Iklan

Iklan

,

Iklan

Kitab Tanbihul Mughtarrin (PDF-Drive) Makna Pesantren

Duta Islam #05
24 Sep 2024, 17:47 WIB Ter-Updated 2024-09-24T10:47:11Z
Download Ngaji Gus Baha
kitab tambihul mughtarrin pdf makna pesantren
Kitab Tambihul Mughtarrin PDF Makna Pesantren.


Dutaislam.or.id - Kitab Tanbihul Mughtarrin merupakan salah satu karya monumental dalam kajian tasawuf, yang ditulis oleh Imam Abdul Wahab As-Sya'rani (898-973 H), seorang ulama terkemuka dari Mesir yang menganut Mazhab Syafi'i. 


Karya ini memiliki judul lengkap Tanbihul Mughtarrin Awakhiril Qarnil 'Asyiri 'Ala Ma Khalafu fihi Salafuhum At-Thahir (نبيه المغترين أواخر القرن العاشر على ما خالفوا فيه سلفهم الطاهر), yang bermakna "Peringatan bagi Mereka yang Tertipu di Akhir Abad Kesepuluh atas Penyimpangan Mereka dari Para Pendahulu yang Saleh." 


Sesuai judulnya, kitab ini ditulis sebagai respon terhadap kondisi umat pada masanya, yang mulai jauh dari ajaran salafus salih dan terbuai oleh berbagai tipuan dunia yang mengulas berbagai bentuk tipuan yang sering kali menjerat manusia, baik pada masa lalu maupun masa kini. 


Di antara bentuk tipuan tersebut adalah tertipu dengan ilmu, tertipu dengan ibadah, tertipu dengan nasab mulia, serta berbagai hal lainnya yang dianggap dapat memberikan keselamatan. Namun, semua itu tidak akan bermanfaat tanpa adanya tazkiyatun nufus—penyucian jiwa dan hati yang bersih—yang merupakan kunci untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. Imam As-Sya'rani mengingatkan bahwa kebersihan hati dan pengendalian nafsu sangat penting bagi mereka yang ingin selamat dari jebakan duniawi dan dapat mencapai maqam yang tinggi di sisi Allah.


Tujuan utama dari kitab ini adalah untuk memberikan panduan bagi umat Islam dalam mempersiapkan diri agar mampu mengubah perilaku dan sikap yang telah terperangkap oleh tipuan-tipuan dunia. Kitab ini ditujukan khususnya bagi mereka yang telah terbuai dengan penilaian diri yang keliru, seperti merasa sudah cukup dengan ilmu yang dimiliki atau ibadah yang dilakukan, tanpa menyadari bahwa hatinya mungkin masih jauh dari kebersihan dan keikhlasan yang diinginkan oleh Allah. 


Imam As-Sya'rani menekankan pentingnya introspeksi dan upaya terus-menerus untuk menyucikan jiwa, karena hanya dengan hati yang bersih seseorang dapat benar-benar merasakan kedekatan dengan Allah Swt.


Salah satu bagian penting dalam Tanbihul Mughtarrin adalah pemaparan tentang 41 akhlak salaf—sikap-sikap dan perilaku para pendahulu yang saleh—yang kini mulai ditinggalkan oleh umat Islam, baik di kalangan ulama maupun orang awam. 


Imam As-Sya'rani mencatat bahwa banyak orang, termasuk yang berilmu, mulai lalai dalam menerapkan akhlak-akhlak luhur yang dahulu menjadi ciri khas salafus salih. Dalam kitab ini, beliau merinci berbagai contoh perilaku yang seharusnya tetap dijaga dan dilestarikan oleh umat Islam di setiap generasi.


Kitab ini juga sering disamakan dengan karya besar dalam fiqh, seperti Al-Minhaj karya Imam An-Nawawi. Sebagaimana para ulama fiqh memfatwakan hukum kepada umat berdasarkan kitab tersebut, para ulama sufi juga menjadikan Tanbihul Mughtarrin sebagai rujukan dalam memberikan fatwa terkait akhlak dan spiritualitas. 


Isi kitab ini memuat nukilan-nukilan yang diuraikan dengan sangat jelas dan terperinci, terutama mengenai bagaimana umat Islam seharusnya mengikuti jejak salafus salih—para sahabat, tabi’in, dan ulama-ulama yang mengamalkan ilmu mereka dengan penuh keikhlasan dan ketakwaan.


Imam As-Sya'rani menulis kitab ini berdasarkan pengalaman pribadinya ketika memasuki jalan mahabbah (cinta) kepada para sufi. Beliau berusaha mengikat perilaku dan akhlaknya dengan ajaran salafus salih, karena merasa takut jika ada yang mempertanyakan kesungguhan beliau dalam meneladani akhlak para sufi. 


Dengan rendah hati, beliau menegaskan bahwa apa yang disampaikan dalam kitab ini bukanlah sekadar teori, melainkan cerminan dari perjalanan spiritualnya sendiri yang berupaya untuk mencapai kebersihan hati dan kedekatan dengan Allah melalui akhlak para sufi yang mulia.


Bila Anda tertarik membacanya lebih lanjut untuk ngaji atau muthala'ah, silakan: 



Semoga kitab ini membawa manfaat untuk kita semua. [dutaislam.or.id/ab]

Iklan