Makna Asmaul Husna Al-Warits - Maha Mewarisi. |
Dutaislam.or.id - Asma'ul Husna, nama-nama Allah Swt yang indah dan penuh makna, mengandung berbagai aspek dari keagungan dan kesempurnaan Allah Swt. Salah satu dari nama-nama tersebut adalah Al-Warits (الوارث), yang berarti "Yang Maha Mewarisi" atau "Yang Maha Pewaris".
Nama ini mengandung makna bahwa Allah Swt adalah Dzat yang mewarisi dan memiliki segala sesuatu setelah semua makhluk ciptaan-Nya tiada. Dalam Islam, pemahaman tentang Allah Swt sebagai Al-Warits mengajarkan manusia akan kefanaan segala sesuatu selain Allah Swt dan hakikat kepemilikan yang sejati.
Secara bahasa, Al-Warits berasal dari kata "ورث" (waratsa), yang berarti "mewarisi" atau "menjadi pewaris". Dalam konteks Asma'ul Husna, Al-Warits mengandung makna bahwa Allah Swt adalah satu-satunya Dzat yang tetap ada setelah segala sesuatu yang ada di dunia ini berakhir. Allah Swt adalah Pemilik hakiki dari segala sesuatu, dan semua makhluk serta harta benda yang ada pada mereka adalah milik-Nya yang akan kembali kepada-Nya.
Ketika manusia meninggal, mereka meninggalkan harta, kekuasaan, dan segala yang mereka miliki di dunia ini. Namun, semua itu bukanlah kepemilikan mutlak mereka, karena Allah Swt adalah Pewaris sejati dari segala sesuatu. Allah-lah yang tetap memiliki dan menguasai segala sesuatu setelah kematian manusia dan kehancuran dunia.
Dalil Al-Qur'an tentang Al-Warits
Al-Qur'an mengandung beberapa ayat yang menjelaskan sifat Allah Swt sebagai Al-Warits. Salah satu ayat yang menegaskan hal ini adalah:
وَإِنَّا لَنَحْنُ نُحْيِي وَنُمِيتُ وَنَحْنُ الْوَارِثُونَ
Terjemah:
"Dan sesungguhnya Kami yang menghidupkan dan mematikan dan Kami (pula) yang mewarisi (segala sesuatu)." (QS. Al-Hijr: 23)
Ayat ini menekankan bahwa Allah Swt adalah Dzat yang menghidupkan dan mematikan, dan pada akhirnya Dia-lah yang akan mewarisi segala sesuatu. Semua makhluk dan harta benda pada akhirnya akan kembali kepada-Nya.
Dalam ayat lain, Allah Swt berfirman:
وَلِلَّهِ مِيرَاثُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۗ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
Terjemah:
"Dan hanya milik Allah Swt-lah warisan (yang ada) di langit dan di bumi, dan Allah Swt Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Hadid: 10)
Ayat ini menegaskan bahwa segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi adalah milik Allah Swt, dan Dia adalah Pewaris dari semua itu. Tidak ada satu pun makhluk yang memiliki sesuatu secara mutlak, karena Allah Swt adalah Pemilik dan Pewaris segala sesuatu.
Para ulama memberikan berbagai penjelasan tentang makna dan implikasi dari nama Allah Swt, Al-Warits. Imam Al-Ghazali dalam karyanya "Al-Maqsadul Asna fi Syarhi Asma' Allah Al-Husna" menjelaskan bahwa Al-Warits adalah Dzat yang tetap ada ketika semua makhluk-Nya binasa.
Beliau menekankan bahwa kepemilikan manusia atas harta benda di dunia ini hanyalah sementara, karena pada akhirnya semua itu akan kembali kepada Allah Swt sebagai Pewaris sejati.
Ibnu Katsir dalam tafsirnya menguraikan bahwa Allah Swt sebagai Al-Warits menunjukkan bahwa setelah semua makhluk mati dan dunia ini berakhir, Allah-lah yang tetap memiliki dan menguasai segalanya. Beliau menekankan bahwa manusia harus sadar akan kefanaan hidup dan hakikat kepemilikan yang sementara di dunia ini.
Imam Al-Qurthubi juga menegaskan bahwa Allah Swt sebagai Al-Warits berarti bahwa segala sesuatu pada akhirnya akan kembali kepada-Nya. Beliau mengingatkan bahwa manusia hanya diberikan amanah sementara atas harta dan kekuasaan di dunia, dan mereka harus menggunakannya sesuai dengan ketentuan Allah Swt, karena pada akhirnya semua itu akan diwariskan kembali kepada-Nya.
Al-Warits bagi Kehidupan Manusia
Pemahaman tentang Allah Swt sebagai Al-Warits membawa beberapa implikasi penting bagi kehidupan manusia. Pertama, nama ini mengajarkan manusia untuk menyadari kefanaan dunia dan segala isinya.
Harta, kekuasaan, dan semua yang dimiliki manusia hanyalah titipan sementara dari Allah Swt. Manusia tidak memiliki hak milik mutlak atas apa yang ada di dunia ini, dan semua itu akan kembali kepada Allah Swt sebagai Pewaris sejati.
Kedua, kesadaran akan Allah Swt sebagai Al-Warits seharusnya mendorong manusia untuk menggunakan harta dan kekuasaan yang dimiliki dengan penuh tanggung jawab. Manusia harus menyadari bahwa mereka hanya diberikan amanah untuk sementara waktu, dan mereka akan dimintai pertanggungjawaban atas bagaimana mereka menggunakan amanah tersebut. Oleh karena itu, harta dan kekuasaan harus digunakan sesuai dengan kehendak Allah Swt dan untuk kemaslahatan umat manusia.
Ketiga, pemahaman tentang Al-Warits mengajarkan manusia untuk tidak terikat secara berlebihan pada dunia. Segala sesuatu yang dimiliki manusia di dunia ini hanyalah sementara, dan manusia harus lebih fokus pada kehidupan akhirat yang kekal. Dengan menyadari bahwa segala sesuatu akan kembali kepada Allah Swt, manusia seharusnya lebih mementingkan investasi untuk kehidupan setelah mati melalui amal saleh dan ketaatan kepada Allah Swt.
Keempat, nama Al-Warits juga mengingatkan manusia akan pentingnya tawakal kepada Allah Swt. Karena Allah Swt adalah Pewaris sejati dari segala sesuatu, manusia harus menyerahkan segala urusan kepada-Nya dengan penuh kepercayaan dan keyakinan. Tawakal berarti bersandar sepenuhnya kepada Allah Swt dalam segala hal, sambil tetap berusaha dengan cara yang sesuai dengan syariat.
Dalam kehidupan yang sementara ini, hanya Allah Swt, Al-Warits, yang patut dijadikan tumpuan dan tujuan utama, karena hanya Dia yang akan tetap ada ketika segala sesuatu selain-Nya musnah. [dutaislam.or.id/ai/ab]