Kitab Qul Hadzihi Sabili PDF Makna Pesantren. |
Dutaislam.or.id - Kitab Qul Hadzihi Sabili merupakan salah satu karya Sayyid Muhammad Al-Maliki yang mengulas tentang akidah Ahlussunnah wal Jama’ah. Sejak awal, judul kitab ini telah menegaskan fokus utamanya pada ketauhidan, yaitu keyakinan akan keesaan Allah.
Pembahasan di dalamnya mencakup prinsip-prinsip utama akidah Ahlus Sunnah, seperti konsep Laisa Kamitslihi Syaiun (tiada sesuatu pun yang serupa dengan Allah), sifat-sifat wajib bagi Allah, serta keyakinan bahwa Al-Qur'an adalah kalamullah. Dengan pendekatan ini, kitab ini menegaskan landasan tauhid yang harus dipegang oleh setiap muslim.
Baca: Flashdisk Kitab Kuning PDF Makna Pesantren
Secara umum, kitab ini menyajikan pembahasan akidah yang lebih ringkas dibandingkan dengan kitab Aqidatul Awam, yang dikenal luas sebagai referensi dasar dalam pendidikan Islam sejak dini. Aqidatul Awam mengupas secara mendalam tentang Aqidah 50, yaitu pembahasan mengenai sifat-sifat wajib, mustahil, dan jaiz bagi Allah, serta sifat-sifat wajib dan mustahil bagi para rasul.
Namun, dalam Kitab Qul Hadzihi Sabili, Sayyid Muhammad Al-Maliki memilih untuk membahas sifat-sifat Allah secara lebih mendasar. Hal ini dilakukan dengan tujuan memberikan pemahaman yang relevan dengan tuntutan zaman yang memerlukan penjelasan lebih komprehensif tentang akidah.
Pembahasan dalam kitab ini juga memiliki pendekatan yang berbeda dari zaman Al-Imam Abul Hasan Al-Asy’ari. Pada masa beliau, pemikiran akidah Islam sedang menghadapi tantangan besar, terutama dari kelompok Mu’tazilah yang lebih mendahulukan pendekatan akal dalam memahami agama. Dengan kecerdasan dan ketelitian yang luar biasa, Al-Imam Al-Asy’ari memainkan peran penting dalam mengembalikan pemahaman akidah Islam kepada landasan yang benar, sesuai dengan ajaran Ahlus Sunnah Wal Jama’ah.
Pada masa itu, pemikiran rasional Mu’tazilah mendominasi diskursus intelektual, dan banyak orang terpengaruh oleh argumen-argumen mereka yang cenderung menempatkan akal di atas wahyu. Salah satu isu penting yang menjadi perdebatan adalah mengenai sifat-sifat Allah.
Mu’tazilah menolak konsep bahwa Allah memiliki sifat-sifat, karena menurut mereka, hal tersebut akan mengarah pada tasybih (penyerupaan Allah dengan makhluk). Namun, Al-Imam Abul Hasan Al-Asy’ari dengan cerdas menjawab tantangan ini.
Baca: Flashdisk Terjemah Kitab Kuning PDF (32 GB)
Beliau menjelaskan bahwa Allah memiliki sifat-sifat yang tidak serupa dengan makhluk-Nya, dan sifat-sifat tersebut harus diakui tanpa menanyakan "bagaimana"-nya (bila kayf). Pendekatan ini kemudian melahirkan konsep Aqidah 50, yang menjadi landasan akidah Ahlussunnah hingga saat ini, sebagaimana diulas dalam Kitab Qul Hadzihi Sabili.
Pembahasan tentang sifat-sifat Allah, Qadha’ dan Qadar, serta prinsip-prinsip tauhid yang terkandung di dalamnya memberikan panduan yang kuat bagi umat Islam dalam memahami ajaran agama mereka. Sebagaimana yang ditunjukkan oleh Al-Imam Abul Hasan Al-Asy’ari, kitab ini menjadi salah satu benteng pemikiran Islam yang menjaga kemurnian akidah di tengah gelombang tantangan pemikiran yang terus berkembang.
Bila Anda tertarik membacanya, kami sediakan versi Makna Pesantren, kosongan maupun terjemahnya:
- Download Kitab Qul Hadzihi Sabili (PDF-Drive) | Makna Pesantren
- Download Kitab Qul Hadzihi Sabili (PDF-Drive) | Kosongan
- Download Kitab Qul Hadzihi Sabili (PDF-Drive) | Terjemah
Semoga bermanfaat. [dutaislam.or.id/ab]