Iklan

Iklan

,

Iklan

Arti Asma'ul Husna Al-Khofidh (الْخَافِضُ) - Yang Maha Merendahkan Makhluk-Nya

Duta Islam #05
2 Okt 2024, 00:08 WIB Ter-Updated 2024-10-01T17:08:08Z
Download Ngaji Gus Baha
allah sebagai al-khofidl maha merendahkan hamba yang tidak taat
Kaligrafi Asmaul Husna Al-Khofidh - Maha Merendahkan Makhluk-Nya.


Dutaislam.or.id - Al-Khofidh (الْخَافِضُ) berasal dari kata "khafadha" yang berarti menurunkan, merendahkan, atau menjatuhkan. Dalam konteks sifat Allah Swt, Al-Khofidh berarti Allah Swt Yang Maha Merendahkan. Allah Swt memiliki kemampuan dan kekuasaan untuk merendahkan dan menurunkan derajat siapa saja yang dikehendaki-Nya, baik di dunia maupun di akhirat.


Sifat Al-Khofidh menunjukkan bahwa Allah Swt memiliki kekuasaan mutlak atas makhluk-Nya, termasuk dalam hal mengangkat derajat atau merendahkan derajat seseorang atau sesuatu. Allah Swt merendahkan orang-orang yang sombong, ingkar, dan zalim. Sebaliknya, Allah Swt mengangkat derajat orang-orang yang rendah hati, beriman, dan taat.


Dalil Al-Quran tentang Al-Khofidh

Asma' Al-Khofidh tidak secara eksplisit disebutkan dalam Al-Quran, namun makna dan konsepnya tergambar jelas dalam beberapa ayat yang menunjukkan kekuasaan Allah Swt dalam merendahkan dan mengangkat derajat manusia. Salah satu ayat yang sering dikaitkan dengan makna Al-Khofidh adalah dalam surat Al-Hijr Ayat 2:


اللَّهُ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَقْدِرُ وَفَرِحُوا بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا فِي الْآخِرَةِ إِلَّا مَتَاعٌ


Terjemah: 

"Allah Swt melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya (bagi siapa yang Dia kehendaki). Mereka bergembira dengan kehidupan dunia, padahal kehidupan dunia dibandingkan dengan kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit)." (QS. Ar-Ra’d: 26)


Dalam ayat ini, Allah Swt menjelaskan bahwa Dia berkuasa penuh untuk melapangkan dan menyempitkan rezeki. Ini adalah bentuk kekuasaan Allah Swt dalam mengangkat dan merendahkan derajat seseorang, baik dalam hal materi maupun spiritual.


Penjelasan Para Ulama tentang Al-Khofidh

Para ulama memberikan berbagai pandangan dan tafsir mengenai makna dan implikasi asma Allah Swt Al-Khofidh. Berikut adalah beberapa pandangan dari para ulama:


Imam Al-Ghazali dalam karyanya, "Al-Maqsadul Asna," menjelaskan bahwa Al-Khofidh adalah sifat Allah Swt yang menunjukkan kekuasaan-Nya untuk merendahkan orang-orang yang sombong, arogan, dan yang tidak patuh kepada-Nya. 


Menurut Al-Ghazali, Allah Swt memiliki hikmah yang agung dalam menempatkan makhluk-Nya, sehingga Dia merendahkan siapa yang Dia kehendaki sebagai bentuk keadilan dan kebijaksanaan-Nya.


Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa kekuasaan Allah Swt untuk merendahkan atau mengangkat seseorang tidak hanya terbatas pada aspek materi atau status sosial, tetapi juga pada aspek spiritual. Orang yang merasa dirinya besar dan sombong akan direndahkan oleh Allah Swt baik di dunia maupun di akhirat. Sebaliknya, orang yang rendah hati dan tawadhu akan diangkat derajatnya oleh Allah Swt.


Imam Al-Qurtubi dalam tafsirnya juga menyebutkan bahwa Allah Swt dengan sifat-Nya Al-Khofidh dapat merendahkan para penguasa yang zalim, orang-orang kaya yang sombong, dan orang-orang berilmu yang tidak mengamalkan ilmunya. Allah Swt merendahkan mereka dengan cara yang beragam, seperti mencabut kekuasaan, menjatuhkan reputasi, atau menurunkan martabat mereka di hadapan orang lain.


Imam Al-Baihaqi dalam kitab "Al-Asma’ was-Sifat" menambahkan bahwa Allah Swt merendahkan orang-orang yang tidak bersyukur atas nikmat-Nya dan orang-orang yang melakukan dosa besar. Al-Khofidh juga dapat berarti Allah Swt merendahkan setan dan pengikut-pengikutnya yang menyimpang dari jalan yang benar.


Memahami makna Al-Khofidh membawa kita kepada kesadaran bahwa hanya Allah Swt yang memiliki kekuasaan untuk merendahkan atau mengangkat derajat seseorang. Ini mengajarkan kita untuk selalu rendah hati dan tidak sombong, karena sesungguhnya semua yang kita miliki adalah anugerah dari Allah Swt. Kesombongan hanya akan membawa kita kepada kehancuran.


Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang seharusnya selalu bersikap rendah hati, tidak merasa lebih baik dari orang lain, dan selalu introspeksi diri. Mengingat sifat Al-Khofidh, kita juga harus berhati-hati dalam bertindak dan berbicara agar tidak menyakiti orang lain atau membuat orang lain merasa direndahkan. 


Allah Swt bisa saja merendahkan seseorang dengan cara yang tidak terduga, seperti dengan penyakit, kehilangan harta, atau kehinaan di mata masyarakat. Dengan memahami makna Al-Khofidh, kita diharapkan dapat hidup dengan penuh kesadaran akan keagungan dan kekuasaan Allah Swt, serta selalu berusaha menjadi hamba yang rendah hati dan taat. [dutaislam.or.id/ai/ab]

Iklan

close
Iklan Flashdisk Gus Baha