Iklan

Iklan

,

Iklan

Kisah Ummu Kultsum, Putri Rasulullah yang Diceraikan Utaibah bin Abu Lahab

Duta Islam #05
13 Okt 2024, 13:28 WIB Ter-Updated 2024-10-13T06:28:32Z
Download Ngaji Gus Baha
kisah inspirasi dari ummu kultsum putri rasulullah
Ilustrasi putri. Foto: istimewa.


Dutaislam.or.id - Ummu Kultsum, putri rasulullah Saw dan adik dari Ruqayyah ra, memiliki kisah hidup yang penuh dengan ujian, namun juga sarat dengan ketabahan. Sebelum datangnya Islam, Ummu Kultsum dinikahkan dengan Utaibah bin Abu Lahab, saudara dari Utbah yang sebelumnya menikahi Ruqayyah


Keduanya hidup dalam lingkungan keluarga besar Abu Lahab, musuh besar Rasulullah Saw dan dakwah Islam. Ketika wahyu turun kepada Nabi Muhammad Saw, Ummu Kultsum dan saudara-saudaranya menerima Islam dengan penuh keyakinan, sementara keluarga suaminya, terutama Abu Lahab, justru menjadi penentang utama ajaran yang dibawa Rasulullah Saw.


Ketika Allah Swt menurunkan surat Al-Lahab yang mengutuk Abu Lahab, kemarahan Abu Lahab memuncak. Ia memaksa anaknya, Utaibah, untuk menceraikan Ummu Kultsum dengan perintah yang kejam: "Kepalaku tidak halal bagimu selama kamu masih bersama putri Muhammad". 


Utaibah pun menceraikan Ummu Kultsum tanpa alasan, bahkan dengan penuh kebencian, ia menghina Rasulullah Saw. Mendengar hal ini, Rasulullah Saw berdoa agar Utaibah dihukum oleh Allah, dan doanya dikabulkan. Dalam sebuah perjalanan, Utaibah diserang seekor singa yang ganas, dan ia mati dalam keadaan tragis, menjadi bukti nyata atas kuasa doa Nabi Saw.


Baca: Kisah Matinya Utbah bin Abi Lahab Dimakan Anjing Buas


Setelah diceraikan, Ummu Kultsum kembali ke rumah ayahnya dan tinggal bersama keluarga Rasulullah Saw di Makkah. Ia turut serta dalam hijrah ke Madinah, mengikuti jejak kaum muslimin yang lain. 


Seperti Ruqayyah, Ummu Kultsum menjalani perjalanan hidup yang serupa— menikah dengan saudara laki-laki yang memiliki nama serupa, Utbah dan Utaibah, dan menghadapi perceraian pada hari yang sama.


Setelah kematian Ruqayyah, Utsman bin Affan ra menikahi Ummu Kultsum pada bulan Rabi'ul Awwal tahun ke-3 Hijriyah. Pernikahan ini membawa kebahagiaan meskipun mereka tidak dikaruniai anak. Ummu Kultsum hidup bersama Utsman hingga ia meninggal dunia pada bulan Sya'ban tahun ke-9 Hijriyah. 


Rasulullah Saw sangat mencintai Utsman, bahkan Beliau berkata, "Seandainya aku memiliki sepuluh putri, aku akan tetap menikahkan mereka dengan Utsman."


Ummu Kultsum dikenal sebagai wanita yang cantik dan anggun. Ia menyukai pakaian sutra bergaris dan selalu tampil sederhana namun elegan. Ketika ia meninggal, jenazahnya dimandikan oleh Asma' binti Umais dan Shafiah binti Abdul Muthalib. 


Jenazah Ummu Kultsum diletakkan di atas keranda yang terbuat dari batang pohon palem segar, sebagai simbol penghormatan pada sosoknya yang mulia. Rasulullah Saw hadir di pemakamannya dengan mata yang berlinang air mata. 


Beliau duduk di tepi kubur Ummu Kultsum dan berkata kepada para sahabat, "Siapa di antara kalian yang tidak bercampur dengan istrinya tadi malam?" Abu Thalhah ra menjawab, "Aku, ya Rasulullah." Maka, Rasulullah Saw memintanya turun untuk menguburkan Ummu Kultsum.


Kisah hidup Ummu Kultsum menggambarkan seorang wanita yang penuh keteguhan, meski diuji dengan cobaan berat. Ia menjalani hidup dalam bayang-bayang permusuhan, perceraian, dan kematian, namun tetap tegar di jalan iman. 


Kedekatannya dengan Rasulullah Saw, cintanya yang tulus terhadap suaminya, dan keteguhannya dalam beragama menjadikannya sosok teladan yang patut dikenang dalam sejarah Islam. [dutaislam.or.id/ab]

Iklan

close
Iklan Flashdisk Gus Baha