Makna Asmaul Husna Al-Mutakabbir. |
Dutaislam.or.id - Al-Mutakabbir adalah salah satu dari Asma'ul Husna, yaitu nama-nama Allah yang menunjukkan sifat-sifat kesempurnaan dan kebesaran-Nya. Nama ini berasal dari akar kata Arab "تكبّر" (takabbara), yang berarti menjadi besar, agung, atau merasa superior.
Dalam konteks Asma'ul Husna, Al-Mutakabbir menggambarkan Allah sebagai Yang Maha Besar, Yang memiliki kebesaran yang mutlak dan tak tertandingi, serta bebas dari segala kekurangan dan kelemahan.
Secara etimologis, Al-Mutakabbir berasal dari kata "kibr" yang berarti kebesaran atau keagungan. Ketika kata ini dikaitkan dengan Allah, maknanya menjadi berbeda dibandingkan dengan ketika digunakan untuk makhluk.
Pada manusia, takabbur berarti sombong atau merasa lebih tinggi daripada yang lain, yang merupakan sifat tercela. Namun, bagi Allah, Al-Mutakabbir merujuk kepada kebesaran dan keagungan-Nya yang sempurna. Ini menunjukkan bahwa hanya Allah yang layak untuk memiliki sifat ini karena Dia-lah yang menciptakan segala sesuatu dan memiliki segala kekuasaan.
Makna Al-Mutakabbir mencakup beberapa aspek, antara lain:
Yang Maha Besar dalam Keagungan: Al-Mutakabbir menunjukkan bahwa Allah adalah Dzat yang memiliki keagungan dan kebesaran mutlak. Tidak ada yang dapat menyamai atau mendekati kebesaran Allah. Semua makhluk berada di bawah kekuasaan-Nya, dan tidak ada yang bisa menandingi ketinggian derajat-Nya.
Yang Maha Tinggi dalam Kesempurnaan: Al-Mutakabbir juga menunjukkan bahwa Allah adalah Dzat yang sempurna dalam segala sifat dan perbuatan-Nya. Dia tidak memiliki cacat atau kekurangan, dan segala sesuatu yang berasal dari-Nya adalah kesempurnaan.
Yang Maha Bebas dari Kekurangan: Allah adalah Al-Mutakabbir, yang artinya Dia bebas dari segala bentuk kelemahan, ketidakadilan, dan kezaliman. Kebesaran Allah tidak bisa dibandingkan dengan kebesaran apapun yang ada di dunia ini, karena kebesaran Allah adalah kebesaran yang sejati dan hakiki.
Nama Al-Mutakabbir disebutkan dalam beberapa ayat Al-Qur'an, menunjukkan kebesaran dan keagungan Allah yang tiada tara. Salah satu ayat yang menyebutkan Al-Mutakabbir adalah:
هُوَ اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ الْمَلِكُ الْقُدُّوسُ السَّلَامُ الْمُؤْمِنُ الْمُهَيْمِنُ الْعَزِيزُ الْجَبَّارُ الْمُتَكَبِّرُ ۚ سُبْحَانَ اللَّهِ عَمَّا يُشْرِكُونَ
Terjemah:
"Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan Keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki Segala Keagungan. Mahasuci Allah dari apa yang mereka persekutukan." (QS. Al-Hasyr: 23)
Ayat ini menggambarkan Allah dengan berbagai sifat yang menunjukkan kebesaran-Nya, salah satunya adalah Al-Mutakabbir, yang menegaskan bahwa hanya Allah yang memiliki keagungan dan kebesaran sejati.
Penjelasan Para Ulama tentang Al-Mutakabbir
Para ulama memberikan penjelasan yang mendalam tentang makna Al-Mutakabbir, menyoroti kebesaran, keagungan, dan ketinggian Allah di atas segala makhluk-Nya.
Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa Al-Mutakabbir berarti Allah adalah Dzat yang Maha Agung, yang tidak ada seorang pun atau sesuatu pun yang dapat menandingi keagungan-Nya. Allah Maha Sempurna dalam sifat-sifat-Nya dan bebas dari segala kekurangan. Dalam segala hal, hanya Allah yang berhak untuk merasa besar dan agung, karena Dia adalah sumber dari segala kebesaran dan keagungan.
Imam Al-Ghazali dalam "Al-Maqshadul Asna fi Syarhi Asma'illah Al-Husna" menyatakan bahwa Al-Mutakabbir adalah Dzat yang Maha Tinggi, yang keagungan-Nya tidak bisa dijangkau oleh pikiran manusia.
Allah adalah Dzat yang merasa cukup dengan diri-Nya sendiri, yang tidak memerlukan makhluk-Nya, dan tidak ada sesuatu pun yang sebanding dengan-Nya. Dia-lah yang menundukkan hati para makhluk untuk tunduk kepada kebesaran dan keagungan-Nya.
Implikasi Al-Mutakabbir
Memahami Allah sebagai Al-Mutakabbir memiliki beberapa implikasi penting dalam kehidupan seorang Muslim, antara lain:
Rasa Takut dan Tunduk: Mengetahui bahwa Allah adalah Al-Mutakabbir, Yang Maha Agung dan Maha Besar, seharusnya menumbuhkan rasa takut dan tunduk di hati seorang Muslim. Mereka akan lebih berhati-hati dalam tindakan dan perkataan mereka, serta selalu berusaha untuk taat kepada perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
Menghindari Kesombongan: Menyadari bahwa hanya Allah yang berhak memiliki kebesaran dan keagungan membuat seorang Muslim menjauhi sifat sombong. Mereka akan selalu rendah hati dan tidak merasa lebih tinggi dari orang lain, karena hanya Allah yang berhak merasa agung.
Mengagungkan Allah: Al-Mutakabbir mengajarkan seorang Muslim untuk selalu mengagungkan dan memuliakan Allah dalam setiap aspek kehidupan. Mereka akan selalu memuji dan menyebut kebesaran Allah, baik dalam ibadah maupun dalam keseharian mereka.
Mengakui Keterbatasan Diri: Dengan memahami sifat Al-Mutakabbir, seorang Muslim akan menyadari bahwa mereka adalah makhluk yang lemah dan terbatas. Mereka akan lebih bersandar kepada Allah, memohon pertolongan dan bimbingan-Nya dalam setiap urusan.
Berserah Diri kepada Allah: Menyadari bahwa Allah adalah Al-Mutakabbir yang memiliki kekuasaan mutlak, seorang Muslim akan lebih mudah untuk berserah diri kepada Allah dalam segala situasi. Mereka akan menerima ketetapan Allah dengan ikhlas dan yakin bahwa segala sesuatu yang Allah tetapkan adalah yang terbaik bagi mereka. [dutaislam.or.id/ai/ab]