Iklan

Iklan

,

Iklan

[Manaqib 02] Perjalanan Intelektual Syaikh Abdul Qodir Hingga Bertemu Nabi Khidzir

Duta Islam #05
11 Sep 2024, 14:43 WIB Ter-Updated 2024-09-11T09:13:29Z
Download Ngaji Gus Baha
kisah perjalanan menuntut ilmu syaikh abdul qadir jailani
Ilustrasi menuntut ilmu. Foto: istimewa.


Dutaislam.or.id - Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani dikenal sebagai seorang yang cerdas dalam menuntut ilmu. Beliau selalu berusaha mencari guru-guru yang ahli di bidangnya, termasuk dalam ilmu syari'ah dan berbagai disiplin ilmu lainnya. Kehebatan dan kecerdasannya diakui oleh para gurunya, yang mencakup berbagai bidang ilmu.


Beliau mempelajari ilmu Fiqih dari Abil Wafa 'Ali bin 'Aqil, dan juga belajar dari Abi 'Ali Khotob al-Kaludiani serta Abi Husein Muhammad bin Qodhi. Dalam disiplin ilmu Adab, beliau menuntut ilmu dari Abi Zakaria At-Tibrizi. Sedangkan ilmu Thoriqoh dipelajarinya dari Syaikh Abi Khoer Hamad bin Muslim bin Darowatid Dibbas.


Semangat Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani dalam menuntut ilmu tidak hanya terbatas pada pengetahuan, tetapi juga dalam meraih kesempurnaan spiritual. Dengan rahmat Allah Swt, beliau mencapai pangkat yang tertinggi dalam dunia tasawuf. 


Baca: Manaqib 01: Silsilah Nasab Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani ke Rasulullah Saw


Berkat keteguhan hati dan kemauan kerasnya, beliau mampu mengendalikan hawa nafsunya. Syaikh Abdul Qodir bahkan berkhalwat (menyendiri) di Irak selama 20 tahun, tanpa berjumpa dengan siapapun, sebagai bagian dari perjalanan spiritualnya.


Kepribadian dan Budi Pekerti Syaikh Abdul Qodir

Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani dikenal sebagai pribadi yang sangat taqwa, karena rasa takutnya yang mendalam kepada Allah Swt. Hatinya begitu lembut, dan air matanya seringkali bercucuran ketika berdoa kepada Allah. 


Beliau adalah sosok yang dermawan, berjiwa sosial, dan selalu menjauhkan diri dari perilaku buruk. Setiap kali ada yang meminta, beliau pantang menolak, bahkan jika yang diminta adalah pakaian yang sedang beliau kenakan.


Keberanian dan keteguhannya dalam mempertahankan kebenaran membuat beliau disegani oleh banyak orang. Beliau tidak marah karena dorongan hawa nafsu dan tidak memberi bantuan kecuali karena Allah Swt. Sifat-sifat ini adalah manifestasi dari warisan akhlaq Nabi Muhammad Saw.


Wajah Syaikh Abdul Qodir dikatakan memiliki ketampanan seperti Nabi Yusuf as, kejujuran beliau sebanding dengan kejujuran Sayyidina Abu Bakar ra, keadilannya mirip dengan Sayyidina Umar bin Khattab ra, kesabaran dan kelembutannya meneladani Sayyidina Utsman bin Affan ra, dan keberanian serta kegagahannya menyerupai keberanian Sayyidina Ali bin Abi Thalib ra.


Pakaian Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani

Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani memilih gaya hidup sederhana. Beliau mengenakan jubah kasar dari bulu domba dan melilitkan kain di kepalanya. Saat berjalan, meski jalan yang dilaluinya penuh duri, beliau sering kali tidak beralas kaki. Beliau juga hidup dengan sangat sederhana, makan hanya buah-buahan dan dedaunan, dan jarang minum air kecuali sedikit.


Suatu ketika, setelah berpuasa dalam waktu yang lama, Syaikh Abdul Qodir diberi sejumlah uang oleh seseorang sebagai bentuk penghormatan. Beliau membeli roti dan bubur, dan saat hendak memakannya, tiba-tiba datang sepucuk surat yang tertulis:


إِنَّمَا جُعِلَتِ الشَّهَوَاتُ لِضُعَفَاءِ عِبَادِي لِيَسْتَعِينُوا بِهَا عَلَى الطَّاعَةِ وَأَمَّا الْأَقْوِيَاءُ فَمَا لَهُمُ الشَّهَوَاتُ


Terjemah:

Sesungguhnya syahwat-syahwat itu diperuntukkan bagi hamba-hamba-Ku yang lemah agar mereka dapat bertahan dalam ketaatan. Sedangkan bagi orang-orang kuat, mereka seharusnya tidak memiliki syahwat keinginan.


Membaca surat tersebut, Syaikh Abdul Qodir segera meninggalkan makanan tersebut, kemudian beliau sholat dua raka'at. Setelah sholat, beliau menyadari bahwa ujian itu adalah bentuk pertolongan dari Allah Swt.


Pertemuan Syaikh Abdul Qodir dengan Nabi Khidir AS di Irak

Saat Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani memasuki wilayah Irak, beliau ditemani oleh Nabi Khidir as. Pada waktu itu, Syaikh Abdul Qodir belum mengetahui bahwa sosok yang menemaninya adalah Nabi Khidir. 


Nabi Khidir memberikan perintah kepada Syaikh Abdul Qodir untuk tidak mengingkari janji, karena jika mengingkari, mereka akan berpisah. Nabi Khidir berkata kepadanya: "Duduklah di sini!". Syaikh Abdul Qodir kemudian duduk di tempat yang ditunjukkan Nabi Khidir selama tiga tahun.


Setiap tahun, Nabi Khidir as datang mengunjungi Syaikh Abdul Qodir sambil berkata: "Jangan tinggalkan tempat ini sampai aku datang kepadamu!" [dutaislam.or.id/ab]


Lanjut baca: Manaqib 03: Saat Mulut Syaikh Abdul Qodir Diludahi Rasulullah Saw

Iklan