Al-Muntaqim Asmaul Husna - Allah Maha Membalas Secara Adil. |
Dutaislam.or.id - Asma'ul Husna, yaitu nama-nama Allah Swt yang indah dan mulia, memiliki makna dan sifat yang mencerminkan kekuasaan serta kebesaran-Nya. Salah satu nama tersebut adalah Al-Muntaqim (الْمُنْتَقِمُ), yang secara harfiah berarti "Yang Maha Pembalas" atau "Yang Membalas dengan Adil". Allah Swt Al-Muntaqim menunjukkan sifat Allah Swt sebagai pembalas terhadap orang-orang yang melakukan kezaliman dan kemaksiatan.
Sifat Allah Swt sebagai Al-Muntaqim dapat ditemukan dalam beberapa ayat Al-Qur'an, meskipun istilah ini tidak disebutkan secara langsung sebagai salah satu Asma'ul Husna. Namun, maknanya tercermin dalam ayat-ayat yang menggambarkan Allah Swt sebagai pembalas terhadap musuh-musuh-Nya dan orang-orang yang menentang kebenaran. Sebagai contoh, dalam Surah Al-Maidah ayat 95, Allah Swt berfirman:
نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ نَبَأَهُم بِٱلْحَقِّ ۚ إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ ءَامَنُوا۟ بِرَبِّهِمْ وَزِدْنَـٰهُمْ هُدًۭى
Terjemah:
"Kami ceritakan kepadamu kisah mereka dengan benar. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk." (QS. Al-Maidah: 95)
Dalam konteks pembalasan, Allah Swt juga menyatakan dalam Surah Az-Zumar ayat 37:
أَوَلَمْ يَسِيرُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ فَيَنظُرُوا۟ كَيْفَ كَانَ عَـٰقِبَةُ ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ ۗ دَمَّرَ ٱللَّهُ عَلَيْهِمْ وَلِلْكَـٰفِرِينَ أَمْثَـٰلُهَا
Terjemah:
"Apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka melihat bagaimana kesudahan orang-orang yang sebelum mereka? Allah Swt telah menimpakan kebinasaan atas mereka dan bagi orang-orang kafir akan menerima (pembalasan) seperti itu." (QS. Az-Zumar: 37)
Ayat ini mengindikasikan bahwa Allah Swt akan membalas kejahatan orang-orang kafir dengan hukuman yang setimpal.
Penjelasan Para Ulama Tentang Al-Muntaqim
Para ulama memberikan penjelasan yang mendalam mengenai makna Al-Muntaqim. Menurut Imam Al-Ghazali dalam kitabnya, "Al-Maqsad al-Asna fi Syarh Asma' Allah Swt al-Husna", Al-Muntaqim adalah nama yang menunjukkan bahwa Allah Swt memiliki kuasa untuk memberikan pembalasan terhadap orang-orang yang zalim setelah memberi mereka peringatan dan kesempatan untuk bertaubat.
Al-Ghazali menjelaskan bahwa Allah Swt tidak terburu-buru dalam memberikan hukuman; Dia memberikan waktu bagi mereka yang berdosa untuk bertaubat. Namun, ketika mereka terus dalam kezaliman, Allah Swt akan mengambil tindakan yang sesuai dengan keadilan-Nya.
Imam Ibn Katsir juga menegaskan bahwa Al-Muntaqim adalah salah satu sifat Allah Swt yang menunjukkan kesempurnaan keadilan-Nya. Dalam tafsirnya, Ibn Katsir menjelaskan bahwa Allah Swt akan membalas setiap perbuatan dosa dengan hukuman yang adil, sesuai dengan apa yang dilakukan oleh hamba-Nya. Tidak ada seorang pun yang dapat lolos dari keadilan Allah Swt, kecuali dengan rahmat dan ampunan-Nya.
Kontekstualisasi Al-Muntaqim
Pemahaman mengenai Allah Swt sebagai Al-Muntaqim tidak hanya berarti bahwa Allah Swt adalah pembalas yang keras, tetapi juga mencakup pengertian bahwa pembalasan Allah Swt selalu dilakukan dengan keadilan dan hikmah yang sempurna. Dalam kehidupan sehari-hari, kesadaran akan sifat Al-Muntaqim ini dapat menanamkan rasa takut kepada Allah Swt di dalam hati orang-orang beriman, sehingga mereka akan lebih berhati-hati dalam berbuat dan menjauhi perbuatan yang zalim.
Allah Swt Al-Muntaqim juga menunjukkan bahwa tidak ada kezaliman yang akan dibiarkan begitu saja tanpa pembalasan. Setiap tindakan yang melampaui batas, baik terhadap Allah Swt maupun sesama manusia, akan mendapat ganjaran yang setimpal. Ini memberikan keadilan kepada mereka yang teraniaya, karena mereka tahu bahwa pada akhirnya, Allah Swt akan membalas perbuatan zalim tersebut, meskipun terkadang balasan itu tidak terlihat secara langsung di dunia ini.
Namun, penting untuk dicatat bahwa Allah Swt tidak serta-merta menghukum, melainkan memberikan kesempatan untuk bertaubat dan kembali kepada-Nya. Al-Muntaqim adalah aspek dari keadilan Allah Swt, tetapi dalam sifat-Nya yang lain, seperti Al-Ghafur (Yang Maha Pengampun) dan At-Tawwab (Yang Maha Penerima Taubat), Allah Swt memberikan jalan bagi manusia untuk memohon ampun dan memperbaiki diri sebelum pembalasan datang.
Oleh karena itu, sifat Al-Muntaqim seharusnya mendorong kita untuk hidup dengan penuh kesadaran akan tanggung jawab kita di hadapan Allah Swt, menjauhi kezaliman, dan berusaha untuk selalu berada di jalan yang benar. [dutaislam.or.id/ai/ab]