Iklan

Iklan

,

Iklan

[Manaqib 06] Syaikh Abdul Qodir Doakan Bayi Perempuan Jadi Laki-Laki

Duta Islam #05
11 Sep 2024, 16:12 WIB Ter-Updated 2024-09-11T09:12:00Z
Download Ngaji Gus Baha
karomah syaikh abdul qadir menghidupkan ayam berkokok
Ilustrasi ayam berkokok. Foto: istimewa.


Dutaislam.or.id - Diriwayatkan oleh Syaikh Hawad Al-Qodiri, suatu hari seorang pria datang menghadap Syaikh Abdul Qodir dengan harapan besar. Dia menginginkan seorang anak laki-laki karena doa Syaikh dikenal selalu dikabulkan oleh Allah Swt. 


Syaikh menyambutnya dengan berkata, "Permohonanmu itu wajar-wajar saja, nanti juga kamu akan memperoleh anak laki-laki."


Pria itu pun penuh harap dan setiap hari menghadiri majelis Syaikh Abdul Qodir. Beberapa hari kemudian, istrinya melahirkan seorang bayi perempuan. Dengan kecewa, pria tersebut membawa bayinya menghadap Syaikh dan mengeluh, "Dari dahulu saya selalu mengharap anak lelaki, namun kenyataannya kini bayi perempuan."


Syaikh kemudian berkata, "Segera balut bayimu itu dan bawa pulang, nanti juga kamu akan memperoleh bayi laki-laki". 


Baca: Manaqib 05: Kisah Syaikh Abdul Qodir Merebut Ruh dari Keranjang Malaikat


Pria itu mengikuti perintah Syaikh, membalut bayinya dan pulang ke rumah. Ketika pembebat bayi dibuka, betapa terkejutnya pria itu karena bayi perempuannya berubah menjadi laki-laki. Semua ini berkat karomah Syaikh Abdul Qodir dan izin Allah yang Maha Kuasa.


Orang Fasiq Diselamatkan Karena Mencintai Syaikh Abdul Qodir

Pada zaman Syaikh Abdul Qodir, ada seorang fasiq yang sangat mencintai Syaikh dengan mahabbah yang mendalam. Setelah meninggal, orang tersebut dihadapkan pada pertanyaan Malaikat Munkar dan Nakir di dalam kubur. Namun, jawaban satu-satunya dari orang tersebut adalah menyebut nama Syaikh Abdul Qodir.


Melihat hal ini, Allah berfirman kepada Munkar dan Nakir: "Wahai Munkar Nakir, orang itu memang benar-benar fasiq dan layak untuk disiksa. Namun, karena dia sangat mencintai kekasih-Ku, maka Aku ampuni dosa-dosanya."


Burung Pipit Mati di Atas Kepala Syaikh Abdul Qodir

Suatu hari, saat Syaikh Abdul Qodir sedang berwudhu, seekor burung pipit terbang di atas kepala beliau dan mengotori pakaiannya. Syaikh mengangkat kepalanya, melihat burung itu, lalu burung tersebut jatuh dan mati. 


Syaikh kemudian membersihkan pakaiannya dan mencucinya. Setelah itu, beliau bersedekah sebagai kifarat (penebus dosa), sambil berkata: "Jika kami berdosa karena matinya seekor burung pipit, maka kain ini sebagai kifaratnya."


Menghidupkan Elang yang Terputus Kepalanya

Dikisahkan bahwa pada suatu hari, Syaikh Abdul Qodir mengadakan pengajian di madrasahnya di hadapan para murid. Tiba-tiba, seekor burung elang terbang di atas madrasah dengan suara gaduh, mengganggu jalannya pengajian. Syaikh pun berkata, "Wahai angin, potonglah kepalanya!"


Angin bertiup kencang dan memotong kepala burung elang itu, yang kemudian jatuh di hadapan Syaikh. Beliau mengambil bangkai burung tersebut, meletakkannya di atas tangannya, dan mengusapnya sambil membaca:


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ


Terjemah:

Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.


Tiba-tiba, burung elang itu hidup kembali dan terbang lagi atas izin Allah. Peristiwa luar biasa ini disaksikan oleh para jamaah yang hadir. Baca: Manaqib 02: Perjalanan Intelektual Syaikh Abdul Qodir Hingga Bertemu Nabi Khidzir


Membebaskan Hamba Sahaya Setiap Hari Raya

Syaikh Abdul Qodir dikenal memiliki kebiasaan mulia setiap Hari Raya. Beliau selalu membeli beberapa hamba sahaya untuk dimerdekakan. Tidak hanya itu, beliau juga memanjatkan doa kepada Allah agar para hamba sahaya tersebut mendapat bimbingan-Nya setelah dimerdekakan.


Syaikh juga sering mengenakan pakaian yang indah dan mahal. Kain yang dikenakannya bisa seharga 10 dinar per kilogram, dengan tutup kepala yang bernilai 70 ribu dinar. Terompahnya berhiaskan intan dan berlian, dengan paku yang terbuat dari perak. Namun, jika ada orang yang membutuhkan pakaiannya, Syaikh tanpa ragu langsung memberikannya.


Mendapatkan Makanan dari Langit

Diriwayatkan bahwa Syaikh Abdul Qodir pernah melakukan khalwat selama 40 hari, dengan niat tidak akan makan dan minum dari makanan dunia kecuali yang turun dari langit. 


Pada hari ke-20, langit terbuka dan datanglah seorang laki-laki membawa wadah berisi aneka buah-buahan yang sangat langka dan indah. Laki-laki itu berkata, "Ini adalah jamuan dari alam malakut untuk Syaikh". 


Namun, Syaikh menolak dan berkata: "Jauhkan wadah itu dari pandanganku, karena emas dan perak diharamkan oleh Rasulullah Saw."


Pada hari ke-40, datanglah malaikat dengan membawa baki penuh makanan sebagai jamuan dari Allah. Syaikh pun menerima dan memakannya bersama para pelayan beliau. Baca: Manaqib 04: Karomah Nama Syaikh Abdul Qadir yang Tidak Dikehendaki


Menyembuhkan Wabah Tho'un dengan Rerumputan dan Air Madrasah

Pada masa Syaikh Abdul Qodir, pernah terjadi wabah penyakit tho'un atau kolera yang menewaskan ratusan ribu orang. Masyarakat berduyun-duyun datang meminta pertolongan kepada Syaikh. Syaikh kemudian mengumumkan:


"Barang siapa yang memakan rerumputan di sekitar madrasahku, Allah akan menyembuhkannya."


Namun, karena banyaknya penderita dan rerumputan yang ada habis, Syaikh kemudian berkata:


"Barang siapa yang meminum air madrasahku, Allah akan menyembuhkannya."


Dengan izin Allah, mereka yang meminum air dari madrasah Syaikh sembuh dari penyakit tho'un.


Tulang Belulang Ayam Hidup Kembali

Suatu hari, seorang ibu datang kepada Syaikh Abdul Qodir untuk menitipkan anaknya belajar ilmu suluk. Namun, ketika ia melihat anaknya kurus dan hanya diberi makan roti kering dan gandum, ibu itu mengeluh kepada Syaikh. 


Di hadapan Syaikh, ia melihat sisa tulang belulang ayam yang bersih. Ibu itu berkata: "Tuan Syaikh makan makanan yang enak, sementara anak saya kurus karena makanannya hanya roti kering. Apa maknanya?"


Syaikh Abdul Qodir lalu meletakkan tangannya di atas tulang-belulang itu dan mengucapkan:


قومي بإذن الله تعالى الذي يحيي العظام وهي رميم


Terjemah:

"Bangkitlah dengan izin Allah yang menghidupkan tulang-belulang yang sudah hancur."


Tulang belulang itu pun berubah menjadi ayam hidup yang berkokok: "La ilaha illallah, Muhammad Rasulullah, Syaikh Abdul Qodir waliyyullah". [dutaislam.or.id/ab]


Baca: [Manaqib 07] 

Iklan