Iklan

Iklan

,

Iklan

Kitab Khashaishul Ummatil Muhammadiyah (PDF-Drive) - Sayyid Muhammad

Duta Islam #07
14 Okt 2024, 14:16 WIB Ter-Updated 2024-10-14T07:16:19Z
Download Ngaji Gus Baha
kitab khosoisul ummatil muhammadiyah pdf drive
Kitab Khasha'isul Ummat Muhammadiyah PDF.


Dutaislam.or.id - Kitab-kitab karya Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki, seorang ulama besar, kerap kali menampilkan pola yang unik dalam penerbitannya. Beberapa dari karya beliau tampaknya memiliki isi yang serupa, meskipun disajikan dengan judul dan bentuk yang berbeda. 


Contohnya adalah dua kitab beliau yang terkenal, yaitu Syarah Mandzumat Al-Waraqat Fi Ushulil Fiqih dan Al-Qawaidul Asasiyah Fi Ushulil Fiqih, dimana keduanya memiliki kandungan yang hampir identik. Satu-satunya perbedaan yang mencolok adalah nama kitab dan bentuk nadzom pada Syarah Mandzumat Al-Waraqat.


Fenomena serupa juga ditemukan dalam karya lainnya, seperti kitab Khashaishul Ummatil Muhammadiyah dan Syaraful Ummatil Muhammadiyah. Keduanya membahas keistimewaan umat Nabi Muhammad Saw, dan meskipun isinya sama, penerbitan keduanya dilakukan dalam rentang waktu yang berbeda. 


Khashaishul Ummatil Muhammadiyah dicetak pada tahun 2000 M/1421 H sebagai edisi kedua, sementara Syaraful Ummatil Muhammadiyah baru diterbitkan tujuh tahun kemudian, pada tahun 2007 M. Menariknya, kedua kitab ini berasal dari penulis yang sama, tetapi dengan judul yang berbeda.


Hal ini menimbulkan pertanyaan: mengapa ada dua kitab dengan isi yang sama tetapi judul berbeda? Apakah ini sengaja dilakukan oleh Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki untuk menarik perhatian pembaca yang berbeda? Atau mungkinkah terdapat konteks tertentu dalam penulisan ulang dengan judul berbeda yang belum sepenuhnya kita pahami?


Misteri ini mengundang refleksi lebih dalam, terutama bagi para pembaca yang mengikuti karya-karya ulama besar seperti Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki. 


Salah satu kemungkinan adalah bahwa perbedaan judul mencerminkan pendekatan yang berbeda untuk audiens atau situasi tertentu, atau mungkin upaya untuk menyegarkan karya klasik agar lebih relevan di era yang berbeda. Namun, tanpa penjelasan langsung dari penulis, hal ini tetap menjadi teka-teki menarik bagi mereka yang mengkaji karya-karya beliau.


Dengan demikian, kita tidak hanya dihadapkan pada karya yang mendalam secara substansi, tetapi juga fenomena literatur yang mengajak kita untuk berpikir tentang alasan di balik penerbitan ulang yang terlihat serupa namun memiliki identitas tersendiri.


Bila Anda tertarik membacanya, silakan:



Semoga bermanfaat. [dutaislam.or.id/ab]

Iklan