Iklan

Iklan

,

Iklan

Kisah Kaum Quraisy yang Kelaparan Setelah Memboikot Rasulullah Saw

Duta Islam #08
6 Okt 2024, 14:38 WIB Ter-Updated 2024-10-06T07:38:10Z
Download Ngaji Gus Baha
kaum quraisy kelaparan karena menyiksa pengikut nabi
Ilustrasi paceklik kekeringan di Quraisy. Foto: istimewa.


Dutaislam.or.id - Pada masa awal dakwah Rasulullah Saw di Makkah, beliau menghadapi perlawanan yang sangat keras dari kaum Quraisy. Mereka tidak hanya menolak seruan Islam, tetapi juga melakukan berbagai bentuk penyiksaan, pengucilan, dan boikot ekonomi terhadap Nabi Saw dan pengikutnya. Meskipun demikian, Nabi Saw tetap teguh dalam menyampaikan risalah Islam dan berdoa agar Allah memberikan petunjuk kepada mereka.


Namun, setelah berbagai usaha dakwah tidak juga membuat kaum Quraisy beriman, Rasulullah Saw berdoa kepada Allah agar menurunkan azab kepada mereka, seperti yang pernah terjadi pada umat-umat sebelumnya yang durhaka kepada para nabi. Beliau berdoa agar mereka dihukum dengan kelaparan yang parah, sebagaimana yang pernah menimpa kaum Nabi Yusuf as.


Rasulullah Saw akhirnya berdoa kepada Allah Swt agar orang-orang Quraisy mengalami masa paceklik yang panjang sebagai bentuk peringatan dan azab ringan di dunia. Dalam sebuah riwayat dari Abdullah bin Mas'ud ra, Rasulullah Saw berdoa:


اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَيْهِمْ بِسَبْعٍ كَسَبْعِ يُوسُفَ


Terjemah:

"Ya Allah, timpakanlah kepada mereka (kaum Quraisy) kekeringan selama tujuh tahun, seperti tujuh tahun masa kekeringan yang menimpa kaum Yusuf."


Allah pun mengabulkan doa Rasulullah Saw, dan terjadi paceklik yang sangat parah di Makkah. Hujan tidak turun selama beberapa waktu yang cukup lama, tanah-tanah menjadi kering, tumbuh-tumbuhan mati, dan hasil panen pun gagal. Paceklik ini menyebabkan kelaparan besar di kalangan penduduk Makkah, termasuk orang-orang Quraisy yang selama ini menentang Rasulullah Saw.


Kelaparan ini begitu parah hingga membuat mereka memakan bangkai, dedaunan kering, dan apapun yang bisa mereka temukan untuk bertahan hidup. Bahkan, disebutkan bahwa mereka melihat seolah-olah ada asap di antara langit dan bumi karena penglihatan mereka menjadi kabur akibat rasa lapar yang sangat mencekam.


Riwayat dari Abdullah bin Mas'ud ra menyebutkan:


"Orang-orang Quraisy dilanda kelaparan hingga mereka melihat sesuatu seperti kabut atau asap di antara langit dan bumi karena pengaruh rasa lapar yang sangat."


Atas peristiwa kelaparan ini, Allah Swt menurunkan ayat dalam Surah Ad-Dukhan:


فَارْتَقِبْ يَوْمَ تَأْتِي السَّمَاءُ بِدُخَانٍ مُّبِينٍ ۝ يَغْشَى النَّاسَ ۖ هَٰذَا عَذَابٌ أَلِيمٌ


Terjemah:

"Maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut yang nyata. Yang meliputi manusia. Inilah azab yang pedih." (QS. Ad-Dukhan: 10-11)


Ayat ini menggambarkan dukhan (asap atau kabut) yang dilihat oleh kaum Quraisy saat mereka dalam keadaan lapar parah. Karena rasa lapar yang mencekik, mereka seolah-olah melihat kabut atau asap yang menutupi pandangan mereka. Ini merupakan tanda dari azab Allah yang meliputi seluruh kaum Quraisy pada saat itu.


Setelah mereka mengalami penderitaan yang sangat berat, para pemuka Quraisy, termasuk Abu Sufyan, yang merupakan salah satu pemimpin kaum musyrik, akhirnya mendatangi Rasulullah Saw. 


Mereka meminta kepada beliau agar berdoa kepada Allah untuk mengangkat azab kelaparan yang menimpa mereka. Mereka mengakui bahwa keadaan tersebut sangatlah buruk, dan hanya doa Nabi Saw yang dapat menolong mereka.


Abu Sufyan berkata kepada Rasulullah Saw:


"Wahai Muhammad, kamu mengajak untuk berbuat baik kepada Allah dan kepada kerabat. Kaummu kini binasa, maka berdoalah kepada Allah untuk kami".


Meskipun mereka telah menyakiti Rasulullah Saw dengan berbagai cara, hati beliau tetap penuh dengan kasih sayang. Rasulullah Saw pun berdoa kepada Allah agar mengangkat bencana kelaparan tersebut, dan Allah mengabulkan doa beliau. 


Hujan pun turun, dan mereka kembali memperoleh makanan. Namun, setelah keadaan membaik, banyak dari mereka yang kembali kepada kekafiran dan tetap menentang dakwah Islam.


Meski azab kelaparan sudah diangkat, sebagian besar kaum Quraisy kembali kepada sikap keras kepala mereka. Mereka tetap tidak mau beriman, bahkan tetap melanjutkan penindasan terhadap kaum Muslimin. Allah kemudian menurunkan ancaman yang lebih besar bagi mereka di akhirat kelak. 


Ayat berikut dalam Surah Ad-Dukhan menegaskan bahwa meskipun mereka telah diselamatkan dari kelaparan, mereka tetap akan menghadapi azab di akhirat jika terus berada dalam kekafiran:


إِنَّا كَاشِفُو الْعَذَابِ قَلِيلًا إِنَّكُمْ عَائِدُونَ ۝ يَوْمَ نَبْطِشُ الْبَطْشَةَ الْكُبْرَىٰ إِنَّا مُنتَقِمُونَ


Terjemah:

"Sesungguhnya Kami akan melenyapkan azab itu sedikit saja (tetapi) sesungguhnya kamu akan kembali (kafir). Pada hari Kami menghantam mereka dengan hantaman yang keras. Sesungguhnya Kami adalah Maha Pembalas." (QS. Ad-Dukhan: 15-16)


Allah mengancam bahwa jika mereka kembali kepada kekafiran setelah diselamatkan dari bencana kelaparan, maka mereka akan menghadapi balasan yang lebih dahsyat di hari kiamat.


Peristiwa ini menggambarkan sikap keras kepala kaum Quraisy yang menolak dakwah Rasulullah Saw, sehingga Allah memberikan hukuman berupa kelaparan dan kesulitan yang sangat parah. [dutaislam.or.id/ai/ab]

Iklan

close
Iklan Flashdisk Gus Baha