Iklan

Iklan

,

Iklan

Penjelasan Asmaul Husna At-Tawwab (ٱلتَّوَّابُ): Maha Penerima Taubat Berkali-kali

Duta Islam #05
8 Sep 2024, 13:22 WIB Ter-Updated 2024-09-08T06:22:11Z
Download Ngaji Gus Baha

at-tawwab maha menerima taubat berkali-kali dari hambanya
Kaligrafi Makna At-Tawwab Penerima Taubat Berkali-kali.

Dutaislam.or.id - Asma'ul Husna adalah nama-nama Allah Swt yang mulia, yang masing-masing mengandung makna mendalam dan mengajarkan kita tentang sifat-sifat Allah Swt yang sempurna. Salah satu nama-Nya yang penting untuk kita pahami adalah At-Tawwab (ٱلتَّوَّابُ), yang berarti Maha Penerima Taubat. Dalam esai ini, kita akan menggali lebih dalam makna At-Tawwab, disertai dengan dalil-dalil dari Al-Qur'an serta penjelasan para ulama'.


Secara bahasa, kata "At-Tawwab" berasal dari akar kata "taaba" (تابَ) yang berarti "kembali". Dalam konteks teologi Islam, At-Tawwab merujuk pada sifat Allah Swt yang senantiasa menerima taubat hamba-hamba-Nya yang kembali kepada-Nya dengan ikhlas dan penyesalan atas dosa-dosa yang telah mereka lakukan. At-Tawwab bukan sekadar menunjukkan bahwa Allah Swt menerima taubat, tetapi juga bahwa Allah Swt memudahkan dan memberi taufik kepada hamba-Nya untuk bertaubat.


Allah Swt, dengan sifat-Nya yang Maha Pengampun, membuka pintu taubat bagi siapa saja yang berbuat dosa, tanpa memandang seberapa besar dosa tersebut. Allah Swt tidak hanya menerima taubat, tetapi juga mencintai orang-orang yang bertaubat. Allah Swt berfirman dalam Al-Qur'an:


فَإِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلتَّوَّٰبِينَ وَيُحِبُّ ٱلْمُتَطَهِّرِينَ


Terjemah:

"Sesungguhnya Allah Swt mencintai orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang-orang yang menyucikan diri." (QS. Al-Baqarah: 222)


وَهُوَ ٱلَّذِى يَقۡبَلُ ٱلتَّوۡبَةَ عَنۡ عِبَادِهِۦ وَيَعۡفُواْ عَنِ ٱلسَّيِّـَٔاتِ وَيَعۡلَمُ مَا تَفۡعَلُونَ


Terjemah:

"Dan Dialah yang menerima taubat dari hamba-hamba-Nya dan memaafkan kesalahan-kesalahan serta mengetahui apa yang kamu kerjakan."(QS. Asy-Syura: 25)


Dua ayat di atas menegaskan bahwa Allah Swt adalah Dzat yang menerima taubat dan mengampuni dosa-dosa. Ini merupakan manifestasi dari sifat-Nya sebagai At-Tawwab, yang tidak hanya menerima taubat, tetapi juga menghapuskan dosa-dosa yang telah dilakukan.


Penjelasan Para Ulama Tentang Makna At-Tawwab

Para ulama menafsirkan sifat At-Tawwab dengan menekankan bahwa Allah Swt tidak hanya menerima taubat sekali, tetapi berkali-kali. Setiap kali seorang hamba kembali kepada Allah Swt setelah melakukan dosa, Allah Swt selalu siap menerima taubat tersebut. 


Ibn Katsir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa At-Tawwab berarti Allah Swt SWT sangat sering menerima taubat dari para hamba-Nya, dan Dia sangat mencintai orang yang bertaubat. Dia mengampuni dosa-dosa mereka, meskipun dosa itu terulang kembali, asalkan mereka bertaubat dengan tulus.


Imam Al-Ghazali dalam kitabnya "Al-Maqsad Al-Asna" juga menjelaskan bahwa sifat At-Tawwab menunjukkan betapa besar kasih sayang dan rahmat Allah Swt kepada hamba-hamba-Nya. Allah Swt memberi kesempatan berkali-kali kepada manusia untuk memperbaiki diri dan kembali ke jalan yang benar. Tidak ada dosa yang terlalu besar untuk diampuni selama hamba tersebut benar-benar menyesal dan berniat untuk tidak mengulanginya.


Selain itu, Imam Al-Qurtubi dalam tafsirnya menyebutkan bahwa sifat At-Tawwab adalah bentuk kemuliaan Allah Swt SWT dalam menyambut hamba-Nya yang bertaubat. Allah Swt memberikan taufik kepada mereka untuk menyadari kesalahannya, memberi mereka kemampuan untuk bertaubat, dan kemudian menerima taubat mereka dengan penuh kasih sayang.


Memahami At-Tawwab Secara Sosial

Memahami sifat Allah Swt sebagai At-Tawwab mengajarkan kita beberapa hal penting dalam kehidupan sehari-hari. Pertama, hal ini mengajarkan kita untuk tidak pernah berputus asa dari rahmat Allah Swt, betapa pun besar dosa yang telah kita lakukan. Pintu taubat selalu terbuka, dan kita harus selalu berusaha untuk kembali kepada Allah Swt.


Kedua, sifat ini mengingatkan kita untuk selalu bertaubat atas dosa-dosa yang kita lakukan. Taubat yang tulus bukan hanya sekadar permintaan maaf, tetapi juga mencakup penyesalan mendalam, niat kuat untuk tidak mengulanginya, dan upaya memperbaiki diri. Allah Swt berfirman:


إِنَّمَا ٱلتَّوۡبَةُ عَلَى ٱللَّهِ لِلَّذِينَ يَعۡمَلُونَ ٱلسُّوٓءَ بِجَهَٰلَةٖ ثُمَّ يَتُوبُونَ مِن قَرِيبٖ فَأُوْلَٰٓئِكَ يَتُوبُ ٱللَّهُ عَلَيۡهِمۡۗ وَكَانَ ٱللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمٗا


Terjemah:

"Sesungguhnya taubat di sisi Allah Swt hanyalah taubat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan karena kebodohan yang kemudian mereka bertaubat dengan segera. Maka mereka itulah yang diterima Allah Swt taubatnya; dan Allah Swt Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana." (QS. An-Nisa: 17)


Ayat ini menggarisbawahi pentingnya taubat yang dilakukan dengan segera setelah menyadari kesalahan, karena Allah Swt SWT siap menerima taubat tersebut.


Melalui pemahaman ini, kita diajak untuk selalu introspeksi, menjaga hati, dan tidak pernah ragu untuk kembali kepada Allah Swt dengan taubat yang tulus. Dalam setiap langkah hidup, kita harus mengingat bahwa Allah Swt, dengan sifat-Nya sebagai At-Tawwab, senantiasa menunggu kembalinya hamba-Nya yang ingin memperbaiki diri. [dutaislam.or.id/ab]

Iklan