Iklan

Iklan

,

Iklan

Biografi Singkat Ki Ageng Pemanahan, Ayah Danang Sutowijoyo Mataram Islam

Duta Islam #05
21 Okt 2024, 18:58 WIB Ter-Updated 2024-10-21T12:01:22Z
Download Ngaji Gus Baha
biografi ki ageng pemanahan mataram islam
Ilustrasi pendiri kerajaan Mataram Islam. Foto: istimewa.


Dutaislam.or.id - Ki Ageng Pemanahan lahir dari keluarga bangsawan Jawa yang memiliki hubungan dengan kerajaan-kerajaan terdahulu, seperti Majapahit dan Demak. Dia dianggap sebagai keturunan langsung dari penguasa Majapahit, sehingga memiliki legitimasi dalam dunia politik Jawa. 


Sebelum menjadi seorang tokoh penting di Mataram, Ki Ageng Pemanahan tinggal di wilayah perdikan Pemanahan, yang kini berada di sekitar wilayah Yogyakarta.


Pemanahan dikenal sebagai seorang senopati atau panglima perang yang cakap. Ia mendapatkan kepercayaan dari Sultan Hadiwijaya, raja Kesultanan Pajang, sebuah kerajaan Islam yang berpusat di Jawa Tengah. Loyalitas dan keahlian militernya membuatnya dihormati di kalangan bangsawan Jawa, termasuk oleh Sultan Pajang.


Kisah tentang kebesaran Ki Ageng Pemanahan sering kali dikaitkan dengan pemberian tanah di Alas Mentaok oleh Sultan Hadiwijaya. Pada masa itu, wilayah Alas Mentaok masih merupakan hutan belantara yang tidak dihuni. Sebagai penghargaan atas jasa-jasanya dalam membantu Pajang, Ki Ageng Pemanahan dan pengikutnya diberi izin untuk membuka dan menguasai wilayah tersebut.


Dalam sebuah legenda Jawa yang sangat terkenal, pemberian Alas Mentaok kepada Ki Ageng Pemanahan terkait dengan keberhasilannya dan Ki Juru Martani dalam mengalahkan Arya Penangsang. Atas jasa tersebut, Sultan Pajang memberikan tanah tersebut kepada Pemanahan sebagai tanda terima kasih.


Setelah menerima tanah di Alas Mentaok, Ki Ageng Pemanahan mulai membangun wilayah tersebut menjadi sebuah kekuatan baru. Ia memimpin pembukaan hutan dan pembangunan perkampungan di sana, yang kemudian berkembang menjadi pusat pemerintahan. Pada saat itu, Mataram masih di bawah kekuasaan Pajang, tetapi dengan kekuatan yang dibangun Ki Ageng Pemanahan, wilayah tersebut segera berkembang menjadi kekuatan otonom.


Ki Ageng Pemanahan sangat berjasa dalam membangun fondasi kekuasaan di Mataram, tetapi ia tidak sempat menyaksikan wilayah ini menjadi kerajaan besar karena meninggal dunia sebelum Mataram mencapai puncak kejayaannya. Kepemimpinan kemudian dilanjutkan oleh putranya, Danang Sutawijaya, yang kemudian dikenal sebagai Panembahan Senopati.


Ki Ageng Pemanahan meninggal sekitar tahun 1575. Setelah kematiannya, putranya, Panembahan Senopati, melanjutkan upaya untuk membangun Mataram dan akhirnya mendirikan Kesultanan Mataram Islam yang kuat. Panembahan Senopati dianggap sebagai salah satu penguasa besar dalam sejarah Jawa, tetapi pencapaian ini tidak lepas dari upaya awal yang dilakukan oleh Ki Ageng Pemanahan.


Warisan Ki Ageng Pemanahan masih dihormati di Jawa, terutama di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya. Ia sering dianggap sebagai pendiri spiritual dan politik Mataram. Tempat peristirahatannya berada di Kotagede, Yogyakarta, sebuah wilayah yang menjadi pusat awal Mataram Islam. Hingga kini, makam Ki Ageng Pemanahan menjadi salah satu situs ziarah yang penting di Jawa.


Ki Ageng Pemanahan, seperti halnya banyak bangsawan Jawa pada masa itu, terlibat dalam proses Islamisasi di Jawa. Meski kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha sebelumnya masih memiliki pengaruh, Pemanahan dan keturunannya memainkan peran penting dalam penguatan Islam di wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya. 


Kesultanan Mataram, yang didirikan oleh putranya, dikenal sebagai kerajaan Islam yang berpengaruh, dan pengaruh Islam ini terus berlanjut hingga masa Kesultanan Yogyakarta dan Surakarta.


Ki Ageng Pemanahan sosok yang memainkan peran penting dalam sejarah Jawa, sebagai pendiri awal Mataram dan penghubung antara Kesultanan Pajang dan Mataram. Keberhasilannya dalam mengembangkan Mataram menjadi kerajaan yang kuat merupakan warisan penting bagi sejarah politik dan budaya di Jawa. [dutaislam.or.id/ai/ab]

Iklan