Iklan

Iklan

,

Iklan

Kitab Adabul Alim wal Muta'allim (PDF-Drive) Makna Pesantren dan Terjemah

Duta Islam #05
22 Sep 2024, 18:20 WIB Ter-Updated 2024-09-22T11:20:08Z
Download Ngaji Gus Baha
kitab adabul alim wal mutaallim pdf makna pesantren
Kitab Adabul Alim wal Mutaallim PDF.


Dutaislam.or.id - Salah satu karya Kiai Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU), adalah kitab Adabul Alim wal Muta'allim, yang menjadi bagian penting dari kumpulan ajarannya dalam Irsyadus Syari. 


Kitab ini memberikan panduan tentang etika dan tanggung jawab moral bagi para ulama dan pencari ilmu dalam menjalankan aktivitas belajar dan mengajar. Karya ini bukan hanya relevan di zamannya, tetapi terus menjadi rujukan bagi generasi pencari ilmu hingga kini.


Baca: Flashdisk Kitab Kuning PDF Makna Pesantren


Secara umum, pembahasan dalam kitab ini dapat diklasifikasikan ke dalam tiga bagian utama. Bagian pertama menyoroti keutamaan ilmu, proses belajar, dan mengajarkannya. Bagian kedua menekankan etika bagi murid yang sedang menempuh proses pencarian ilmu. Sementara bagian ketiga membahas adab bagi seseorang yang telah mencapai derajat keilmuan atau yang dinyatakan lulus dari lembaga pendidikan.


Kitab ini disusun dengan struktur yang terperinci, terdiri dari delapan bab dan sebuah pendahuluan atau khutbah kitab. Bab pertama secara khusus membahas keutamaan ilmu dan keistimewaan mereka yang mengajarkan serta mengamalkannya. Di dalamnya, Kiai Hasyim menekankan bahwa keutamaan tersebut berlaku bagi para ulama yang tidak hanya menyampaikan ilmu, tetapi juga menjalankan ilmu tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Bab kedua menyajikan sepuluh etika yang harus dijalankan oleh seorang murid, baik terhadap dirinya sendiri maupun dalam hubungannya dengan ilmu yang ia pelajari.


Salah satu ciri menarik dari Kitab Adabul Alim wal Muta'allim adalah pengaruh kuat dari pemikiran etika Imam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali. Pengaruh tersebut tampak jelas, terutama ketika Kiai Hasyim menyampaikan bahwa ilmu yang benar-benar bermanfaat adalah ilmu yang dipelajari dengan niat meraih keridhaan Allah, bukan demi tujuan duniawi atau untuk meraih popularitas dan kekayaan. 


Pandangan ini sejalan dengan apa yang diuraikan oleh Imam Al-Ghazali dalam Ihya' Ulumiddin, terutama pada bagian awal kitab tersebut, yang menekankan pentingnya kemurnian niat dalam menuntut ilmu.


Kiai Hasyim secara tegas menulis bahwa keutamaan ilmu tidak akan dapat dicapai kecuali dengan niat yang ikhlas dan ketulusan hati. Ilmu bukan hanya alat untuk memperoleh status sosial, melainkan sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah dan meningkatkan kualitas spiritual. Dengan kata lain, ilmu yang diperoleh hanya akan bermanfaat jika ilmu tersebut membawa seorang manusia menuju kemuliaan akhlak dan keridhaan Allah Swt.


Etika seorang murid juga menjadi sorotan utama dalam kitab ini. Kiai Hasyim menjabarkan bahwa seorang murid harus memiliki rasa hormat yang mendalam terhadap dirinya sendiri, gurunya, dan proses pembelajaran. Ia harus senantiasa menjaga adab dalam interaksi sosial dan spiritual, dengan tidak hanya menghafal pengetahuan, tetapi juga memahami hikmah di balik ilmu tersebut. Etika ini mencakup kebersihan hati, keikhlasan, dan kesabaran dalam menuntut ilmu, sebuah proses yang tidak hanya fisik, tetapi juga spiritual.


Baca: Flashdisk Ebook Islami (32 GB)


Kedalaman pemikiran Kiai Hasyim tentang pentingnya etika dalam proses belajar-mengajar menggarisbawahi nilai-nilai moral yang harus menyertai setiap pencari ilmu. Ia mengingatkan bahwa ilmu tanpa etika adalah kosong, dan pengetahuan tanpa niat yang baik hanya akan membawa kehancuran bagi pemiliknya. Dalam konteks ini, Kiai Hasyim mewariskan kepada kita sebuah pedoman penting bahwa etika adalah fondasi utama dalam perjalanan keilmuan.


Kitab berjudul Adabul Alim wal Muta'allim ternyata bukan hanya karya Kiai Hasyim Asy'ari saja. Imam Nawawi juga memiiki karya berjudul Adabul Alim wal Muta'allim wal Musfi wal Mustafti, yang bisa Anda perbandingan isinya. Jika tertarik, silakan:



Kedua kitab di atas tetap relevan dalam lingkungan pesantren, terutama di era modern yang sering kali memisahkan ilmu dari nilai-nilai moral. Kedua karya kitab berjudul Adabul Alim wal Muta'allim mengajak kita semua untuk merefleksikan kembali niat dalam mencari ilmu dan peran kita sebagai manusia yang berilmu. [dutaislam.or.id/ab]

Iklan