Iklan

Iklan

,

Iklan

Detik-Detik Wafatnya Rasululullah Saw (Bagian 3) - Alasan Tertundanya Pemakaman

Duta Islam #05
9 Okt 2024, 01:13 WIB Ter-Updated 2024-10-08T18:13:42Z
Download Ngaji Gus Baha
rasulullah wafat, pemakaman tertunda karena khilafah
Ilustrasi pemakaman. Foto: istimewa.


Sebelum membaca bagian ke-3 ini, silakan terlebih dulu membaca bagian pertama, berjudul: Detik-Detik Wafatnya Rasululullah Saw (Bagian 2) - Umar Tak Mempercayai Kabar Wafat.


Dutaislam.or.id - Setelah wafatnya Rasulullah Saw, para sahabat segera mengurus jenazah beliau. Namun, sebelum itu, terjadi perdebatan di antara mereka terkait siapa yang akan menjadi khalifah penerus Rasulullah. Perbedaan pendapat ini terjadi antara kaum Anshar dan Muhajirin di Saqifah, kebun Bani Sa’idah. 


Mereka berdiskusi dan berdebat hingga akhirnya mencapai kesepakatan untuk mengangkat Abu Bakar ra sebagai Khalifah pertama. Proses ini berlangsung sepanjang hari Senin hingga larut malam atau sore hari. Sementara itu, jenazah Rasulullah Saw tetap berada di rumah dengan pintu yang tertutup, kecuali bagi keluarganya.


Pada hari Selasa, jenazah Rasulullah dimandikan tanpa membuka pakaian beliau. Mereka yang bertugas memandikan adalah Al-'Abbas, Ali, Al-Fadhl bin Al-Abbas, Qutsm bin Al-Abbas, Saqran (budak Rasulullah), Usamah bin Zaid, dan Aus bin Khauli ram. Tugas masing-masing dibagi: Al-'Abbas, Al-Fadhl, dan Qutsm memutar jenazah, sementara Usamah dan Saqran menyiram air. Ali yang membersihkan tubuh Rasulullah, dan Aus yang menopang jenazah beliau ke dada.


Setelah itu, Rasulullah dikafani dengan tiga helai kain tenun dari Yaman, yang semuanya berwarna putih dan terbuat dari katun, tanpa disertai baju atau surban. Kain tersebut dipakaikan satu per satu secara berlapis.


Mereka kemudian berbeda pendapat tentang tempat pemakaman Rasulullah Saw. Abu Bakar ra mengingatkan bahwa Rasulullah Saw pernah bersabda, "Seorang Nabi akan dimakamkan di tempat ia wafat." Maka, Abu Thalhah mengangkat kasur yang digunakan oleh Rasulullah saat beliau wafat, kemudian menggali liang lahad di bawahnya.


Orang-orang pun bergiliran masuk ke kamar Rasulullah, sepuluh orang setiap kali masuk, untuk menshalatkan beliau. Mereka melakukannya sendiri-sendiri tanpa ada imam. Keluarga Rasulullah adalah yang pertama menshalatkan, diikuti oleh kaum Muhajirin, kemudian kaum Anshar. Setelah itu, giliran para wanita, dan terakhir anak-anak. Proses shalat jenazah ini berlangsung sepanjang hari Selasa hingga malam, dan berlanjut hingga memasuki malam Rabu.


حَدَّثَنَا نَصْرُ بْنُ عَلِيٍّ الْجَهْضَمِيُّ أَنْبَأَنَا وَهْبُ بْنُ جَرِيرٍ حَدَّثَنَا أَبِي عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْحَقَ حَدَّثَنِي حُسَيْنُ بْنُ عَبْدِ اللهِ عَنْ عِكْرِمَةَ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ لَمَّا أَرَادُوا أَنْ يَحْفِرُوا لِرَسُولِ اللَّهِ ﷺ بَعَثُوا إِلَى أَبِي عُبَيْدَةَ بْنِ الْجَرَّاحِ وَكَانَ يَضْرَحُ كَضَرِيحِ أَهْلِ مَكَّةَ، وَبَعَثُوا إِلَى أَبِي طَلْحَةَ وَكَانَ هُوَ الَّذِي يَحْفِرُ لِأَهْلِ الْمَدِينَةِ وَكَانَ يَلْحَدُ فَبَعَثُوا إِلَيْهِمَا رَسُولَيْنِ. وَقَالُوا: أَللَّهُمَّ خِرْ لِرَسُولِكَ فَوَجَدُوا أَبَا طَلْحَةَ فَجِيءَ بِهِ وَلَمْ يُوجَدْ أَبُو عُبَيْدَةَ فَلَحَدَ لِرَسُولِ اللَّهِ ﷺ. قَالَ: فَلَمَّا فَرَغُوا مِنْ جِهَازِهِ يَوْمَ الثُّلَاثَاءِ وُضِعَ عَلَى سَرِيرِهِ فِي بَيْتِهِ، ثُمَّ دَخَلَ النَّاسُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ ﷺ أَرْسَالًا يُصَلُّونَ عَلَيْهِ، حَتَّى إِذَا فَرَغُوا أَدْخَلُوا النِّسَاءَ حَتَّى إِذَا فَرَغُوا أَدْخَلُوا الصِّبْيَانَ وَلَمْ يَؤُمَّ النَّاسَ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ ﷺ أَحَدٌ لَقَدْ اخْتَلَفَ الْمُسْلِمُونَ فِي الْمَكَانِ الَّذِي يُحْفَرُ لَهُ. فَقَالَ قَائِلُونَ: يُدْفَنُ فِي مَسْجِدِهِ. وَقَالَ قَائِلُونَ يُدْفَنُ مَعَ أَصْحَابِهِ. فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ إِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ يَقُولُ مَا قُبِضَ نَبِيٌّ إِلَّا دُفِنَ حَيْثُ يُقْبَضُ. قَالَ: فَرَفَعُوا فِرَاشَ رَسُوْلِ اللَّهِ ﷺ الَّذِي تُوُفِّيَ عَلَيْهِ فَحَفَرُوا لَهُ ثُمَّ دُفِنَ ﷺ وَسَطَ اللَّيْلِ مِنْ لَيْلَةِ الْأَرْبِعَاءِ، وَنَزَلَ فِي حُفْرَتِهِ عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ وَالْفَضْلُ بْنُ الْعَبَّاسِ وَقُثَمُ أَخُوهُ وَشُقْرَانُ مَوْلَى رَسُولِ اللَّهِ ﷺ وَقَالَ أَوْسُ بْنُ خَوْلِيٍّ وَهُوَ أَبُو لَيْلَى لِعَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ. أَنْشُدُكَ اللَّهَ وَحَظَّنَا مِنْ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ. قَالَ لَهُ عَلِيٌّ: أَنْزِلْ وَكَانَ شُقْرَانُ مَوْلَاهُ أَخَذَ قَطِيفَةً كَانَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ يَلْبَسُهَا، فَدَفَنَهَا فِي الْقَبْرِ. وَقَالَ: وَاللَّهِ لَا يَلْبَسُهَا أَحَدٌ بَعْدَكَ أَبَدًا. فَدُفِنَتْ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ


Terjemah:

Telah menceritakan kepada kami [Nashr bin Ali Al Jahdlami] berkata, telah memberitakan kepada kami [Wahb bin Jarir] berkata, telah menceritakan kepada kami [Bapakku] dari [Muhammad bin Ishaq] berkata, telah menceritakan kepadaku [Husain bin Abdullah] dari [Ikrimah] dari [Ibnu Abbas] ia berkata, "Ketika para sahabat akan membuatkan lubang untuk Rasulullah Saw, mereka mengutus seseorang menemui Abu Ubaidah Ibnul Jarrah, dia adalah orang yang membuat lubang bagi penduduk Makkah. Sementara yang lain mengirim utusan menemui Abu Thalhah, dia adalah orang yang membuat lubang bagi penduduk Madinah, tetapi dengan model liang lahad. Lalu mereka mengutus untuk menjemput keduanya, para sahabat berkata, "Ya Allah, berilah mana yang lebih baik bagi Rasul-mu". 


Akhirnya mereka dapat menemukan Abu Thalhah dan membawanya, sementara Abu Ubaidah tidak ditemukan. Kemudian Abu Thalhah membuatkan lubang untuk Rasulullah Saw. Ibnu Abbas berkata: "Ketika persiapan untuk Rasulullah Saw telah selesai pada hari Selasa, beliau diletakkan di atas kasur dalam rumahnya. Kemudian orang-orang masuk sekelompok demi sekelompok menshalati jenazah Rasulullah Saw. Setelah mereka selesai, para sahabat mempersilahkan kaum wanita untuk masuk (shalat), Setelah selesai mereka mempersilahkan anak-anak. Dan tidak ada seorang pun yang menjadi imam bagi orang-orang ketika menshalati Rasulullah Saw. 


Kaum muslimin berselisih di mana lubang Rasulullah akan digali, sebagian mengatakan, "Sebaiknya beliau dikubur dalam masjidnya", sebagian yang lain berkata, "Sebaiknya beliau dikubur bersama para sahabatnya". Lalu [Abu Bakar] berkata, "Aku pernah mendengar Rasulullah Saw bersabda: "Tidak ada seorang Nabi yang meninggal kecuali dikuburkan pada tempat ia meninggal. Ibnu Abbas berkata, Kasur Rasulullah Saw yang beliau wafat di atasnya diangkat, lalu mereka membuat lubang, setelah itu Nabi dikuburkan pada tengah malam di malam rabu. 


Sementara yang turun ke kuburan beliau adl Ali bin Abu Thalib, Al Fadll Ibnul Abbas, Qutsam saudaranya dan Syuqran mantan budak Rasulullah Saw. Aus bin Khauli -ia adalah Abu Laila- berkata kepada Ali bin Abu Thalib, Aku bersumpah kepada Allah dan kedudukan kami di sisi Rasulullah atas kamu (maksudnya: minta izin turun ke lubang beliau). Maka Ali pun berkata, turunlah! Syuqran adalah budak beliau, ia mengambil kain kasar yang pernah Rasulullah Saw kenakan, kemudian ia memasukkannya ke dalam kuburan beliau seraya berkata, Demi Allah, tak ada yang akan mengenakannya setelahmu, selamanya! maka kain itu pun dikubur bersama Rasulullah Saw. (HR. Ibnu Majah, No. 1617). [dutaislam.or.id/ab]


Selesai!

Iklan