Iklan

Iklan

,

Iklan

Biografi Singkat Mbah Sambu Lasem dan Sejarah Perjuangannya

Duta Islam #05
17 Okt 2024, 11:29 WIB Ter-Updated 2024-10-17T04:39:31Z
Download Ngaji Gus Baha
biografi perjuangan mbah sambu lasem rembang
Makam Mbah Sambu Lasem. Foto: istimewa.


Dutaislam.or.id - Mbah Sambu adalah tokoh besar dalam sejarah Islam di Jawa, khususnya di wilayah Lasem, Rembang. Seiring perjalanan waktu, namanya tetap dihormati dan dikenang berkat peran pentingnya dalam menyebarkan ajaran Islam serta menjaga keamanan wilayahnya. 


Menurut beberapa sumber, nama asli Mbah Sambu adalah Sayyid Abdurrahman bin Hasyim bin Abdurrahman Basyaiban, namun ada pula versi lain yang menyebutnya sebagai Sayyid Ibrahim, Syaikh Maulana Sham Bwa Smarakandhi dan Pangeran Syihabuddin Samboe Digda Diningrat​. 

Kehidupan Mbah Sambu berpusat di Lasem, wilayah yang saat itu menjadi salah satu titik penting di pantai utara Jawa. Lasem tidak hanya merupakan tempat pertemuan budaya Jawa dan Tionghoa, tetapi juga menjadi pusat perdagangan yang rawan serangan perompak. Di sinilah Mbah Sambu memainkan peran strategis. 


Sebagai menantu dari Adipati Tedjokusuma (wafat 1632), ia berhasil meredam ancaman perompak yang sering mengganggu ketenteraman penduduk. Atas jasanya, Mbah Sambu diberikan tanah di sekitar Masjid Jami' Lasem​.


Selain melawan ancaman perompak, Mbah Sambu juga dikenal karena keberhasilannya mengusir pasukan VOC dari Kauman, sebuah daerah di Desa Karang Turi. Setelah pengusiran itu, ia mengizinkan penduduk yang kurang mampu tinggal di wilayah tersebut, termasuk mereka yang berstatus "Boro" (pencari kerja). Hingga saat ini, bangunan-bangunan peninggalan abad ke-17 di daerah tersebut masih berdiri, menjadi saksi bisu sejarah perjuangan Mbah Sambu​.


Dalam upaya dakwahnya, Mbah Sambu berhasil mengajak banyak masyarakat lokal, termasuk mereka yang sebelumnya beragama Hindu dan pengikut Majapahit, untuk memeluk Islam. Pendekatan dakwahnya penuh dengan toleransi dan kekeluargaan, tanpa paksaan. Selain itu, beliau juga berdakwah kepada etnis Tionghoa yang sebagian besar menganut agama Konghucu, menjadikan Lasem sebagai salah satu pusat penyebaran Islam yang inklusif.


Setelah wafat pada tahun 1671 H, Mbah Sambu dimakamkan di belakang Masjid Agung Lasem, di dalam kompleks yang dihormati oleh masyarakat. Makamnya unik, dihiasi dengan arsitektur campuran Tionghoa dan Jawa, sebuah simbol harmonis dari pertemuan dua budaya besar di wilayah Lasem. 


Setiap tahun, masyarakat mengadakan Haul Mbah Sambu sebagai bentuk penghormatan atas perjuangannya, acara yang dimeriahkan dengan berbagai kegiatan budaya, mulai dari festival Batik Lasem hingga napak tilas sejarah​.


Dengan jejak sejarahnya yang begitu kuat, Mbah Sambu bukan hanya dikenang sebagai pemimpin agama, tetapi juga sebagai figur sentral dalam membangun harmoni sosial dan memperkokoh Islam di wilayah Lasem. Kisahnya tetap hidup, diabadikan melalui tradisi, tempat-tempat bersejarah, dan pengaruh yang diwariskan kepada generasi penerus. [dutaislam.or.id/ab]

Iklan