutup awan tebal. Saat itu, pramugari memberikan pengumuman yang masih diingat oleh Achmad, yaitu:
"Kita adalah milik Tuhan dan akan kembali kepada-Nya."
Pernyataan itu membuat seluruh penumpang panik dan tegang, termasuk Achmad. Mulutnya terus berzikir karena rasa takut akan kemungkinan buruk yang terjadi pada pesawat.
Baca: Kisah Karomah Penjual Halwa (Manisan), Pengamal Shalawat Nabi
Pesawat kemudian memutar kembali untuk mencari posisi aman agar bisa turun. Ketika pesawat mencoba menukik lagi untuk mendarat, badan pesawat berguncang hebat, membuat barang-barang di bagasi atas berjatuhan. Suasana semakin mencekam, dan banyak penumpang merasa pesawat akan mengalami kecelakaan.
Di tengah kepanikan itu, Hasan dan Husein mulai berteriak-teriak membaca shalawat dan memuji-muji Rasulullah Saw. Entah bagaimana, pesawat seakan ada yang menuntun, menembus awan tebal hingga akhirnya bandara Malang terlihat. Pesawat pun mendarat dengan selamat dan tenang.
Setelah pesawat berhenti dan para penumpang bersiap turun, pilot keluar dari kokpit dan mencari seseorang. Dia bertanya:
"Siapa tadi yang membaca shalawat?"
Hasan dan Husein dengan cepat mengangkat tangan dan berkata, "Saya, Pak!" Pilot langsung menghampiri mereka, menyalami mereka, dan mengucapkan terima kasih. Pilot itu berkata:
"Tanpa kalian, saya tidak tahu apa yang akan terjadi pada pesawat ini."
Rupanya, pilot tersebut seorang muslim dan dia mengenali bacaan shalawat yang dibaca oleh Hasan dan Husein. Baca: Berkah Sholawat, Jenazah Pak Darjo Utuh Setelah 9 Tahun Wafatnya.
Kisah ini adalah kisah nyata yang belum lama terjadi. Saya sengaja membagikannya untuk kita ambil hikmah bahwa dalam keadaan genting atau ketakutan yang amat sangat, kita bisa memohon pertolongan Allah dengan bershalawat, perantara Nabi-Nya yang dicintai oleh Allah. Jika ada yang tidak percaya dengan cerita ini, itu hak masing-masing, tetapi peristiwa ini benar-benar terjadi. [dutaislam.or.id/ab]
Sumber kisah:
http://www.facebook.com/note.php?note_id=319707945214 (link sudah mati)