Komplek kuburan Yahudi di Eropa. Foto: istimewa. |
Dutaislam.or.id - Bani Israil adalah keturunan Nabi Ibrahim as. Ibrahim memiliki dua putra, yaitu Ismail dan Ishaq as. Keturunan Ismail melahirkan bangsa Arab Adnani, sedangkan Ishaq memiliki putra bernama Ya’qub as. Ya’qub kemudian dikenal sebagai Israil, sehingga keturunannya disebut sebagai Bani Israil.
Ketika berbicara tentang Bani Israil, perhatian kita mengarah pada keturunan Nabi Ya’qub, yaitu Yusuf as., Benyamin, dan 11 saudara Yusuf lainnya. Total anak-anak Nabi Ya’qub berjumlah 13 orang, sesuai dengan simbol matahari, bulan, dan 11 bintang yang muncul dalam mimpi Nabi Yusuf.
Mimpi tersebut menjadi cerminan jumlah anggota keluarga Nabi Ya’qub. Angka 13 kemudian dianggap sebagai angka istimewa oleh orang Yahudi hingga kini, bahkan banyak logo perusahaan besar yang menggunakan elemen angka ini.
Sifat-Sifat Bani Israil
Bani Israil secara umum memiliki dua karakter utama: sifat kebaikan dan sifat keburukan. Sifat keshalihan diwarisi dari keturunan Nabi Yusuf as., sedangkan sifat buruk berasal dari saudara-saudara Yusuf (yang seayah namun berbeda ibu).
Di antara saudara-saudara Yusuf, terlihat sifat-sifat seperti iri hati, tipu daya, dan kebohongan. Meski begitu, sifat-sifat ini hanya sebatas potensi, bukan takdir mutlak. Bahkan, menjelang akhir hayat Nabi Ya’qub, seluruh anak-anaknya berserah diri kepada agama tauhid, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an:
اَمْ كُنْتُمْ شُهَدَاۤءَ اِذْ حَضَرَ يَعْقُوْبَ الْمَوْتُۙ اِذْ قَالَ لِبَنِيْهِ مَا تَعْبُدُوْنَ مِنْۢ بَعْدِيْۗ قَالُوْا نَعْبُدُ اِلٰهَكَ وَاِلٰهَ اٰبَاۤىِٕكَ اِبْرٰهٖمَ وَاِسْمٰعِيْلَ وَاِسْحٰقَ اِلٰهًا وَّاحِدًاۚ وَنَحْنُ لَهٗ مُسْلِمُوْنَ
Terjemah:
Apakah kamu (hadir) menjadi saksi menjelang kematian Ya‘qub ketika dia berkata kepada anak-anaknya, “Apa yang kamu sembah sepeninggalku?” Mereka menjawab, "Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu: Ibrahim, Ismail, dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan (hanya) kepada-Nya kami berserah diri". (QS. Al-Baqarah: 133).
Ketika membahas Bani Israil, sebagian dari mereka dikenal sangat shalih, namun sebagian lainnya dikenal sangat durhaka. Setelah Islam datang, Bani Israil tidak lagi diizinkan mengikuti agama selain Islam.
Jika mereka menolak Islam, mereka dianggap sebagai orang-orang yang durhaka, tanpa toleransi sedikit pun sesuai dengan AlQur'an:
وَمَنْ يَّبْتَغِ غَيْرَ الْاِسْلَامِ دِيْنًا فَلَنْ يُّقْبَلَ مِنْهُۚ وَهُوَ فِى الْاٰخِرَةِ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ
Terjemah:
Siapa yang mencari agama selain Islam, sekali-kali (agamanya) tidak akan diterima darinya dan di akhirat dia termasuk orang-orang yang rugi. (QS. Ali Imran: 85).
Perjalanan Sejarah Bani Israil
Sejarah Bani Israil mulai terhubung dengan peradaban Mesir ketika Nabi Yusuf as. memainkan peran penting di sana. Berkat jasanya membantu bangsa Mesir menghadapi masa sulit, keturunan Ya’qub diberi wilayah luas di Kan’an oleh penguasa Mesir. Kan'an dipilih karena letaknya dekat dengan Mesir yang makmur, sementara wilayah asal mereka sering dilanda kelaparan.
Pada awalnya, keturunan Ya’qub sangat dihormati oleh penguasa Mesir. Namun, seiring waktu, hubungan antara bangsa Mesir dan keturunan Ya’qub memburuk. Alih-alih terus menghormati jasa Nabi Yusuf, bangsa Mesir justru menjadikan Bani Israil sebagai budak.
Setelah wafatnya Nabi Ya’qub dan Yusuf, Bani Israil mengalami penderitaan di bawah kekuasaan Mesir. Kondisi ini bisa terjadi karena sifat buruk Bani Israil sendiri atau kecenderungan bangsa Mesir untuk menindas.
Namun, jika melihat sikap adil penguasa Mesir terhadap Nabi Yusuf sebelumnya, kemungkinan besar penyebabnya adalah perilaku buruk dari Bani Israil itu sendiri. [dutaislam.or.id/ab]
Lanjut ke sambungan artikel berikutnya tentang Bani Israel, dengan judul: Masa Perbudakan Bani Israil di Mesir dan Kedurhakaan Mereka.