Iklan

Iklan

,

Iklan

Sejarah Yahudi Meruntuhkan Kekhilafahan Turki Ustmani

Duta Islam #05
17 Jan 2025, 04:07 WIB Ter-Updated 2025-01-16T21:22:47Z
Download Ngaji Gus Baha
sejarah yahudi meruntuhkan turki ustmani
Ilustrasi Turki Ustmani. Foto: istimewa.


Dutaislam.or.id - Setelah diusir dari Eropa, kaum Yahudi kembali mencari tempat perlindungan di negara-negara lain yang mau menerima mereka. Pada waktu itu, gelombang migrasi dari Eropa ke benua Amerika mulai terjadi setelah penemuannya oleh Columbus. Yahudi turut dalam migrasi ini, sehingga ketika Amerika merdeka dari Inggris, komunitas Yahudi sudah mapan di sana.


Benyamin Franklin, salah satu tokoh pendiri Amerika, memperingatkan rakyat Amerika tentang bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh kaum Yahudi. Ia menggambarkan mereka seperti bangsa “vampir” yang sulit hidup damai bersama bangsa lain. Franklin memberikan peringatan tersebut berdasarkan sejarah panjang sepak terjang Yahudi di Eropa. 


Namun, peringatan itu diabaikan oleh masyarakat Amerika. Akibatnya, apa yang ia khawatirkan menjadi kenyataan sekitar 400 tahun kemudian, dengan krisis finansial di Amerika sebagai salah satu akibat nyata dari sistem ekonomi berbasis riba yang dikembangkan oleh kaum Yahudi.


Yahudi di Era Turki Utsmani

Salah satu peristiwa sejarah yang jarang dibahas adalah kedatangan Yahudi ke wilayah Kekhalifahan Turki Utsmani. Peristiwa ini terjadi sekitar 700–800 tahun setelah masa Nabi Muhammad Saw. 


Pada waktu itu, kejahatan Yahudi di Madinah telah terlupakan. Kekhalifahan Turki Utsmani menerima kedatangan mereka dengan tangan terbuka, sesuai ajaran Islam yang memberikan kebebasan kepada Yahudi dan Nasrani untuk tinggal di wilayah Islam selama membayar jizyah.


Di bawah perlindungan Islam, Yahudi tidak dianiaya dan diperlakukan dengan manusiawi. Mereka mendapatkan hak-hak yang setara dengan warga negara lainnya. Tidak ada tempat di dunia yang memberikan penghormatan sebesar itu kepada Yahudi selain peradaban Islam. Akibatnya, kaum Yahudi hidup dengan perilaku yang lebih sopan dan tidak melakukan ritual-ritual keji seperti di masa lalu.


Namun, tanpa disadari, Yahudi menggunakan kebaikan Kekhalifahan Islam untuk mempersiapkan rencana-rencana kejahatan global mereka. Alih-alih menghormati kemurahan hati kekhalifahan, mereka merancang strategi untuk melemahkan dan menghancurkan peradaban Islam yang telah menjadi pelindung mereka.


Selain mengkhianati perlindungan Kekhalifahan Islam, Yahudi juga menyusun berbagai strategi untuk meruntuhkan peradaban Islam, di antaranya:


1. Penyebaran Filsafat Humanisme di Turki Utsmani

Yahudi mengirimkan banyak guru ke wilayah Turki Utsmani, bukan untuk menyebarkan prinsip kekafiran secara terang-terangan, melainkan menyebarluaskan filsafat humanisme ala Auguste Comte. 


Filsafat ini bertujuan mengikis nilai-nilai akidah Islam generasi muda Turki dan menggantinya dengan prinsip-prinsip kemanusiaan semata. Akibatnya, generasi muda kehilangan sifat Islami dan rasa hormat kepada Sultan Khilafah Islam. Hal ini menjadi landasan dukungan mereka terhadap gerakan Mustafa Kemal Ataturk yang meruntuhkan kekhalifahan.


2. Penguatan Nasionalisme Arab

Yahudi juga mendukung bangkitnya ideologi nasionalisme yang memecah belah umat Islam. Dengan tersebarnya ideologi ini, Khilafah Islamiyah menjadi lemah, dan persatuan umat tergantikan oleh egoisme berbasis etnis dan wilayah. Hal ini memudahkan Yahudi untuk mewujudkan impian mereka membangun “Kerajaan Yahudi” di Palestina.


Terbukti, negara-negara Arab kini terpecah menjadi wilayah-wilayah kecil yang saling bersaing dan berkonflik. Salah satu tokoh yang memainkan peran dalam memperkuat nasionalisme Arab adalah Jamaluddin Al-Afghani. 


Dia aktif mendorong kemerdekaan negara-negara Arab dari penjajahan asing, namun penelitian kemudian mengungkapkan bahwa ia adalah anggota setia Freemasonry. Gerakan yang ia dukung ternyata justru melemahkan semangat persatuan umat Islam, sehingga cita-cita membangun kembali Khilafah Islamiyah semakin sulit diwujudkan.


3. Penyebaran Demokrasi

Sebagai langkah menggantikan konsep Khilafah Islamiyah, Yahudi aktif mempromosikan paham demokrasi di seluruh dunia, termasuk di negeri-negeri Islam. Demokrasi, yang berlandaskan pada suara mayoritas, semakin mempersempit peluang kebangkitan umat Islam. Hal ini disebabkan oleh kecenderungan mayoritas manusia untuk mengikuti hawa nafsu, sehingga prinsip-prinsip kebenaran dan keadilan sering terabaikan.


4. Proyek Negara Israel

Yahudi menggerakkan semua jaringan politiknya, termasuk agen-agen di Amerika, Eropa, dan Timur Tengah, untuk mewujudkan pendirian negara Israel pada tahun 1948. Inggris memainkan peran penting melalui Deklarasi Balfour, sementara Amerika memberikan dukungan penuh secara ekonomi dan militer. 


Dalam forum diplomasi internasional, isu Holocaust dimanfaatkan untuk membangun citra sebagai korban dan mendapatkan simpati dunia. Dengan bantuan hak veto yang dimiliki Amerika dan Inggris di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Yahudi dengan leluasa merealisasikan ambisi politiknya.


5. Dominasi Global melalui Berbagai Sektor

Untuk melengkapi upayanya, kaum Yahudi memperluas kendali atas berbagai sektor strategis. Mereka menguasai media massa global, membangun satuan intelijen yang sangat canggih seperti Mossad, serta mendominasi pasar keuangan dunia melalui lembaga-lembaga seperti IMF dan Bank Dunia. Selain itu, mereka juga memengaruhi industri hiburan Hollywood, dunia akademis, riset, dan bahkan mode.


Yahudi juga memanfaatkan pengaruhnya untuk menyebarkan ideologi baru di kalangan umat Islam, yang dikenal dengan Sepilis (Sekularisme, Pluralisme, Liberalisme). Melalui strategi ini, mereka berhasil menggenggam kendali dunia. Bahkan negara besar seperti Amerika Serikat tunduk di bawah pengaruh mereka. [dutaislam.or.id/ab]



Iklan

close
Iklan Flashdisk Gus Baha