Iklan

Iklan

,

Iklan

Detik-Detik Wafatnya Rasululullah Saw (Bagian 1) - Abu Bakar Menjadi Imam Shalat

Duta Islam #05
9 Okt 2024, 00:28 WIB Ter-Updated 2024-10-08T17:28:50Z
Download Ngaji Gus Baha
sejarah wafatnya rasulullah dalam siroh nabawiyah
Ilustrasi bulan. Foto: istimewa.


Dutaislam.or.id - Sekitar tiga bulan sepulang menunaikan haji wada', Rasulullah Saw menderita sakit yang cukup serius. Beliau pertama kali mengeluhkan sakitnya di rumah Ummul Mukminin Maimunah ra. Beliau sakit selama 10 hari, dan akhirnya wafat pada hari Senin, 12 Rabi'ul Awwal, pada usia 63 tahun.


Beliau Saw meminta ijin kepada istri-istrinya agar diperbolehkan untuk dirawat di rumah A'isyah Ummul Mukminin.‎ Ia (A'isyah) mengusap-usapkankan tangan beliau pada badan beliau sambil membacakan surat Al-Mu'awwidzatain (Al-Falaq dan An-Nas).


Ketika Beliau Saw dalam keadaan kritis, disebutkan kondisinya dalam sebuah hadits berikut ini:


حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ مُوسَى، أَخْبَرَنَا هِشَامٌ، عَنْ مَعْمَرٍ، عَنْ الزُّهْرِيِّ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ اللهِ، عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ: " لَمَّا حُضِرَ النَّبِيُّ ﷺ قَالَ وَفِي الْبَيْتِ رِجَالٌ فِيهِمْ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ، قَالَ: هَلُمَّ أَكْتُبْ لَكُمْ كِتَابًا لَنْ تَضِلُّوا بَعْدَهُ، قَالَ عُمَرُ: إِنَّ النَّبِيَّ ﷺ غَلَبَهُ الْوَجَعُ وَعِنْدَكُمُ الْقُرْآنُ، فَحَسْبُنَا كِتَابُ اللَّهِ وَاخْتَلَفَ أَهْلُ الْبَيْتِ وَاخْتَصَمُوا، فَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ: قَرِّبُوا يَكْتُبْ لَكُمْ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ كِتَابًا لَنْ تَضِلُّوا بَعْدَهُ، وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ: مَا قَالَ عُمَرُ. (رواه البخاري)


Terjemah:

Telah menceritakan kepada kami Ibraahiim bin Muusaa: Telah mengkhabarkan kepada kami Hisyaam, dari Ma’mar, dari Az-Zuhriy, dari Ubaidullah bin Abdillah, dari Ibnu Abbas, ia berkata: Saat Nabi Saw menjelang wafat, maka di rumah Beliau terdapat beberapa orang laki-laki yang di antaranya adalah Umar bin Khatthab. Beliau Saw bersabda: "Kesinilah, akan aku tuliskan kepada kalian satu tulisan yang (dengannya) kalian tidak akan tersesat selama-lamanya”. Umar berkata: "Sesungguhnya Nabi Saw menderita sakit dan Al-Qur’an di tengah kalian. Maka, cukuplah bagi kami Kitabullah". Ahlulbait pun berselisih dan bertengkar. Di antara mereka ada yang berkata: "Dekatkan pena kepada Nabi Saw agar beliau menulis wasiat yang kalian tidak akan sesat selamanya”. Sebagian lagi mengatakan seperti ucapan Umar". (HR. Bukhari, No. 7366).


Sebuah riwayat shahih menyebutkan bahwa Beliau meminta alat tulis tersebut pada hari Kamis, 4 hari sebelum beliau wafat. "Seandainya permintaan tersebut wajib, niscaya Beliau Saw tidak akan meninggalkannya karena adanya perselisihan para shahabat pada waktu waktu itu. Beliau tidak mungkin meninggalkan tabligh (atas risalah) meskipun ada yang menyelisihi. Para shahabat sudah biasa mengkonfirmasi kepada beliau dalam beberapa perkara yang ada perintah secara pasti".


حَدَّثَنَا نَصْرُ بْنُ عَلِيٍّ حَدَّثَنَا عَبْدُ الله بْنُ الزُّبَيْرِ أَبُو الزُّبَيْرِ حَدَّثَنَا ثَابِتٌ الْبُنَانِيُّ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ لَمَّا وَجَدَ رَسُولُ اللهِ ﷺ مِنْ كَرْبِ الْمَوْتِ مَا وَجَدَ قَالَتْ فَاطِمَةُ وَاكَرْبَ أَبَتَاهُ فَقَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ لَا كَرْبَ عَلَى أَبِيكِ بَعْدَ الْيَوْمِ إِنَّهُ قَدْ حَضَرَ مِنْ أَبِيكِ مَا لَيْسَ بِتَارِكٍ مِنْهُ أَحَدًا الْمُوَافَاةُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ


Terjemah:

Telah menceritakan kepada kami [Nashr bin Ali] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Zubair Abu Az Zubair] berkata, telah menceritakan kepada kami [Tsabit Al-Bunani] dari [Anas bin Malik] berkata, "Ketika Rasulullah Saw merasakan kerasnya sakaratul maut, Fatimah berkata, "Betapa sakitnya engkau wahai ayah!". Lalu Rasulullah Saw pun bersabda: "Bapakmu tidak akan mendapatkan sakit setelah hari ini. Sungguh, telah datang kepada bapakmu sesuatu yang tidak akan pernah dilewatkan oleh seorang pun, kematian. (HR. Ibnu Majah, No.1618).


Beliau Saw memanggil Fathimah ra yang kemudian membisikinya yang dengan itu kemudian Fathimah menangis. Beliau memanggil kembali dan membisikinya yang dengan itu kemudian Fathimah tersenyum. Setelah wafat, Fathimah menjelaskan bahwa ia menangis karena dibisiki bahwa beliau akan wafat, dan ia tersenyum karena dibisiki bahwa ia merupakan anggota keluarganya yang pertama yang akan menyusul beliau. ‎Dan salah satu tanda nubuwwah tersebut akhirnya terbukti.


Sakit yang beliau derita semakin bertambah berat sehingga beliau tidak sanggup keluar untuk shalat bersama para sahabat. 


Hadits panjang yang dikeluarkan oleh Imam At-Tirmidzi di dalam Kitab Asy-Syamail Al-Muhammadiyyah, Imam An-Nasa'i di dalam Tafsirnya, dan Imam Thabrani dalam Al-‎Mu'jamul Kabir, menjelaskan:


أُغْمِيَ عَلَى رَسُولِ اللهِ ﷺ فِي مَرَضِهِ فَأَفَاقَ، فَقَالَ: "حَضَرَتِ الصَّلاةُ؟" فَقَالُوا: نَعَمْ . فَقَالَ: ”مُرُوا بِلَالًا فَلْيُؤَذِّنْ، وَمُرُوا أَبَا بَكْرٍ أَنْ يُصَلِّيَ لِلنَّاس"أَوْ قَالَ: بِالنَّاسِ، قَالَ: ثُمَّ أُغْمِيَ عَلَيْهِ. فَأَفَاقَ، فَقَالَ: "حَضَرَتِ الصَّلاةُ ؟" فَقَالُوا: نَعَمْ. فَقَالَ: ” مُرُوْا بِلَالًا فَلْيُؤَذِّنْ، وَمُرُوْا أَبَا بَكْرٍ فَلْيُصَلِّ بِالنَّاسِ". فَقَالَتْ عَائِشَةُ: إِنَّ أَبِي رَجُلٌ أَسِيفٌ، إِذَا قَامَ ذٰلِكَ الْمَقَامَ بَكَى فَلا يَسْتَطِيعُ، فَلَوْ أَمَرْتَ غَيْرَهُ، قَالَ: ثُمَّ أُغْمِيَ عَلَيْهِ فَأَفَاقَ، فَقَالَ: "مُرُوا بِلَالًا فَلْيُؤَذِّنْ، وَمُرُوْا أَبَا بَكْرٍ فَلْيُصَلِّ بِالنَّاسِ، فَإِنَّكُنَّ صَوَاحِبُ أَوْ صَوَاحِبَاتُ يُوسُفَ"، قَالَ: فَأُمِرَ بِلالٌ فَأَذَّنَ، وَأُمِرَ أَبُو بَكْرٍ فَصَلَّى بِالنَّاسِ، ثُمَّ إِنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ، وَجَدَ خِفَّةً، فَقَالَ: "انْظُرُوا لِي مَنْ أَتَّكِئُ عَلَيْهِ"، فَجَاءَتْ بَرِيرَةُ، وَرَجُلٌ آخَرُ، فَاتَّكَأَ عَلَيْهِمَا فَلَمَّا رَآهُ أَبُو بَكْرٍ ذَهَبَ لِيَنْكُصَ فَأَوْمَأَ إِلَيْهِ أَنْ يَثْبُتَ مَكَانَهُ، حَتَّى قَضَى أَبُو بَكْرٍ صَلاتَهُ، ثُمَّ إِنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ قُبِضَ، فَقَالَ عُمَرُ: وَاللهِ لَا أَسْمَعُ أَحَدًا يَذْكُرُ أَنَّ رَسُولَ الله ﷺ قُبِضَ إِلا ضَرَبْتُهُ بِسَيْفِيْ هَذَا، قَالَ: وَكَانَ النَّاسُ أُمِّيِّينَ لَمْ يَكُنْ فِيهِمْ نَبِيٌّ قَبْلَهُ، فَأَمْسَكَ النَّاسُ، فَقَالُوا: يَا سَالِمُ، اِنْطَلِقْ إِلَى صَاحِبِ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ فَادْعُهُ ، فَأَتَيْتُ أَبَا بَكْرٍ وَهُوَ فِي الْمَسْجِدِ فَأَتَيْتُهُ أَبْكِيْ دَهِشًا، فَلَمَّا رَآنِي، قَالَ : أَقُبِضَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ؟ قُلْتُ: إِنَّ عُمَرَ يَقُولُ : لَا أَسْمَعُ أَحَدًا يَذْكُرُ أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ قُبِضَ إِلَّا ضَرَبْتُهُ بِسَيْفِي هَذَا، فَقَالَ لِي: انْطَلِقْ، فَانْطَلَقْتُ مَعَهُ، فَجَاءَ هُوَ وَالنَّاسُ قَدْ دَخَلُوا عَلَى رَسُولِ اللَّهِ ﷺ. فَقَالَ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ، أَفْرِجُوا لِي ، فَأَفْرَجُوا لَهُ فَجَاءَ حَتَّى أَكَبَّ عَلَيْهِ وَمَسَّهُ، فَقَالَ: إِنَّكَ مَيِّتٌ وَإِنَّهُمْ مَيِّتُونَ [سورة الزمر آية 30] ثُمَّ قَالُوا: يَا صَاحِبَ رَسُولِ اللهِ ﷺ، أَقُبِضَ رَسُولُ اللهِ ﷺ؟ قَالَ: نَعَمْ، فَعَلِمُوا أَنْ قَدْ صَدَقَ، قَالُوا : يَا صَاحِبَ رَسُولِ اللهِ ﷺ، أَيُصَلَّى عَلَى رَسُولِ اللَّهِ؟ قَالَ: نَعَمْ، قَالُوا: وَكَيْفَ؟ قَالَ : يَدْخُلُ قَوْمٌ فَيُكَبِّرُونَ وَيُصَلُّونَ، وَيَدْعُونَ، ثُمَّ يَخْرُجُونَ، ثُمَّ يَدْخُلُ قَوْمٌ فَيُكَبِّرُونَ وَيُصَلُّونَ وَيَدْعُونَ، ثُمَّ يَخْرُجُونَ، حَتَّى يَدْخُلَ النَّاسُ، قَالُوا : يَا صَاحِبَ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ أَيُدْفَنُ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ؟ قَالَ: نَعَمْ، قَالُوا: أَيْنَ؟ قَالَ: فِي الْمكَانِ الَّذِي قَبَضَ اللَّهُ فِيهِ رُوحَهُ، فَإِنَّ اللهَ لَمْ يَقْبِضْ رُوحَهُ إِلَّا فِي مَكَانٍ طَيِّبٍ. فَعَلِمُوا أَنْ قَدْ صَدَقَ، ثُمَّ أَمَرَهُمْ أَنْ يَغْسِلَهُ بَنُو أَبِيْهِ، وَاجْتَمَعَ الْمُهَاجِرُونَ يَتَشَاوَرُونَ، فَقَالُوا: انْطَلِقْ بِنَا إِلَى إِخْوَانِنَا مِنَ الأَنْصَارِ نُدْخِلُهُمْ مَعَنَا فِي هَذَا الأَمْرِ، فَقَالَتِ الأَنْصَارُ: مِنَّا أَمِيرٌ وَمِنْكُمْ أَمِيرٌ، فَقَالَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ: مَنْ لَهُ مِثْلُ هٰذِهِ الثَّلاثِ ثَانِيَ اثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِي الْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللهَ مَعَنَا [سورة التوبة آية 40] مَنْ هُمَا؟ قَالَ: ثُمَّ بَسَطَ يَدَهُ فَبَايَعَهُ وَبَايَعَهُ النَّاسُ بَيْعَةً حَسَنَةً جَمِيلَةً


Terjemah:

Nabi Muhammad Saw pingsan dalam sakitnya, lalu ketika beliau sadar, beliau bertanya, "Apakah waktu shalat sudah tiba?" Mereka menjawab, "Ya." Beliau berkata, "Perintahkan Bilal untuk mengumandangkan adzan, dan perintahkan Abu Bakar untuk mengimami orang-orang." Atau beliau berkata, "Untuk memimpin orang-orang." Kemudian beliau kembali pingsan, dan ketika sadar, beliau bertanya, "Apakah waktu shalat sudah tiba?" Mereka menjawab, "Ya." Beliau berkata, "Perintahkan Bilal untuk mengumandangkan adzan, dan perintahkan Abu Bakar untuk memimpin orang-orang." Aisyah berkata, "Sesungguhnya ayahku adalah orang yang sangat lembut hatinya. Jika dia berdiri di tempat itu, dia akan menangis dan tidak mampu melanjutkan." Nabi berkata, "Perintahkan Bilal untuk mengumandangkan adzan, dan perintahkan Abu Bakar untuk memimpin orang-orang. Sesungguhnya kalian (wahai wanita) seperti wanita-wanita yang menyertai Yusuf (yaitu suka membantah)." Maka Bilal diperintahkan untuk mengumandangkan adzan, dan Abu Bakar diperintahkan untuk mengimami shalat.


Kemudian Nabi Saw merasakan sedikit keringanan dalam sakitnya dan berkata, "Lihatlah siapa yang bisa membantuku berjalan." Lalu Barirah dan seorang laki-laki lainnya datang, dan Nabi bersandar pada mereka berdua. Ketika Abu Bakar melihat Nabi, dia hendak mundur dari shalat, tetapi Nabi memberi isyarat agar dia tetap di tempatnya hingga Abu Bakar selesai mengimami shalat. Setelah itu, Nabi Saw wafat.


Umar berkata, "Demi Allah, aku tidak akan mendengar seorang pun menyebut bahwa Nabi Saw telah wafat kecuali aku akan memukulnya dengan pedangku ini." Orang-orang pun bingung karena mereka tidak pernah memiliki nabi selain beliau. Mereka lalu berkata, "Wahai Salim, pergilah panggil sahabat Nabi Saw." Maka aku pergi menemui Abu Bakar yang sedang berada di masjid, dan aku menemuinya dalam keadaan menangis karena kebingungan. Ketika dia melihatku, dia bertanya, "Apakah Rasulullah Saw telah wafat?" Aku berkata, "Sesungguhnya Umar berkata, 'Aku tidak akan mendengar seorang pun menyebut bahwa Nabi Saw telah wafat kecuali aku akan memukulnya dengan pedangku ini.'" Maka Abu Bakar berkata kepadaku, "Pergilah." Lalu aku pergi bersamanya.


Ketika Abu Bakar tiba, orang-orang telah masuk ke tempat Nabi Saw berada. Abu Bakar berkata, "Wahai manusia, berikan aku jalan." Mereka pun memberinya jalan hingga dia sampai di sisi Nabi Saw, lalu dia menunduk dan menyentuh Nabi Saw. Dia berkata, "Sesungguhnya engkau telah wafat, dan mereka semua akan wafat juga." (QS Az-Zumar: 30). Mereka bertanya, "Wahai sahabat Rasulullah Saw, apakah benar Nabi Saw telah wafat?" Abu Bakar menjawab, "Ya." Mereka pun menyadari bahwa dia berkata benar.


Orang-orang bertanya lagi, "Wahai sahabat Rasulullah Saw, apakah kita harus menyalatkan Nabi Saw?" Dia menjawab, "Ya." Mereka bertanya, "Bagaimana caranya?" Abu Bakar menjawab, "Sekelompok orang masuk, kemudian bertakbir, shalat, dan berdoa, lalu keluar. Setelah itu, kelompok lain masuk, bertakbir, shalat, dan berdoa, lalu keluar. Demikianlah hingga semua orang selesai."


Kemudian mereka bertanya, "Wahai sahabat Rasulullah Saw, di mana Nabi Saw harus dimakamkan?" Dia menjawab, "Di tempat di mana Allah mencabut nyawanya, karena Allah tidak mencabut nyawanya kecuali di tempat yang baik." Mereka pun mengetahui bahwa Abu Bakar berkata benar.


Setelah itu, Abu Bakar memerintahkan agar Nabi Saw dimandikan oleh kerabatnya. Sementara itu, kaum Muhajirin berkumpul untuk berdiskusi. Mereka berkata, "Mari kita pergi kepada saudara-saudara kita dari kaum Anshar dan melibatkan mereka dalam urusan ini." Kaum Anshar berkata, "Dari kami ada seorang pemimpin, dan dari kalian ada seorang pemimpin." Umar bin Khattab berkata, "Siapa yang memiliki keutamaan seperti ini: saat mereka berdua berada di gua, dia berkata kepada sahabatnya, 'Janganlah kamu bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.'" (QS At-Taubah: 40). Lalu dia (Abu Bakar) mengulurkan tangannya, dan orang-orang membaiatnya dengan baiat yang baik dan indah. [dutaislam.or.id/ab]

Iklan