Iklan

Iklan

,

Iklan

Hikmah Praktis Asma'ul Husna Al-Qabidl (الْقَابِضُ) - Maha Menyempitkan

Duta Islam #02
16 Okt 2024, 12:34 WIB Ter-Updated 2024-10-16T05:34:39Z
Download Ngaji Gus Baha
hikmah asmaul husna al-qobidl yang artinya maha menyempitkan
Allah Al-Qobidl - Maha Menyempitkan.


Dutaislam.or.id - Al-Qabidl (الْقَابِضُ) adalah salah satu dari Asmaul Husna, yaitu nama-nama Allah Swt yang indah dan menunjukkan sifat-sifat-Nya yang sempurna. Secara harfiah, "Al-Qabidl" berarti "Yang Menyempitkan" atau "Yang Menggenggam." 


Dalam konteks yang lebih luas, Al-Qabidl berarti Allah Swt adalah Dzat yang dapat menahan, mengurangi, atau menyempitkan rezeki, rahmat, atau kekuasaan kepada makhluk-Nya sesuai dengan kehendak dan hikmah-Nya.


Al-Qabidl juga bermakna Allah Swt yang menahan jiwa, mengambil ruh seseorang saat kematian, serta menahan dan menyempitkan hati manusia. Namun, sifat ini tidak menunjukkan kezaliman atau kekerasan, melainkan bentuk keadilan, hikmah, dan kasih sayang Allah Swt terhadap hamba-hamba-Nya. 


Al-Qabidl merupakan salah satu nama Allah Swt yang berpasangan dengan Al-Basith (الْبَاسِطُ) yang berarti "Yang Melapangkan," menunjukkan keseimbangan sifat Allah Swt dalam menyempitkan dan melapangkan.


Nama Allah Swt Al-Qabidl tidak disebutkan secara eksplisit dalam Al-Qur'an sebagai nama, tetapi maknanya dapat ditemukan dalam beberapa ayat yang menunjukkan tindakan menyempitkan yang dilakukan oleh Allah Swt. Salah satu ayat yang terkait dengan sifat Al-Qabidl adalah:


قُلْ إِنَّ رَبِّي يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَقْدِرُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ


Terjemah:

"Katakanlah: 'Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan (rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki). Tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.'" (QS. Saba: 36)


Ayat ini menjelaskan bahwa Allah Swt memiliki kekuasaan mutlak dalam memberikan atau menahan rezeki. Ketika Allah Swt menyempitkan rezeki, bukan berarti Allah tidak sayang kepada hamba-Nya, melainkan sebagai bentuk ujian atau hikmah yang terkandung di dalamnya.


Penjelasan Ulama Mengenai Asma' Al-Qabidl

Para ulama telah memberikan penjelasan mendalam mengenai sifat Al-Qabidl ini. Berikut adalah beberapa penjelasan dari ulama mengenai Al-Qabidl:


Dalam tafsirnya, Ibnu Katsir menjelaskan bahwa sifat Al-Qabidl menunjukkan kekuasaan Allah Swt dalam mengatur rezeki manusia. Allah Swt yang menahan rezeki atau karunia-Nya dari seseorang sebagai bentuk ujian atau kasih sayang. Dalam beberapa keadaan, Allah Swt mungkin menahan rezeki untuk menguji kesabaran dan keteguhan iman seseorang.


Al-Ghazali dalam kitabnya "Al-Maqshadul Asna" menjelaskan bahwa Al-Qabidl menunjukkan bahwa Allah Swt yang menahan dan menyempitkan rezeki sebagai bentuk ujian bagi hamba-Nya. Ini adalah cara Allah Swt mendidik hamba-Nya agar selalu bergantung kepada-Nya dan menyadari bahwa segala sesuatu berasal dari Allah Swt. Al-Ghazali juga menjelaskan bahwa tindakan menahan ini adalah bagian dari hikmah Allah Swt yang lebih besar, yang mungkin tidak selalu dapat dipahami oleh manusia.


Dalam karya-karyanya pula, Ibn Qayyim seringkali menyoroti keseimbangan antara Al-Qabidl dan Al-Basith. Ia menekankan bahwa kedua sifat ini menunjukkan kesempurnaan Allah Swt dalam pengaturan-Nya atas alam semesta. 


Ibn Qayyim menjelaskan bahwa Allah Swt menahan sesuatu bukan karena kekurangan atau kelemahan, tetapi karena hikmah yang lebih besar. Misalnya, Allah Swt menahan rezeki seseorang agar orang tersebut dapat lebih mendekatkan diri kepada-Nya melalui doa dan ibadah.


Hikmah Praktis dari Asma' Al-Qabidl

Mengetahui dan memahami sifat Allah Swt Al-Qabidl memberikan beberapa hikmah dan pelajaran penting bagi umat Muslim, antara lain:


Ketawakalan kepada Allah Swt

Mengetahui bahwa Allah Swt adalah Al-Qabidl mengajarkan kita untuk selalu tawakal dan bergantung kepada-Nya dalam segala hal. Allah Swt yang memiliki kekuasaan mutlak atas rezeki dan kehidupan kita. Dengan demikian, kita harus selalu bersabar dan tetap yakin bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah atas izin dan hikmah Allah Swt.


Meningkatkan Ketaatan dan Keimanan

Ketika Allah Swt menahan rezeki atau memberikan ujian berupa kesulitan, ini adalah kesempatan bagi hamba untuk meningkatkan ketaatan dan keimanan mereka. Ujian dari Allah Swt merupakan cara untuk membersihkan dosa dan mendekatkan diri kepada-Nya.


Mensyukuri Nikmat yang Diberikan

Dengan memahami bahwa Allah Swt bisa menahan dan menyempitkan rezeki, kita menjadi lebih sadar akan nikmat-nikmat yang telah diberikan. Kesadaran ini mendorong kita untuk lebih bersyukur dan tidak mengambil nikmat Allah Swt sebagai sesuatu yang biasa.


Sikap Adil dalam Kehidupan

Sifat Al-Qabidl mengajarkan kita untuk bersikap adil dan bijaksana dalam kehidupan. Allah Swt menahan atau melapangkan sesuatu berdasarkan hikmah dan pengetahuan-Nya yang sempurna. Hal ini mengajarkan kita untuk tidak cepat berprasangka buruk ketika mengalami kesulitan, karena mungkin ada kebaikan yang tersembunyi di balik ujian tersebut.


Para ulama telah menjelaskan dengan baik bahwa sifat ini tidak menunjukkan kekerasan atau kezaliman, melainkan bentuk kasih sayang dan pendidikan dari Allah Swt kepada hamba-hamba-Nya. Dengan demikian, seorang Muslim diharapkan dapat mengambil pelajaran dan hikmah dari sifat ini dalam segala aspek kehidupannya. [dutaislam.or.id/ai/ab]

Iklan