Iklan

Iklan

,

Iklan

[Manaqib 01] Silsilah Nasab Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani ke Rasulullah Saw

Duta Islam #05
11 Sep 2024, 14:14 WIB Ter-Updated 2024-09-11T09:13:13Z
Download Ngaji Gus Baha
manaqib syaikh abdul qadir al-jailani - silsilah
Ilustrasi silsilah nasab. Foto: pexels.com.


Dutaislam.or.id - Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani adalah tokoh besar dalam dunia tasawuf yang memiliki garis keturunan mulia dari kedua orang tuanya.


Ayah beliau, Abu Sholeh Janki Dausat, adalah putra Abdullah, putra Yahya az-Zahid, putra Muhammad, putra Daud, putra Musa at-Tsani, putra Musa al-Jun, putra Abdullah al-Mahdi, putra Hasan Al-Mutsanna, cucu dari Nabi Muhammad Saw melalui jalur Sayyidina Ali bin Abi Thalib RA. 


Dengan demikian, melalui jalur ayahnya, Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani adalah keturunan dari Nabi Muhammad Saw melalui cucu beliau, Hasan bin Ali ra.


Sementara itu, ibu beliau, Ummul Khoer Ummatul Jabbar Fathimah, juga berasal dari garis keturunan Nabi Muhammad SAW melalui jalur Husain bin Ali ra, cucu Nabi dari putrinya Fatimah Az-Zahra. Nasab ibunya terdiri dari Sayyid Muhammad, putra Abdullah as-Sumi’i, putra Abi Jamaluddin Muhammad, hingga sampai pada Imam Abi Musa al-Kazim dan Ja'far Shadiq. 


Dengan demikian, dari pihak ibu, Syaikh Abdul Qodir Jailani adalah keturunan dari Imam Husain ra.


Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani memiliki dua jalur keturunan dari Nabi Muhammad Saw, yakni melalui Hasan dari jalur ayah, dan melalui Husain dari jalur ibu, sehingga beliau dikenal sebagai Hasani sekaligus Husaini.


5 Tanda Kemuliaan Saat Kelahiran Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani


Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani dilahirkan pada tanggal 1 Ramadhan tahun 470 Hijriyah (1077 Masehi) di Naif, Jailan, Irak. Beliau wafat pada usia 91 tahun pada tanggal 11 Rabiul Akhir tahun 561 Hijriyah (1166 Masehi) dan dimakamkan di Bagdad, Irak.


Saat kelahiran beliau, terdapat beberapa karomah (kemuliaan) yang menandakan kedudukannya sebagai seorang wali besar:


1. Mimpi Bertemu Rasulullah Saw

Pada malam kelahiran Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani, ayah beliau, Abu Sholeh Musa Janki, bermimpi bertemu Rasulullah SAW yang datang bersama para sahabat, imam mujtahid, dan wali-wali Allah. 


Rasulullah Saw menyampaikan kepada Abu Sholeh, "Wahai Abu Sholeh, kamu akan dianugerahi seorang putra oleh Allah. Dia akan memiliki kedudukan yang tinggi di atas para wali, sebagaimana kedudukanku di atas para nabi. Putramu ini adalah anakku dan juga kekasih Allah."


2. Kedatangan Para Nabi

Setelah mimpi bertemu Rasulullah, Abu Sholeh juga didatangi oleh para nabi yang memberikan kabar gembira bahwa putranya akan menjadi Sulthanul Auliya, pemimpin para wali, kecuali para Imam Ma’shum. Ini mengisyaratkan bahwa seluruh wali akan berada di bawah kepemimpinan Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani.


3. Menolak Menyusu di Siang Hari Ramadhan

Kemuliaan lainnya adalah sejak lahir, Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani tidak mau menyusu selama siang hari di bulan Ramadhan, menandakan bahwa beliau sudah menjalani puasa sejak bayi. Beliau hanya menyusu setelah waktu berbuka puasa.


4. Tanda Telapak Kaki Rasulullah Saw

Di bagian belakang pundak Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani terdapat bekas telapak kaki Rasulullah Saw, yang dipercaya sebagai tanda bahwa pundaknya pernah menjadi pijakan Rasulullah saat beliau menaiki Buraq dalam perjalanan Isra’ Mi’raj.


5. Cahaya Kelahiran

Saat beliau dilahirkan, tubuhnya diliputi oleh cahaya yang begitu terang hingga tak seorang pun dapat melihatnya dengan jelas. Ibunya, Ummul Khoer, melahirkan beliau pada usia 60 tahun, yang juga dianggap sebagai hal yang luar biasa.


Tanda-tanda kemuliaan tersebut semakin mengukuhkan Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani sebagai seorang wali agung dan tokoh besar dalam dunia Islam yang dianugerahi kedudukan tinggi oleh Allah sejak kelahirannya. [dutaislam.or.id/ab]


Baca: Manaqib 02 [Perjalanan Intelektual Syaikh Abdul Qodir Hingga Bertemu Nabi Khidzir]

Iklan