Iklan

Iklan

,

Iklan

Kitab Al-Asybah wan Nadhair fil Furu' (PDF-Drive) Makna Pesantren

Duta Islam #05
23 Sep 2024, 08:50 WIB Ter-Updated 2024-09-23T01:52:52Z
Download Ngaji Gus Baha
kitab asybah wan nadhair pdf makna pesantren
Kitab Al-Asybah wan Nadha'ir Makna Pesantren.


Dutaislam.or.id - Kitab Al-Asybah wan Nadhair fil Furu' adalah salah satu karya yang ditulis oleh Imam Jalaluddin Abdurrahman bin Abu Bakar as-Suyuthi, seorang ulama terkemuka dari abad ke-10 Hijriyah (911 H/1505 M). Imam As-Suyuthi dikenal sebagai ulama produktif yang menghasilkan banyak karya dalam berbagai disiplin ilmu, salah satunya adalah kitab ini yang membahas standar dan kaidah dalam fikih.


Sebelum menulis Al-Asybah wan Nadhair, Imam As-Suyuthi telah menulis kitab lain berjudul Sawaridul Fawaid fidl Dlawabith wal Qawa'id, yang juga berfokus pada pembahasan kaidah fiqh. Baca: Flashdisk Kitab Kuning Makna Pesantren 32 GB.


Kitab Al-Asybah sendiri adalah kelanjutan dari inspirasi Imam As-Suyuthi dalam mengembangkan kaidah-kaidah yang sudah ada, dengan mengambil intisari dari karya-karya terdahulu, seperti Al-Majmu'ul Mudzhab fi Dlabthi Qawaidil Madzhab karya Abu Said Al-Ala'i, Al-Asybah wan Nadhair oleh Tajuddin As-Subki, dan Al-Mantsur fil Qawa'id karya Az-Zarkasyi.


Meskipun Al-Asybah bukanlah karya baru dalam cabang ilmu kaidah fiqh Syafi'i, Imam As-Suyuthi berhasil menunjukkan keunikannya melalui beberapa aspek penting. Terbukti, ringkasannya yang padat dan disertai dengan analisis kritis yang tajam dan komparasi antarpendapat. 


Selain itu, dalam merujuk pada sumber-sumber klasik, As-Suyuthi kerap mengutip kitab-kitab besar dari mazhab Syafi'i. Di antara referensi yang paling sering muncul dalam Al-Asybah adalah Raudhatut Thalibin dan Al-Manhaj karya Imam An-Nawawi, yang merupakan dua kitab rujukan utama dalam fiqh Syafi’i. 


Kitab ini terdiri dari tujuh bagian atau kitab, masing-masing membahas berbagai aspek penting dalam fiqh Syafi’i, dengan pembahasan yang mendalam namun tetap terstruktur dan mudah dipahami. Berikut ini adalah garis besar dari masing-masing kitab:


Kitab Pertama: Al-Qawaid al-Khams (Lima Kaidah Pokok)

Bagian pertama ini berfokus pada lima kaidah utama dalam fiqh yang menjadi rujukan bagi seluruh permasalahan fiqh lainnya. Kaidah-kaidah ini mencakup prinsip-prinsip dasar yang harus dipahami oleh setiap muslim dalam menjalankan kehidupan sehari-hari sesuai dengan syariat.


Kitab Kedua: Qawaid Kulliyah

Pada bagian kedua, Imam As-Suyuthi membahas empat puluh kaidah kulliyah atau kaidah umum yang berlaku dalam banyak masalah fiqh. Kaidah-kaidah ini membantu dalam memahami berbagai masalah hukum dengan pendekatan yang lebih sistematis.


Kitab Ketiga: Kaidah-Kaidah yang Diperselisihkan

Bagian ini menguraikan beberapa kaidah fiqh yang menjadi titik perbedaan di kalangan ulama. As-Suyuthi memaparkan dengan jelas berbagai pendapat yang ada, serta memberikan analisis mendalam tentang perbedaan tersebut.


Kitab Keempat: Hukum-Hukum yang Banyak Berlaku

Di bagian ini dibahas berbagai hukum yang sering diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti hukum tentang orang yang lupa, orang yang terpaksa, orang gila, anak kecil, dan lain sebagainya. Pembahasan ini sangat relevan dalam memberikan panduan praktis bagi umat Islam dalam situasi yang tidak ideal.


Kitab Kelima: Bab-Bab Fiqh yang Dimulai dari Thaharah hingga Al-Wala

Bagian ini merupakan pembahasan rinci tentang bab-bab dalam fiqh, dimulai dari masalah thaharah (kesucian) hingga bab al-wala. Dalam bagian ini, As-Suyuthi memberikan panduan lengkap tentang tata cara pelaksanaan ibadah, sesuai dengan tuntunan syariat.


Kitab Keenam: Perbedaan dalam Fiqh

Dalam bagian ini dibahas berbagai perbedaan yang muncul dalam fiqh, seperti perbedaan antara istilah lamsu dan massu serta dampak hukumnya. As-Suyuthi memberikan penjelasan tentang bagaimana perbedaan ini muncul, serta bagaimana menyikapinya dalam konteks hukum fiqh.


Kitab Ketujuh: Nadhair yang Bermacam-Macam

Kitab terakhir membahas berbagai nadhair atau permasalahan yang memiliki kesamaan dalam beberapa aspek, tetapi berbeda dalam hukum. As-Suyuthi menunjukkan kecakapannya dalam mengidentifikasi masalah-masalah ini dan memberikan solusi yang sesuai berdasarkan kaidah fiqh.


Bila tertarik membacanya, silakan:



Hingga saat ini, Al-Asybah tetap menjadi rujukan penting bagi siapa saja yang ingin memperdalam ilmu fiqh dan memahami dasar-dasar hukum Islam yang relevan sepanjang zaman. [dutaislam.or.id/ab]

Iklan