Iklan

Iklan

,

Iklan

Asma Allah Al-Muqaddim (ٱلْمُقَدِّمُ) - Yang Maha Mendahulukan

Duta Islam #05
2 Okt 2024, 06:47 WIB Ter-Updated 2024-10-01T23:47:03Z
Download Ngaji Gus Baha

al-muqoddim artinya allah maha mendahulukan kehendaknya
Al-Muqaddim, Maha Mendahulukan Kehendaknya.

Dutaislam.or.id - Dalam Asma'ul Husna, nama-nama Allah Swt yang mulia, terdapat banyak nama yang mencerminkan sifat-sifat Allah Swt yang sempurna dan tak tertandingi. Salah satu nama yang menggambarkan sifat Allah Swt dalam hal pengaturan dan penetapan adalah Al-Muqaddim (ٱلْمُقَدِّمُ). 


Nama ini menggambarkan Allah Swt sebagai Dzat yang Maha Mendahulukan dan Menetapkan urutan segala sesuatu dengan sempurna. Memahami makna Al-Muqaddim membantu kita memahami bagaimana Allah mengatur dan menetapkan segala sesuatu dalam kehidupan kita dan alam semesta ini. 


Secara bahasa, "Al-Muqaddim" berasal dari akar kata "qadama" (قَدَمَ) yang berarti "mendahulukan" atau "memajukan." Dalam konteks Asma'ul Husna, Al-Muqaddim berarti "Yang Maha Mendahulukan" atau "Yang Memajukan." Nama ini menunjukkan bahwa Allah Swt memiliki kekuasaan untuk menetapkan dan mengatur urutan segala sesuatu sesuai dengan kehendak-Nya.


Al-Muqaddim menggambarkan kekuasaan Allah Swt dalam menetapkan prioritas dan urutan dalam segala sesuatu. Allah Swt dapat mendahulukan apa yang Dia kehendaki dan menunda apa yang Dia kehendaki, serta mengatur segala sesuatu dengan cara yang sesuai dengan hikmah dan kebijaksanaan-Nya.


Dengan kata lain, Allah Swt adalah yang menentukan waktu dan urutan kejadian dalam kehidupan dan alam semesta ini, sesuai dengan kehendak dan rencana-Nya yang sempurna.


Walaupun nama "Al-Muqaddim" secara eksplisit tidak disebutkan dalam Al-Qur'an, konsep tentang Allah Swt sebagai yang Maha Mendahulukan dan Menetapkan urutan dapat ditemukan dalam banyak ayat. Beberapa ayat yang menunjukkan sifat ini antara lain:


مَا أَصَابَ مِن مُصِيبَةٍ فِي ٱلْأَرْضِ وَلَا فِي أَنفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَٰبٍ مِّن قَبْلِ أَن نَّبْرَأَهَا ۗ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَىٰ اللَّهِ يَسِيرٌ


Terjemah: 

Tidak ada musibah yang menimpa bumi dan tidak pula pada diri kalian melainkan sudah tertulis dalam kitab (Lauh al-Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu mudah bagi Allah” (QS. Al-Hadid: 22)


Ayat ini menegaskan bahwa segala sesuatu sudah ditetapkan dan diatur oleh Allah Swt sebelumnya, menunjukkan bahwa Allah Swt memiliki kekuasaan untuk menentukan urutan dan waktu kejadian.


وَاعْلَمُوا۟ أَنَّمَا غَنِمْتُمْ مِّن شَيْءٍ فَإِنَّمَا هُوَ لِلَّهِ وَرَسُولِهِ وَلِلْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَٰكِينِ وَابْنِ ٱلسَّبِيلِ ۗ كَيْ لَا يَكُونَ دَوْلَةًۭا بَيْنَ ٱلْأَغْنِيَاءِ مِنكُمْ ۗ وَمَآ أَصَابَكُم مِّن رَّبِّكُم مِّن شَيْءٍ فَإِنَّمَا هُوَ مِنَ ٱللَّهِ


Terjemah: 

Dan ketahuilah bahwa apa saja yang kalian peroleh sebagai ghanimah (harta rampasan perang) maka sesungguhnya itu adalah milik Allah Swt dan Rasul-Nya, dan juga untuk kerabat dekat, anak yatim, orang miskin, dan orang yang sedang dalam perjalanan, agar harta itu tidak hanya beredar di antara orang-orang kaya di antara kalian. Dan apa saja yang menimpa kalian dari suatu bencana, maka itu adalah dari Allah Swt.” (QS. Al-Anfal: 41)


Ayat ini menunjukkan bahwa segala sesuatu yang terjadi, termasuk rezeki dan musibah, sudah ditentukan oleh Allah Swt dan sesuai dengan kehendak-Nya.


Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah Saw bersabda:


قَالَ اللّهُ تَعَالَى: يُقَدِّرُ مَا يَشَاءُ وَيُقَدِّمُ وَيُؤَخِّرُ


Terjemah: 

Allah Swt Ta'ala menentukan apa yang Dia kehendaki, dan Dia mendahulukan dan menunda.” (HR. Muslim)


Hadist ini menjelaskan bahwa Allah Swt memiliki kekuasaan untuk menentukan dan mengatur urutan segala sesuatu sesuai dengan kehendak-Nya.


Tafsir Para Ulama Mengenai Al-Muqaddim

Para ulama memberikan penjelasan mendalam mengenai makna Al-Muqaddim dan implikasinya dalam kehidupan seorang Muslim. Imam Al-Ghazali dalam kitabnya "Al-Maqshadul Asna" menjelaskan bahwa Al-Muqaddim adalah Dzat yang memiliki kekuasaan untuk mendahulukan dan menunda segala sesuatu sesuai dengan hikmah dan kebijaksanaan-Nya. 


Allah Swt sebagai Al-Muqaddim berarti bahwa Dia dapat menetapkan urutan dan prioritas dalam segala hal, baik dalam kehidupan manusia maupun dalam urusan alam semesta.


Imam Al-Qurtubi dalam tafsirnya menyatakan bahwa Al-Muqaddim adalah Dzat yang memiliki kekuasaan untuk memajukan atau menunda segala sesuatu sesuai dengan kehendak-Nya. Allah Swt mengatur segala sesuatu dengan cara yang sesuai dengan rencana-Nya dan dengan tujuan tertentu. 


Al-Qurtubi menekankan bahwa pemahaman tentang Al-Muqaddim harus membuat kita sadar akan kebijaksanaan Allah Swt dalam menetapkan urutan dan prioritas dalam kehidupan kita.


Ibnu Katsir dalam tafsirnya juga menjelaskan bahwa Al-Muqaddim adalah Dzat yang memiliki kekuasaan untuk menetapkan dan mengatur urutan segala sesuatu. Allah Swt mampu mendahulukan atau menunda kejadian sesuai dengan kehendak-Nya dan dengan tujuan yang sesuai dengan hikmah-Nya. 


Ibnu Katsir menambahkan bahwa pemahaman tentang Al-Muqaddim harus membuat manusia menerima takdir Allah Swt dengan penuh kerelaan dan keikhlasan, serta percaya bahwa segala sesuatu terjadi sesuai dengan rencana Allah Swt.


Memahami Al-Muqaddim

Memahami Allah Swt sebagai Al-Muqaddim memiliki beberapa implikasi teologis yang penting bagi seorang Muslim. Pertama, ini menegaskan bahwa Allah Swt memiliki kekuasaan untuk menetapkan urutan dan prioritas dalam segala sesuatu. Sebagai Al-Muqaddim, Allah Swt memiliki kemampuan untuk mendahulukan atau menunda kejadian sesuai dengan kehendak-Nya. 


Oleh karena itu, seorang Muslim harus percaya bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah bagian dari rencana Allah Swt dan sesuai dengan kebijaksanaan-Nya.


Kedua, pemahaman tentang Al-Muqaddim mengajarkan kita untuk menerima takdir Allah Swt dengan penuh kerelaan. Allah Swt sebagai Al-Muqaddim memiliki kekuasaan untuk menetapkan urutan dan waktu kejadian dalam kehidupan kita. 


Sebagai hamba-Nya, kita harus menerima segala sesuatu yang terjadi dengan penuh kerelaan dan keikhlasan, serta percaya bahwa segala sesuatu terjadi sesuai dengan kehendak Allah Swt.


Ketiga, pemahaman tentang Al-Muqaddim juga menuntut kita untuk selalu berserah diri kepada Allah Swt. Sebagai Dzat yang Maha Mendahulukan, Allah Swt mengetahui apa yang terbaik untuk kita dan memiliki rencana yang sempurna untuk kehidupan kita. 


Seorang Muslim harus selalu bergantung kepada Allah Swt dalam setiap aspek kehidupan dan percaya bahwa Allah Swt akan mengatur segala sesuatu sesuai dengan hikmah-Nya.


Seorang Muslim yang menyadari bahwa Allah Swt adalah Yang Maha Mendahulukan akan merasa tenang dan percaya diri dalam menghadapi berbagai tantangan dan perubahan dalam hidup. Dia akan mengerti bahwa segala sesuatu yang terjadi, baik yang mendahului atau menunda, adalah bagian dari rencana Allah Swt dan sesuai dengan kebijaksanaan-Nya.


Baca: Tentang Makna Asma'ul Husna Al-Warits (الوارث) - Yang Maha Memiliki


Sebagai contoh, dalam menghadapi situasi yang tampaknya tidak sesuai dengan keinginan atau harapan kita, seorang Muslim yang memahami kekuasaan Allah Swt sebagai Al-Muqaddim akan tetap sabar dan percaya bahwa Allah Swt memiliki rencana yang lebih baik. Dia akan mengandalkan Allah Swt dalam segala hal dan berserah diri kepada kehendak-Nya.


Sebagai umat Muslim, kita harus menerima takdir Allah Swt dengan penuh kerelaan, berserah diri kepada-Nya, dan percaya bahwa Allah Swt akan mengatur segala sesuatu dengan cara yang terbaik. Pemahaman ini menuntut kita untuk selalu bergantung kepada Allah Swt dan menjalani kehidupan dengan penuh keikhlasan dan kesabaran. [dutaislam.or.id/ai/ab]

Iklan