Ilustrasi menggunakan akal secara optimal. Foto: istimewa. |
Dutaislam.or.id - Penggunaan akal dalam beragama Islam sangat penting karena Islam adalah agama yang mendorong umatnya untuk berpikir, merenung, dan mengambil pelajaran dari ciptaan Allah.
Dalam Al-Qur'an, banyak ayat yang menekankan pentingnya akal dalam memahami ajaran agama dan melihat tanda-tanda kekuasaan Allah di alam semesta. Salah satu ayat yang menekankan pentingnya menggunakan akal adalah:
اللَّهِ وَمَا أَنزَلَ اللَّهُ مِنَ السَّمَاءِ مِن مَّاءٍ فَأَحْيَا بِهِ الْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَبَثَّ فِيهَا مِن كُلِّ دَابَّةٍ وَتَصْرِيفِ الرِّيَاحِ وَالسَّحَابِ الْمُسَخَّرِ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ
Terjemah:
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, kapal yang berlayar di laut membawa apa yang bermanfaat bagi manusia, air yang Allah turunkan dari langit lalu dengan itu dihidupkannya bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia tebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir." (QS. Al-Baqarah: 164)
Menurut Imam Al-Qurthubi dalam tafsirnya, ayat ini menunjukkan bahwa Allah mengajak manusia untuk menggunakan akal mereka dalam merenungkan tanda-tanda kebesaran-Nya. Dengan memahami fenomena alam, manusia akan menyadari kekuasaan Allah yang Maha Pencipta. Al-Qurthubi menekankan bahwa akal adalah sarana penting untuk memahami tanda-tanda Allah dan memperkuat keimanan.
Imam Fakhruddin Ar-Razi juga dalam tafsirnya menggarisbawahi bahwa ayat ini mengajak manusia untuk menggunakan akal mereka agar tidak hanya menerima ajaran agama secara buta, melainkan dengan pemahaman yang mendalam dan berakal. Hal ini menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang tidak hanya berbasis pada wahyu, tetapi juga mendukung penggunaan akal sebagai instrumen untuk memperkuat keyakinan dan pemahaman akan wahyu tersebut.
Ayat lain yang senada:
وَسَخَّرَ لَكُمُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومُ مُسَخَّرَاتٌ بِأَمْرِهِ ۗ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ
Terjemah:
"Dan Dia menundukkan untukmu malam dan siang, matahari dan bulan, dan bintang-bintang ditundukkan dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang menggunakan akal." (QS. An-Nahl: 12)
Ibnu Katsir dalam tafsirnya menyatakan bahwa dalam ayat ini, Allah mengingatkan manusia bahwa segala sesuatu yang ada di alam ini diciptakan untuk kepentingan mereka, dan untuk memahami ini, mereka harus menggunakan akal mereka.
Bagi orang yang berpikir dan merenungkan, segala fenomena alam ini adalah bukti nyata dari kekuasaan dan kasih sayang Allah. Ibnu Katsir menekankan bahwa penggunaan akal merupakan salah satu ciri orang yang beriman, karena mereka mampu melihat tanda-tanda keesaan Allah melalui pengamatan dan perenungan.
Penekanan Pentingnya Akal dalam Islam
Islam tidak hanya mengandalkan iman secara membabi buta, melainkan juga mendorong umatnya untuk menggunakan akal. Hal ini terlihat dalam ajaran-ajaran yang meminta manusia untuk merenungkan, mempelajari, dan mengambil hikmah dari ciptaan Allah. Akal menjadi alat yang membantu manusia untuk memahami syariat Allah dan memperdalam keyakinan mereka terhadap kebesaran-Nya.
Para ulama seperti Al-Ghazali dalam karya-karyanya juga menekankan pentingnya akal dalam agama. Al-Ghazali berpendapat bahwa akal yang sehat tidak akan bertentangan dengan wahyu, dan keduanya harus berjalan seiring dalam membimbing kehidupan manusia. Akal berfungsi sebagai alat untuk memahami wahyu dan menemukan makna yang lebih dalam dari ajaran agama.
Dengan demikian, akal memainkan peran krusial dalam beragama Islam, tidak hanya sebagai sarana untuk memperkuat keimanan, tetapi juga sebagai sarana untuk memahami dan mendalami ajaran Islam lebih mendalam. [dutaislam.or.id/ai/ab]