Kitab Tuhfatul Ashfiya PDF Makna Pegon Jawa. |
Dutaislam.or.id - Kitab Tuhfatul Ashfiya' terjemah Mandhumah Hidayatul Adzkiya' merupakan salah satu karya monumental KH. Abdul Jalil Hamid Al-Qudsi, seorang ulama dari Kudus yang dikenal karena dedikasinya dalam dunia tarekat.
Sebelum diterbitkan pada tahun 1962, kitab ini melalui proses penelitian dan pengkajian mendalam oleh beberapa ulama besar Indonesia, seperti KH. Bisri Syansuri, KH. Abdul Fattah Yasin, dan KH. Muslih dari Mranggen, Demak. Pengesahan dari tokoh-tokoh besar ini menunjukkan betapa penting dan berharganya karya ini bagi para pengamal tarekat.
Mandhumah Hidayatul Adzkiya', yang diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa dengan aksara Pegon dalam Tuhfatul Ashfiya', memiliki makna yang sangat dalam bagi para pengamal tarekat. Kitab ini dirancang sebagai panduan untuk mengenal jalan para waliyullah, yaitu orang-orang yang telah mencapai tingkatan spiritual tinggi dan memiliki musyahadah makhshusoh—sebuah bentuk persaksian khusus terhadap kehadiran dan kebesaran Allah Swt.
Melalui kitab ini, KH. Abdul Jalil Al-Qudsi memberikan bimbingan bagi mereka yang ingin menelusuri jalan yang ditempuh para wali dalam mendekatkan diri kepada Allah.
Penyusunan kitab Tuhfatul Ashfiya' juga tidak bisa dilepaskan dari konteks perkembangan tarekat di Indonesia, terutama saat Jamiyyah Thariqah Mu'tabarah mulai berkembang pesat. Jamiyyah ini merupakan organisasi tarekat yang diakui secara luas dan menjadi wadah bagi para pengamal tarekat untuk menuntut ilmu dan mengamalkan ajaran-ajaran sufi.
KH. Abdul Jalil Al-Qudsi, sebagai salah satu tokoh yang memiliki khidmah (pengabdian) yang besar kepada Jamiyyah tersebut, menulis kitab ini sebagai bentuk kontribusinya terhadap perkembangan tarekat di Nusantara.
Kitab ini tidak hanya menjadi panduan bagi para murid tarekat, tetapi juga berfungsi sebagai bukti nyata khidmah KH. Abdul Jalil terhadap pengajaran spiritual di lingkungan tarekat. Para pengamal tarekat yang mempelajari Tuhfatul Ashfiya' diharapkan dapat mengikuti jejak para waliyullah dan merasakan makna mendalam dalam perjalanan spiritual mereka.
Setiap bait dalam kitab ini dipenuhi dengan nasihat dan hikmah yang menggambarkan perjalanan panjang dan berat yang ditempuh oleh para sufi dalam pencarian makna hidup sejati.
Dengan mempelajari Tuhfatul Ashfiya', para murid tarekat diharapkan bukan hanya memahami ajaran-ajaran tarekat secara teoritis, tetapi juga mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka bisa mendekatkan diri kepada Allah dengan lebih sempurna. Kitab ini menjadi salah satu karya penting yang menghubungkan tradisi tarekat di Indonesia dengan ajaran-ajaran sufi klasik yang telah lama menjadi rujukan spiritual di dunia Islam.
Bagi pengamal tarekat, memahami jalan para waliyullah seperti yang dijelaskan dalam kitab ini adalah kunci untuk mencapai kesadaran spiritual yang lebih tinggi, sebagaimana diinginkan dalam ajaran tasawuf.
Bila Anda mencarinya, Duta Islam menemukan Anda, silakan:
Semoga bermanfaat. Terimakasih. [dutaislam.or.id/ab]